32.7 C
Surakarta
Saturday, 3 June 2023

Mulai Bulan Ini, Perumda Air Minum Tirta Ampera Sesuaikan Tarif Langganan Air Bersih

RADARSOLO.ID– Tarif air minum dan abonemen Perumda Air Minum Tirta Ampera naik mulai Maret. Kenaikan tarif berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) karena tak mencapai full cost recovery (FCR) atau tidak ada keuntungan.

Tak hanya tarif, abonemen alias biaya berlangganan pelanggan Perumda Air Minum Tirta Ampera ikut naik. Saat ini, jumlah pelanggan pada akhir 2022 mencapai 65.567 rumah. Ditargetkan pelanggan tahun ini bertambah 2.403 sambungan rumah baru. Meski demikian, kegiatan sosial dan lingkungan berjalan rutin.

Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali Sunarno mengatakan, kenaikan tarif dan abonemen berdasarkan rekomendasi dari hasil audit BPK. Hasil audit dan pemeriksaan kinerja pada 2021 dan 2022, tarif yang berlaku saat ini belum FCR. Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali mengalami minus dari tarif yang berlaku. Yakni pada 2021, tarif rata-rata air sebesar Rp 5.770,36 per meter kubik. Sedangkan harga pokok produksi air sebesar Rp 5.776,52 per meter kubik.

”Kami selalu minus Rp 6,16 per meter kubik. Karena tarif rata-rata lebih rendah dari harga pokok produksi. Itu belum dikali berapa meter kubik yang digunakan pelanggan-pelanggan Pudam. Kami lihat ya, standar kebutuhan pokok air minum 10 meter kubik per kepala keluarga (KK) per bulan. Perorangnya butuh 60 liter per hari. Kalau sesuai Permendagri nomor 71 tahun 2016, penyesuaian tarif boleh. Asal tidak melampui 4 persen dari pendapatan masyarakat,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Solo, Selasa (21/3).

Selain itu, penyesuaian abonemen dan tarif sesuai dengan Perbup nomor 9 tahun 2023 tentang tarif air minum pada Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali. Hal tersebut menjadi landasan Perumda setempat untuk menyesuaikan tarif pelanggan. Karena selama tujuh tahun terakhir tidak ada kenaikan tarif. Apalagi, jika mengambil data 4 persen dari UMK Boyolali, Rp 2,1 juta. Maka batas kenaikan tarif maksimal senilai Rp 86,2 ribu. Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali berencana melakukan penyesuaian abonemen dan tarif air minum mulai bulan ini.

Untuk penyesuaian abonemen akan naik dari Rp 2 ribu -Rp 22 ribu. Rinciannya, kenaikan Rp 2 ribu menyasar sosial umum dan khusus, serta rumah tangga (RT) 1. Lalu, Rp 5 ribu menyasar RT 3 dan niaga serta indutri kecil. Kenaikan Rp 7 ribu menyasar RT 4, sekolah, instansi pemerintah, dan niaga besar. Lalu, kenaikan Rp 22 ribu hanya dikhususkan bagi industri besar.

”Kemudian, untuk tarif, golongan sosial umum, khusus, RT 1 dan 2 tidak ada kenaikan. Sedangkan golongan lainnya itu, tarif air minum naik Rp 250 / meter kubik. Kalau kita simulasikan pembayaran pasca naik ya, dengan asumsi kebutuhan air 10 meter kubik, selisih pembayarannya gak banyak. Paling hanya Rp 2 ribu sampai Rp 9,5 ribu. Itu perhitungan untuk golongan RT 1 – Rp 4 ya. Kalaupun dirupiahkan perbulan, golongan RT 4 hanya Rp 66 ribu. Artinya masih dibawah 4 perseb dari UMK,” terangnya.

Sunarno optimis, kenaikan tarif dan anbonemen tersebut bisa menutup FCR. Setidaknya, tarif rata-rata bisa lebih tinggi dari harga pokok produksi. “Proyeksi kita 2023, tarif rata-rata air senilai Rp 6.249,03/ meter kubik dan harga pokok produksi air senilai Rp 6.073,68 /meterkubik. Nah kita bisa dapat selisih plus Rp 175,35 /meter kubik,” jelasnya.

Selain itu, berbagai program sosial juga dilakukan Perumda Air Minum Tirta Ampera. Diantaranya, pembuatan sumur resapan dan penanaman pohon. Kedua program tersebut sudah dijalankan rutin sejak 2020 sampai sekarang. Lokasinya juga menyebar di Boyolali. (rgl/wa)






Reporter: Ragil Listiyo

RADARSOLO.ID– Tarif air minum dan abonemen Perumda Air Minum Tirta Ampera naik mulai Maret. Kenaikan tarif berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) karena tak mencapai full cost recovery (FCR) atau tidak ada keuntungan.

