23.2 C
Surakarta
Monday, 5 June 2023

Loket Tiket Kawasan Wisata Jembatan Kaca Kemuning Digratiskan

RADARKARANGANYAR.COM – Pihak pengelola kawasan jembatan kaca Kemuning, Ngargoyoso akhirnya menutup loket tiket masuk menuju ke kawasan tersebut. Sebelumnya loket baru ini diprotes oleh warga.

Awal Januari, pengunjung yang akan masuk ke kawasan tersebut ditarik Rp 10.000 per orang. Kemudian untuk motor Rp 3.000 dan mobil Rp 10.000.

Pembebasan atau penggratisan tiket masuk ke kawasan Kemuning tersebut dilakukan setelah audiensi warga Kemuning yang berjualan di seputaran kawasan jembatan kaca, pemerintah desa Kemuning, PT Rumpun Sari Kemuning (RSK), PT The Lawu Grub sebagai pengembang kawasan lokasi wisata, pemerintah desa, kecamatan dan perwakilan Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Kamis (30/3/2023) siang.

Titis Sri Jawoto yang mewakili pemkab mengatakan, selain menutup dan membebaskan semua warga atau pengunjung masuk ke kawasan kebun teh Kemuning, musyawarah tersebut juga menghasilkan kesepakatan. Yakni pengecoran jalan, kemudian pemilik warung di kawasan jembatan kaca bebas memilih tetap menempati kiosnya masing-masing atau menempati kios baru yang dibuat pengelola.

”Ya ada beberapa kesepakatan tadi, yang paling utama adalah untuk menutup loket tiket masuk kawasan jembatan kaca,” kata Titis.

Direktur utama pengelola jembatan kaca Parmin Sastro mengungkapkan, jika loket masuk memang ditutup, maka akan merugikan bagi pemerintah kabupaten dan pemerintah desa setempat. Lantaran Pemkab Karanganyar mendapatkan bagi hasil dari pembelian tiket masuk kawasan Rp 500 per pengunjung, dan untuk pemerintah desa Rp 250.

”Ya kalau kalau ada kesepakatan dan warga menghendaki hal itu silahkan. Tapi otomatis untuk sharing bagi hasil dengan pemerintah kabupaten dan desa juga sudah tidak ada,” ungkapnya.

Salah seorang ketua paguyuban pedagang kawasan wisata Kemuning Rejeki Sempulur Suharno mengaku, setelah diberlakukannya tarif tiket masuk ke kawasan jembatan kaca, penghasilan pemilik warung di kawasan jembatan kaca mengalami penurunan yang cukup drastis.

”Ya kalau mereka yang punya usaha sampingan kecuali warung masih bisa bertahan mungkin mas. Tapi untuk yang usahanya cuma warung ya turun mas penghasilannya, karena wisatawan itu masuk sudah di tarik biaya Rp 10.000 sekaligus uang parkir Rp 3.000 per motor dan Rp 5.000 per mobil,” terang Harno. (rud/adi/dam)

RADARKARANGANYAR.COM – Pihak pengelola kawasan jembatan kaca Kemuning, Ngargoyoso akhirnya menutup loket tiket masuk menuju ke kawasan tersebut. Sebelumnya loket baru ini diprotes oleh warga.

Awal Januari, pengunjung yang akan masuk ke kawasan tersebut ditarik Rp 10.000 per orang. Kemudian untuk motor Rp 3.000 dan mobil Rp 10.000.

Pembebasan atau penggratisan tiket masuk ke kawasan Kemuning tersebut dilakukan setelah audiensi warga Kemuning yang berjualan di seputaran kawasan jembatan kaca, pemerintah desa Kemuning, PT Rumpun Sari Kemuning (RSK), PT The Lawu Grub sebagai pengembang kawasan lokasi wisata, pemerintah desa, kecamatan dan perwakilan Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Kamis (30/3/2023) siang.

Titis Sri Jawoto yang mewakili pemkab mengatakan, selain menutup dan membebaskan semua warga atau pengunjung masuk ke kawasan kebun teh Kemuning, musyawarah tersebut juga menghasilkan kesepakatan. Yakni pengecoran jalan, kemudian pemilik warung di kawasan jembatan kaca bebas memilih tetap menempati kiosnya masing-masing atau menempati kios baru yang dibuat pengelola.

”Ya ada beberapa kesepakatan tadi, yang paling utama adalah untuk menutup loket tiket masuk kawasan jembatan kaca,” kata Titis.

Direktur utama pengelola jembatan kaca Parmin Sastro mengungkapkan, jika loket masuk memang ditutup, maka akan merugikan bagi pemerintah kabupaten dan pemerintah desa setempat. Lantaran Pemkab Karanganyar mendapatkan bagi hasil dari pembelian tiket masuk kawasan Rp 500 per pengunjung, dan untuk pemerintah desa Rp 250.

”Ya kalau kalau ada kesepakatan dan warga menghendaki hal itu silahkan. Tapi otomatis untuk sharing bagi hasil dengan pemerintah kabupaten dan desa juga sudah tidak ada,” ungkapnya.

Salah seorang ketua paguyuban pedagang kawasan wisata Kemuning Rejeki Sempulur Suharno mengaku, setelah diberlakukannya tarif tiket masuk ke kawasan jembatan kaca, penghasilan pemilik warung di kawasan jembatan kaca mengalami penurunan yang cukup drastis.

”Ya kalau mereka yang punya usaha sampingan kecuali warung masih bisa bertahan mungkin mas. Tapi untuk yang usahanya cuma warung ya turun mas penghasilannya, karena wisatawan itu masuk sudah di tarik biaya Rp 10.000 sekaligus uang parkir Rp 3.000 per motor dan Rp 5.000 per mobil,” terang Harno. (rud/adi/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img