RADARSOLO.ID– Objek wisata air di Kabupaten Boyolali dipadati pengunjung, Rabu (22/3/2023). Jumlahnya mencapai ribuan orang. Mereka melakukan tradisi padusan jelang puasa Ramadan.
Mengantisipasi kejadian tak diinginkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mengerahkan tim reaksi cepat (TRC).
Objek wisata yang banjir pengunjung antara lain Umbul Nepen, Kecamatan Teras; Umbul Sungsang dan kompleks Umbul Tirtomarto, Kecamatan Banyudono, maupun Umbul Tlatar, Kecamatan Boyolali Kota.
Pantauan Jawa Pos di Umbul Sungsang, parkir kendaraan roda dua maupun roda empat meluber hingga ke jalan raya dan halaman sekolah setempat. Serupa terjadi di Umbul Tirtomarto, Pengging.
Kendaraan yang melaju di sekitar Banyudono, tepatnya mulai perempatan Ngangkruk hingga Alun-Alun Pengging, dan akes menuji umbul, padat merayap.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Rima Kusuma Prasetyaningrum memprediksi ada ribuan wisatawan yang datang untuk padusan. “Kami terjunkan TRC di setiap umbul. Karena pada tahun lalu ada yang tenggelam, meski nggak fatal. Itu menjadi pelajaran agar tak terulang. TRC ikut masuk kolam, jaga-jaga. Terutama mengawasi anak-anak,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Solo.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali Supana mengatakan, pelonggaran kegiatan pascapandemi berimbas pada kunjungan wisata air.
“Umbul Tlatar dikelola dinas dan desa. Kami targetkan kunjungan minimal 2 ribu orang per hari. Kami optimistis ya, karena sekarang kan sudah longgar. Animo masyarakat juga tinggi. Kunjungan wisatawan mulai normal lagi,” terang dia.
Timbul, pengelola Umbul Sungsang mengamini, tradisi padusan tahun ini sangat ramai. Kunjungan wisatawan naik lima kali lipat. Lebih dari 1.000 orang/ Karena animo tinggi, pihaknya membuka dua loket masuk di sisi barat dan timur.
“Sampai siang tadi ada 1.000-an pengunjung. Masuknya hanya Rp 6.000 per orang. Bebas akses empat kolam yang ada. Dari kolam anak-anak, Umbul Sungsang, Umbul Plempeng, dan aliran sungainya,” jelasnya.
Pelaku UMKM yang berjualan di sekitar kompleks Umbul Sungsang ikut panen.
Kadus I Desa Nepen, Kecamatan Teras, Utama Adhi Nugraha menjelaskan, tingkat kunjungan wisatawan ke Umbul Nepen naik hingga enam kali lipat. Biasanya pada akhir pekan hanya 500 orang, sedangkan Rabu siang mencapai 3.000 orang
“Tiketnya hanya Rp 3.000 per orang. Pengunjung berasal dari berbagai daerah. Ada yang sekadar padusan, ada pula yang ingin ikut tradisi kepokan. Dibanding tahun lalu, (jumlah pengunjung Umbul Nepen), lebih dari dua kali lipat. Tahun lalu kan masih pembatasan kegiatan masyarakat, ini sudah longgar, jadi banyak yang datang,” papar dia. (rgl/wa)