30.7 C
Surakarta
Friday, 24 March 2023

Digunakan untuk Buang Sampah Perusahaan, DLH Boyolali Tutup 2 Tempat Pembuangan Sementara

RADARSOLO.ID-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali menutup dua lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) di Desa Bakulan, Kecamatan Cepogo, dan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali Kota. Penyebabnya, TPS tersebut digunakan industri maupun perusahaan dan warga luar Boyolali.

“Sampah perusahaan sebagian masuk di TPS. Digunakan pihak pengelola jasa pengangkutan. Jadi yang membuang dari perusahaan, dari jauh, luar daerah. Bukan masyarakat sekitar,” ujar Kepala DLH Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani, Rabu (15/3/2023).

Wiwis juga menyayangkan efek timbulan sampah seperti di Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono belum lama ini efek pembiaran pembuangan sampah di TPS dengan konsep belum matang.

“Akhirnya kan sekarang menjamur seperti itu (timbulan sampah,red). DLH harus turun menyelesaikan itu dengan sistem control landfill di TPA (tempat pembuangan akhir),” jelasnya.

Mengantisipasi kejadian serupa, DLH mengorganisasi pemulung dengan membuat paguyuban Sayuk Rukun di TPA Winong. Mereka akan memilah sampah di TPA setempat maupun TPS. Sampah-sampah plastik, seperti botol dan lainnya yang bernilai ekonomis bisa dijual kembali. (rgl/wa)

 






Reporter: Ragil Listiyo

RADARSOLO.ID-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali menutup dua lokasi tempat pembuangan sementara (TPS) di Desa Bakulan, Kecamatan Cepogo, dan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali Kota. Penyebabnya, TPS tersebut digunakan industri maupun perusahaan dan warga luar Boyolali.

“Sampah perusahaan sebagian masuk di TPS. Digunakan pihak pengelola jasa pengangkutan. Jadi yang membuang dari perusahaan, dari jauh, luar daerah. Bukan masyarakat sekitar,” ujar Kepala DLH Boyolali Wiwis Trisiwi Handayani, Rabu (15/3/2023).

Wiwis juga menyayangkan efek timbulan sampah seperti di Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono belum lama ini efek pembiaran pembuangan sampah di TPS dengan konsep belum matang.

“Akhirnya kan sekarang menjamur seperti itu (timbulan sampah,red). DLH harus turun menyelesaikan itu dengan sistem control landfill di TPA (tempat pembuangan akhir),” jelasnya.

Mengantisipasi kejadian serupa, DLH mengorganisasi pemulung dengan membuat paguyuban Sayuk Rukun di TPA Winong. Mereka akan memilah sampah di TPA setempat maupun TPS. Sampah-sampah plastik, seperti botol dan lainnya yang bernilai ekonomis bisa dijual kembali. (rgl/wa)

 






Reporter: Ragil Listiyo

Populer

Berita Terbaru

spot_img