23.2 C
Surakarta
Sunday, 2 April 2023

Sejumlah Sapi di Desa Balerante Terjangkit LSD

RADARSOLO.ID – Ternak sapi di lereng Merapi terjangkit lumpy skin disease (LSD), tepatnya di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Itu ditemukan saat vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Rabu (15/3/2023).

”Sebenarnya petugas kami hendak melakukan vaksinasi PMK. Tapi ada beberapa ternak yang terdapat bentol-bentol. Peternak tidak mengetahui kalau sapinya terjangkit LSD,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten Triyanto, Kamis (16/3/2023).

Triyanto menjelaskan, pelaksaan vaksinasi PMK akhirnya tetap dilanjutkan. Terutama pada sapi yang tidak bergejala bentol-bentol atau terjangkit LSD. Sementara itu, untuk sapi yang terkena LSD langsung dilakukan penanganan. Seperti memberikan pengobatan dan vitamin untuk mengurangi kesakitan ternak.

”Untuk sapi yang terjangkit LSD tidak mengalami penurunan. Nafsu makannya tetap terjaga. Kami harapkan dengan pengobatan yang kami lakukan bisa mempercepat penyembuhan,” ucap Triyanto.

Data DKPP Klaten per Rabu (15/3/2023), ternak sapi yang suspect LSD di Kecamatan Kemalang hanya empat ekor. Sedangkan secara kumulatif di tingkat kabupaten yang suspek LSD terdapat 532 ekor. Pemantauan terhadap ternak sapi di Kota Bersinar terus dilakukan. Termasuk memberikan edukasi kepada peternak dalam menjaga kebersihan guna menekan penyebaran LSD.

”Kami sudah mengusulkan terkait vaksinasi LSD ini. Dari Pemprov Jawa Tengah juga masih menunggu dari pusat. Kalau untuk vaksinasi PMK jalan terus, terakhir mendapatkan 2.635 dosis,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Balerante Sukono menjelaskan, di wilayahnya terdapat 1.200 ternak sapi. Dari total jumlah itu, 40 persen sempat terjangkit bisul sejak dua bulan lalu.

”Penyakit bisul sapi itu sendiri bisa merata. Bisul itu sekian lama menjadi nanah dan menyebabkan dagingnya membusuk. Jadi bisul itu ada di bawah kulit di luar daging,” ucap Sukono.

Sukono menambahkan, penyakit bisul menyebabkan nilai harga jual sapi turun. Bahkan berpotensi tidak laku dijual. Maka itu dia berharap dinas terkait melakukan penanganan sehingga peternak di Balerante tidak merugi. (ren/adi)

RADARSOLO.ID – Ternak sapi di lereng Merapi terjangkit lumpy skin disease (LSD), tepatnya di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Itu ditemukan saat vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Rabu (15/3/2023).

”Sebenarnya petugas kami hendak melakukan vaksinasi PMK. Tapi ada beberapa ternak yang terdapat bentol-bentol. Peternak tidak mengetahui kalau sapinya terjangkit LSD,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten Triyanto, Kamis (16/3/2023).

Triyanto menjelaskan, pelaksaan vaksinasi PMK akhirnya tetap dilanjutkan. Terutama pada sapi yang tidak bergejala bentol-bentol atau terjangkit LSD. Sementara itu, untuk sapi yang terkena LSD langsung dilakukan penanganan. Seperti memberikan pengobatan dan vitamin untuk mengurangi kesakitan ternak.

”Untuk sapi yang terjangkit LSD tidak mengalami penurunan. Nafsu makannya tetap terjaga. Kami harapkan dengan pengobatan yang kami lakukan bisa mempercepat penyembuhan,” ucap Triyanto.

Data DKPP Klaten per Rabu (15/3/2023), ternak sapi yang suspect LSD di Kecamatan Kemalang hanya empat ekor. Sedangkan secara kumulatif di tingkat kabupaten yang suspek LSD terdapat 532 ekor. Pemantauan terhadap ternak sapi di Kota Bersinar terus dilakukan. Termasuk memberikan edukasi kepada peternak dalam menjaga kebersihan guna menekan penyebaran LSD.

”Kami sudah mengusulkan terkait vaksinasi LSD ini. Dari Pemprov Jawa Tengah juga masih menunggu dari pusat. Kalau untuk vaksinasi PMK jalan terus, terakhir mendapatkan 2.635 dosis,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Balerante Sukono menjelaskan, di wilayahnya terdapat 1.200 ternak sapi. Dari total jumlah itu, 40 persen sempat terjangkit bisul sejak dua bulan lalu.

”Penyakit bisul sapi itu sendiri bisa merata. Bisul itu sekian lama menjadi nanah dan menyebabkan dagingnya membusuk. Jadi bisul itu ada di bawah kulit di luar daging,” ucap Sukono.

Sukono menambahkan, penyakit bisul menyebabkan nilai harga jual sapi turun. Bahkan berpotensi tidak laku dijual. Maka itu dia berharap dinas terkait melakukan penanganan sehingga peternak di Balerante tidak merugi. (ren/adi)

Populer

Berita Terbaru

spot_img