Tak hanya tarif, abonemen alias biaya berlangganan pelanggan Perumda Air Minum Tirta Ampera ikut naik. Saat ini, jumlah pelanggan pada akhir 2022 mencapai 65.567 rumah. Ditargetkan pelanggan tahun ini bertambah 2.403 sambungan rumah baru. Meski demikian, kegiatan sosial dan lingkungan berjalan rutin.

Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali Sunarno mengatakan, kenaikan tarif dan abonemen berdasarkan rekomendasi dari hasil audit BPK. Hasil audit dan pemeriksaan kinerja pada 2021 dan 2022, tarif yang berlaku saat ini belum FCR. Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali mengalami minus dari tarif yang berlaku. Yakni pada 2021, tarif rata-rata air sebesar Rp 5.770,36 per meter kubik. Sedangkan harga pokok produksi air sebesar Rp 5.776,52 per meter kubik.

”Kami selalu minus Rp 6,16 per meter kubik. Karena tarif rata-rata lebih rendah dari harga pokok produksi. Itu belum dikali berapa meter kubik yang digunakan pelanggan-pelanggan Pudam. Kami lihat ya, standar kebutuhan pokok air minum 10 meter kubik per kepala keluarga (KK) per bulan. Perorangnya butuh 60 liter per hari. Kalau sesuai Permendagri nomor 71 tahun 2016, penyesuaian tarif boleh. Asal tidak melampui 4 persen dari pendapatan masyarakat,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Solo, Selasa (21/3).

Selain itu, penyesuaian abonemen dan tarif sesuai dengan Perbup nomor 9 tahun 2023 tentang tarif air minum pada Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali. Hal tersebut menjadi landasan Perumda setempat untuk menyesuaikan tarif pelanggan. Karena selama tujuh tahun terakhir tidak ada kenaikan tarif. Apalagi, jika mengambil data 4 persen dari UMK Boyolali, Rp 2,1 juta. Maka batas kenaikan tarif maksimal senilai Rp 86,2 ribu. Perumda Air Minum Tirta Ampera Boyolali berencana melakukan penyesuaian abonemen dan tarif air minum mulai bulan ini.

Untuk penyesuaian abonemen akan naik dari Rp 2 ribu -Rp 22 ribu. Rinciannya, kenaikan Rp 2 ribu menyasar sosial umum dan khusus, serta rumah tangga (RT) 1. Lalu, Rp 5 ribu menyasar RT 3 dan niaga serta indutri kecil. Kenaikan Rp 7 ribu menyasar RT 4, sekolah, instansi pemerintah, dan niaga besar. Lalu, kenaikan Rp 22 ribu hanya dikhususkan bagi industri besar.

”Kemudian, untuk tarif, golongan sosial umum, khusus, RT 1 dan 2 tidak ada kenaikan. Sedangkan golongan lainnya itu, tarif air minum naik Rp 250 / meter kubik. Kalau kita simulasikan pembayaran pasca naik ya, dengan asumsi kebutuhan air 10 meter kubik, selisih pembayarannya gak banyak. Paling hanya Rp 2 ribu sampai Rp 9,5 ribu. Itu perhitungan untuk golongan RT 1 – Rp 4 ya. Kalaupun dirupiahkan perbulan, golongan RT 4 hanya Rp 66 ribu. Artinya masih dibawah 4 perseb dari UMK,” terangnya.

Sunarno optimis, kenaikan tarif dan anbonemen tersebut bisa menutup FCR. Setidaknya, tarif rata-rata bisa lebih tinggi dari harga pokok produksi. “Proyeksi kita 2023, tarif rata-rata air senilai Rp 6.249,03/ meter kubik dan harga pokok produksi air senilai Rp 6.073,68 /meterkubik. Nah kita bisa dapat selisih plus Rp 175,35 /meter kubik,” jelasnya.

Selain itu, berbagai program sosial juga dilakukan Perumda Air Minum Tirta Ampera. Diantaranya, pembuatan sumur resapan dan penanaman pohon. Kedua program tersebut sudah dijalankan rutin sejak 2020 sampai sekarang. Lokasinya juga menyebar di Boyolali. (rgl/wa)






Reporter: Ragil Listiyo

Populer

Berita Terbaru

spot_img