29.9 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Joton, Desa Terluas di Klaten yang Terdampak Proyek Tol Solo-Jogja

RADARSOLO.ID – Desa Joton, Kecamatan Jogonalan menjadi wilayah terdampak Jalan Tol Solo-Jogja terluas di Kabupaten Klaten. Mengingat ada 321 bidang lahan dengan luas mencapai 28 hektare bakal tergilas proyek strategis nasional (PSN) tersebut. Kini warga terdampak menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR) secara bertahap.

Seperti yang digelar di Balai Desa Joton, Selasa (10/1/2023), terdapat 70 warga terdampak jalan tol menerima pembayaran UGR. Ada pula pembayaran UGR di Desa Joton yang akan dilakukan hingga Kamis (12/1/2023). Meski begitu, belum keseluruhan warga Joton yang terdampak akan menerima ganti rugi tersebut.

”Total luas desa kami 205 hektare dari jumlah itu terdapat 28 hektare yang terdampak tol. Sepertinya desa kami yang terluas di Klaten terdampak tol. Dikarenakan akan dibangun simpang susun di wilayah kami,” kata Kepala Desa (Kades) Joton Aris Gunawan, Selasa (10/1/2023).

Aris menjelaskan, simpang susun Jalan Tol Solo-Jogja yang dibangun di wilayahnya akan menghubungkan exit tol dan ruas lainnya. Maka itu, lahan yang terdampak menjadi terluas di Klaten. Ada pun yang terdampak tol meliputi permukiman warga, masjid, tanah kas desa, dan lahan persawahan.

Setidaknya ada 90 kepala keluarga (KK) yang harus direlokasi ke wilayah lainnya. Baik dengan membangun rumah masih di Desa Joton maupun di luar wilayah. Bahkan sudah ada 23 KK yang bakal menempati satu kawasan dengan membeli lahan persawahan.

”Nantinya wilayah Joton akan menjadi terbelah jalan tol. Ada di sisi utara dan selatan. Tapi paling banyak di wilayah selatan nantinya,” tambah Aris.

Aris mengungkapkan, warga yang terdampak jalan Tol Solo-Jogja cukup senang dengan pembayaran UGR yang diterimanya. Mengingat dinilai di atas harga rata-rata sebelum isu jalan tol bergulir, yakni Rp 2 juta per meter persegi. Padahal sebelumnya hanya Rp 600 ribu per meter persegi.

Kasi Pengadaaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten Sulistiyono menjelaskan, dari 321 bidang lahan yang terdampak di Desa Joton, baru 206 bidang yang menerima pembayaran UGR dengan nilai total Rp 255 miliar. Sedangkan yang lainnya masih menunggu pencairan dari lembaga manajemen aset negara (LMAN).

”Kalau lainnya hanya kurang pemberkasannya setelah dilakukan validasi. Tetapi sudah dialokasikan pada anggaran 2022. Maka itu akan segera cair UGR-nya,” ucapnya.

Salah seorang warga terdampak jalan Tol Solo-Jogja asal Desa Joton, Tri Wiyono, 40, mengaku menerima UGR Rp 5,5 miliar. Ada pun luasan bidang lahan yang terdampak 1.413 meter persegi.

”Ini terdiri dari empat rumah milik dari empat KK (kepala keluarga). Ada pun luas bangunan totalnya 500 meter. Itu merupakan warisan simbah,” ucapnya.

Tri mengungkapkan, UGR yang diterimanya itu bakal dibagi empat KK yang masih memiliki hubungan keluarga. Nantinya akan dimanfaatkan untuk membangun rumah baru pada lahan warisan lainnya. (ren/adi/dam)

RADARSOLO.ID – Desa Joton, Kecamatan Jogonalan menjadi wilayah terdampak Jalan Tol Solo-Jogja terluas di Kabupaten Klaten. Mengingat ada 321 bidang lahan dengan luas mencapai 28 hektare bakal tergilas proyek strategis nasional (PSN) tersebut. Kini warga terdampak menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR) secara bertahap.

Seperti yang digelar di Balai Desa Joton, Selasa (10/1/2023), terdapat 70 warga terdampak jalan tol menerima pembayaran UGR. Ada pula pembayaran UGR di Desa Joton yang akan dilakukan hingga Kamis (12/1/2023). Meski begitu, belum keseluruhan warga Joton yang terdampak akan menerima ganti rugi tersebut.

”Total luas desa kami 205 hektare dari jumlah itu terdapat 28 hektare yang terdampak tol. Sepertinya desa kami yang terluas di Klaten terdampak tol. Dikarenakan akan dibangun simpang susun di wilayah kami,” kata Kepala Desa (Kades) Joton Aris Gunawan, Selasa (10/1/2023).

Aris menjelaskan, simpang susun Jalan Tol Solo-Jogja yang dibangun di wilayahnya akan menghubungkan exit tol dan ruas lainnya. Maka itu, lahan yang terdampak menjadi terluas di Klaten. Ada pun yang terdampak tol meliputi permukiman warga, masjid, tanah kas desa, dan lahan persawahan.

Setidaknya ada 90 kepala keluarga (KK) yang harus direlokasi ke wilayah lainnya. Baik dengan membangun rumah masih di Desa Joton maupun di luar wilayah. Bahkan sudah ada 23 KK yang bakal menempati satu kawasan dengan membeli lahan persawahan.

”Nantinya wilayah Joton akan menjadi terbelah jalan tol. Ada di sisi utara dan selatan. Tapi paling banyak di wilayah selatan nantinya,” tambah Aris.

Aris mengungkapkan, warga yang terdampak jalan Tol Solo-Jogja cukup senang dengan pembayaran UGR yang diterimanya. Mengingat dinilai di atas harga rata-rata sebelum isu jalan tol bergulir, yakni Rp 2 juta per meter persegi. Padahal sebelumnya hanya Rp 600 ribu per meter persegi.

Kasi Pengadaaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten Sulistiyono menjelaskan, dari 321 bidang lahan yang terdampak di Desa Joton, baru 206 bidang yang menerima pembayaran UGR dengan nilai total Rp 255 miliar. Sedangkan yang lainnya masih menunggu pencairan dari lembaga manajemen aset negara (LMAN).

”Kalau lainnya hanya kurang pemberkasannya setelah dilakukan validasi. Tetapi sudah dialokasikan pada anggaran 2022. Maka itu akan segera cair UGR-nya,” ucapnya.

Salah seorang warga terdampak jalan Tol Solo-Jogja asal Desa Joton, Tri Wiyono, 40, mengaku menerima UGR Rp 5,5 miliar. Ada pun luasan bidang lahan yang terdampak 1.413 meter persegi.

”Ini terdiri dari empat rumah milik dari empat KK (kepala keluarga). Ada pun luas bangunan totalnya 500 meter. Itu merupakan warisan simbah,” ucapnya.

Tri mengungkapkan, UGR yang diterimanya itu bakal dibagi empat KK yang masih memiliki hubungan keluarga. Nantinya akan dimanfaatkan untuk membangun rumah baru pada lahan warisan lainnya. (ren/adi/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img