RADARSOLO.ID – Bakso Malang Pak Slamet di timur Pasar Boyolali Kota menginjak usia 36 tahun. Dirintis sejak 1987, Bakso Pak Slamet memiliki dua cabang yang terletak di Jalan Pandanaran, Boyolali Kota.
Setiap hari, 750 mangkok bakso ludes. Selain itu, pada hari jadi kios pertama, Bakso Malang Pak Slamet mengadakan tasyakuran dan Jumat berkah dengan mengundang anak yatim piatu.
Kemarin siang, ratusan anak yatim piatu mendatangi kios pertama Bakso Malang. Slamet, 59, dan sang istri, Sutini, 57, menyambut para tamu. Ada 300 anak yatim dan piatu di Boyolali Kota yang datang menggelar makan bersama dan diberikan santunan. Kegiatan ini memang rutin diadakan tiap hari jadi kedua kios tersebut. Yakni, setiap 17 Maret dan 15 Agustus.
Slamet mengakui sehari, dia bisa menjual 750 mangkok bakso. Kalau weekend bisa habis 100 kilogram daging, atau 1.500 mangkok. Harga mulai Rp 19 ribu untuk bakso, mi ayam Rp 11 ribu, dan soto Rp 10 ribu.
Pasca dilanda pandemi Covid-19, penjualan kembali naik. Sehari dia bisa menghabiskan 50 kilogram daging sapi. Bahkan saat akhir pekan bisa mencapai 100 kilogram daging sapi
Pelanggan setianya tak hanya dari Boyolali, namun juga dari luar kota. Bahkan anak dari Luhut Panjaitan, yakni Paulina Panjaitan termasuk langganan warung bakso ini. Menurutnya, pelanggan yang bertahan dikarenakan cita rasa yang tak berubah.
“Karena kami, yang dijaga daging segar, tempat bersih, nyaman, dan segar,” ujarnya.
Pembuatan bakso ternyata cukup panjang prosesnya.
”Rutinitas bangun pukul 03.30, lalu menyiapkan wajan dan menyalakan kompor untuk buat baksonya. Nanti, jam 07.00-08.00 sudah jadi gilingan dagingnya. Baru pada nyototi (membentuk jadi baso, red) bareng-bareng,” ungkapnya.
Bumbu dibuat cukup banyak, bahkan sekali buat bisa untuk beberapa hari. Pagi kuah dan mie juga disiapkan. Selain bakso, warung ini juga menjual mi ayam dan soto. (rgl/nik/dam)