23.8 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Dewan Kesenian: 1.221 Seniman di Klaten Terdampak Pandemi

KLATEN – Dewan Kesenian (Wankes) Klaten memastikan 1.221 seniman di Klaten terdampak pandemi Covid-19. Mengingat tidak bisa menggelar event maupun kegiatan di tengah pandemi Covid-19. Terlebih lagi pada saat penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Di samping tidak bisa memperoleh pendapatan selama pandemi, sejumlah seniman di Klaten juga terkonfirmasi Covid-19. Bahkan terdapat tiga dalang dan satu seniman ketoprak yang meninggal dunia setelah terkonfirmasi Covid-19.

”Dari seniman sendiri ada juga yang terkonfirmasi Covid-19. Ada juga yang meninggal dunia. Untuk tiga dalang yang meninggal dunia itu Sardiyanto, Ki Gandung Sunarno dan Ki Sutomo. Sedangkan satu tokoh ketoprak yang meninggal dunia yakni Pak Joko,” jelas Ketua Harian Dewan Kesenian (Wankes) Klaten, FX Setyawan, Sabtu (30/10).

Setyawan menjelaskan, telah memberikan perhatian terhadap empat seniman yang meninggal dunia itu dengan memberikan tali asih ke anggota keluarga yang ditinggalkan. Wankes berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga seniman bisa menggelar kegiatan kembali.

Di samping itu, Wankes mencoba membangkitkan kembali geliat kesenian di Kota Bersinar dengan menggelar berbagai kegiatan seiring melandainya kasus Covid-19. Pada tahun ini, Wankes menggelar 36 kegiatan seni dan budaya yang anggarannya bersumber dari APBD sekitar Rp 500 juta. Ada pun anggaran mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya karena terkena refocusing untuk penanganan Covid-19.

”Untuk kegiatan lainnya, ada gelar musik virtual, siaran virtual karawitan dan talkshow seni rupa hingga gelar wayang virtual. Ada pula parade virtual watang langka, sarasehan dalan dan seniman seniwati hingga pentas virtual ketoprak seniman muda,” ucapnya.

Ada pun kegiatan yang baru digelar pada tahun ini yakni desa ramah budaya. Ada lima desa ramah budaya yang menjadi pilot project yang diambilkan dari masing-masing eks kawedanan. Mulai dari Desa Temuwangi (Pedan), Desa Danguran (Klaten Selatan), Desa Tibayan (Jatinom), Desa Ngering (Jogonalan) dan Desa Delanggu (Delanggu).

Dari 36 kegiatan itu tidak ada kegiatan seni dan budaya yang ditonjolkan pada tahun ini. Mengingat Wankes memilih startegi bertahan di tengah pandemi Covid-19. Lebih memilih membagi secara merata 14 komite yang ada di Wankes untuk bisa membangkitkan kembali para seniman dengan berbagai kegiatan seni dan budaya yang telah dirancang hingga Desember tahun ini.

”Kalau misalnya tidak ada refocusing sebenarnya kita juga ada kegiatan goes to school juga. Ini bagian dari regenerasi seniman terutama di seni tradisional,” tambahnya. (ren/adi/dam)

KLATEN – Dewan Kesenian (Wankes) Klaten memastikan 1.221 seniman di Klaten terdampak pandemi Covid-19. Mengingat tidak bisa menggelar event maupun kegiatan di tengah pandemi Covid-19. Terlebih lagi pada saat penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Di samping tidak bisa memperoleh pendapatan selama pandemi, sejumlah seniman di Klaten juga terkonfirmasi Covid-19. Bahkan terdapat tiga dalang dan satu seniman ketoprak yang meninggal dunia setelah terkonfirmasi Covid-19.

”Dari seniman sendiri ada juga yang terkonfirmasi Covid-19. Ada juga yang meninggal dunia. Untuk tiga dalang yang meninggal dunia itu Sardiyanto, Ki Gandung Sunarno dan Ki Sutomo. Sedangkan satu tokoh ketoprak yang meninggal dunia yakni Pak Joko,” jelas Ketua Harian Dewan Kesenian (Wankes) Klaten, FX Setyawan, Sabtu (30/10).

Setyawan menjelaskan, telah memberikan perhatian terhadap empat seniman yang meninggal dunia itu dengan memberikan tali asih ke anggota keluarga yang ditinggalkan. Wankes berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga seniman bisa menggelar kegiatan kembali.

Di samping itu, Wankes mencoba membangkitkan kembali geliat kesenian di Kota Bersinar dengan menggelar berbagai kegiatan seiring melandainya kasus Covid-19. Pada tahun ini, Wankes menggelar 36 kegiatan seni dan budaya yang anggarannya bersumber dari APBD sekitar Rp 500 juta. Ada pun anggaran mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya karena terkena refocusing untuk penanganan Covid-19.

”Untuk kegiatan lainnya, ada gelar musik virtual, siaran virtual karawitan dan talkshow seni rupa hingga gelar wayang virtual. Ada pula parade virtual watang langka, sarasehan dalan dan seniman seniwati hingga pentas virtual ketoprak seniman muda,” ucapnya.

Ada pun kegiatan yang baru digelar pada tahun ini yakni desa ramah budaya. Ada lima desa ramah budaya yang menjadi pilot project yang diambilkan dari masing-masing eks kawedanan. Mulai dari Desa Temuwangi (Pedan), Desa Danguran (Klaten Selatan), Desa Tibayan (Jatinom), Desa Ngering (Jogonalan) dan Desa Delanggu (Delanggu).

Dari 36 kegiatan itu tidak ada kegiatan seni dan budaya yang ditonjolkan pada tahun ini. Mengingat Wankes memilih startegi bertahan di tengah pandemi Covid-19. Lebih memilih membagi secara merata 14 komite yang ada di Wankes untuk bisa membangkitkan kembali para seniman dengan berbagai kegiatan seni dan budaya yang telah dirancang hingga Desember tahun ini.

”Kalau misalnya tidak ada refocusing sebenarnya kita juga ada kegiatan goes to school juga. Ini bagian dari regenerasi seniman terutama di seni tradisional,” tambahnya. (ren/adi/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img