RADARSOLO.ID– Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pemkab Boyolali mendistribusikan bantuan seberat 7 ton hijauan pakan ternak (HPT) untuk Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Bantuan lainnya berupa 2 ton pelet konsentrat untuk Desa Klakah, dan 5 ton jenis pakan serupa ke Desa Jrakah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Diketahui, tiga desa tersebut terdampak abu vulkanis Gunung Merapi cukup parah.
“Kalau dari Pemkab Boyolali ada bantuan tidak terduga (BTT). Masih kami susun strategi penyaluran bantuannya. Kami akan fasilitasi untuk bantuan pemulihan perekonomian, peternakan dan pertanian,” terang Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Boyolali Insan Adi Asnomo, Rabu (15/3/2023).
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali Lusia Dyah Suciati mengatakan, abu vulkanis Merapi membuat rumput pakan ternak tak layak konsumsi. Terutama di Desa Tlogolele, Klalah dan Jrakah.
“Seberat 7 ton HPT itu bisa digunakan untuk dua hari, karena populasi sapi di Tlogolele ada 800-an ternak. Mudah-mudahan bisa hujan deras lagi. Tapi memang (rumput terdampak abu vulkanis) tidak layak dikonsumsi, karena memang mengganggu pernapasan,” jelasnya.
Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakan Boyolali Afiany Rifdania menambahkan, pemeriksaan kesehatan hewan ternak belum bisa dilakukan minggu ini. Karena dampak abu vulkanis pada kesehatan hewan belum terlihat.
Rencananya, dinas melakukan pemeriksaan kesehatan hewan pada pekan depan. Mengingat dampak pada ternak baru terlihat 1-2 minggu pasca mengonsumsi pakan terpapar abu vulkanis.
Sekretaris Desa Tlogolele Naigen Achtach mengatakan, selama ini pemberian pakan ternak tetap memanfaatkan rumput sekitar. Sebelum diberikan ke ternak, warga akan mengibaskannya terlebih dahulu rumput maupun dedaunan. Namun, tetap saja debu halus menempel.
Diketahui, populasi ternak paling banyak terdapat di Desa Klakah dengan 1.400 ekor sapi dan domba, Desa Jrakah 1.250 ekor sapi dan domba, lalu Tlogolele 1.100 ekor sapi dan domba. (rgl/wa)