KLATEN – Pasien positif Covid-19 asal Klaten diduga tertular virus dari teman kerjanya saat bertugas di Surabaya. Hal itu diketahui usai jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten melakukan tracking terhadap pasien yang bersangkutan.
Dinkes mendapat kronologi jika pria berinisial T dengan usia 48 tahun itu melakukan perjalanan ke daerah zona merah Covid-19.
“Dari hasil kronologi, mulai 6 Maret 2020 pasien melakukan perjalanan pulang ke Klaten menggunakan pesawat jurusan Jakarta-Jogja. Pada 6-8 Maret berada di Klaten. Lalu pada 8 Maret berangkat ke Jakarata menggunakan kereta api, sebelum akhirnya berada di Klaten lagi hingga 10 Maret,” jelas Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Klaten Cahyono Widodo dalam jumpa pers di Pendapa Pemkab Klaten, Rabu (1/4).
Lebih lanjut Cahyono menceritakan, pada 10 Maret pasien berangkat ke Surabaya melalui Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Pasien lantas menginap di sebuah hotel di Surabaya selama dua hari. Adapun kegiatan di Surabaya adalah pengukuran lahan dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) , pengacara, dan aparat keamanan.
Pada 12 Maret lantas berangkat ke Jakarta dengan kedua temannya dan 13 Maret kembali pulang ke Klaten. Pada 14 Maret pasien mengeluh mengalami gejala diare. Meski begitu, pada 15 Maret yang bersangkat berangkat ke Jakarta menggunakan kereta api.
Kemudian pada 16 Maret pulang ke Klaten menaiki pesawat melalui Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta yang dilanjutkan dengan ojek online. Lantas atas inisiatif sendiri, pasien melakukan isolasi mandiri. Pada 20 Maret yang bersangkutan memeriksakan diri ke salah satu rumah sakit dengan keluhan diare.
“Saat periksa yang bersangkutan menggunakan masker. Pada hari yang sama pula di malam harinya terdapat gejala batuk-batuk. Sekitar pukul 19.00, dirinya mendapat informasi dari salah satu temannya waktu ketemu di Surabaya jika teman tersebut postif Covid-19. Sang teman menyarankan yang bersangkutan untuk tes darah dan rontgen,” jelas Cahyono.
Pada 21 Maret, pasien memeriksakan diri ke rumah sakit bersama anak-anaknya. Keluhannya demam dan batuk beberapa hari sebelumnya. Tetapi tidak pilek, tidak sesak napas, maupun tenggorokannya tidak sakit. Pada 23 Maret dilakukan pengambilan sampel untuk diperiksa di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jogja.
“Pada 31 Maret hasilnya baru keluar dan terkonfirmasi positif Covid-19. Dari situ kita lantas melakukan tracking. Ternyata salah satu dari dua temannya pada saat di Surabaya pada 10-12 Maret mengeluhkan demam dan seperti masuk angin. Temannya itu mulai dirawat di Jakarata sejak 15 Maret dan 20 Maret dinyatakan konfirmasi Covid-19,” jelasnya.
Pihaknya juga melakukan tracking terhadap pasien untuk mengetahui telah berkontak dengan siapa saja. Didapatkan ada 29 orang yang sebelumnya kontak dengan pasien yakni istri, anak, tenaga medis puskesmas, dan rumah sakit yang merawatnya.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, 29 orang ini dinyatakan negatif sehingga tidak terjangkit virus korona. Meski begitu mereka diminta untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing sejak mereka terakhir melakukan kontak.
Sementara itu, Direktur RSD Bagas Waras Klaten Limawan Budi Wibowo menjelaskan jika pasien postif korona itu sebenarnya sudah dirawat selama 11 hari lamanya. Kondisi pasien saat ini dalam keadaaan stabil. (ren/ria)