32.7 C
Surakarta
Saturday, 3 June 2023

Seorang Reaktif, Disporapar Klaten Perketat Skrining Wisatawan

KLATEN – Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Klaten perketat skrining terhadap wisatawan yang hendak masuk objek wisata. Menyusul temuan seorang wisatawan di Kampung Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang yang reaktif setelah dites swab antigen secara acak, Sabtu (19/2).

Kepala Disporapar Klaten Sri Nugroho mengaku, swab antigen random digeber di beberapa objek wisata, dalam kurun dua minggu terakhir. Termasuk di Girpasang, yang sedang booming dengan jembatan gantungnya.

“Dari 15 wisatawan yang dites acak, seorang diantaranya hasilnya reaktif. Diketahui berasal dari Kabupaten Sukoharjo. Yang bersangkutan langsung kami arahkan untuk pulang,” jelas Sri Nugroho.

Sri Nugroho menambahkan, tes swab antigen acak akan terus dilakukan. Menyusul tren peningkatan kasus korona. Per 19 februari, secara kumulatif kasus aktif Covid-19 mencaai 1.393. “Kami tidak ingin kawasan wisata menjadi klaster penyebaran Covid-19,” imbuhnya.

Terkait swab antigen random, melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten. Skrining tidak hanya di Girpasang. Namun juga menyasar sejumlah objek wisata lainnya. Seperti Objek Mata Air Cokro (OMAC), Umbul Pelem, hingga Umbul Pluneng.

“Kami ambil sampelnya sekitar lima wisatawan secara acak di lokasi wisata. Tetapi tidak ditemukan wisatawan yang reaktif. Baru seorang saja yang reaktif di Girpasang,” bebernya.

Upaya lainnya, disporapar juga membatasi pengunjung. Hanya 25 persen dari kapasitas. Aturan tersebut jauh lebih ketat, dibandingkan anjuran pemerintah pusat untuk daerah dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. Yakni dibatasi 50 persen dari kapasitas.

“Satgas tingkat kabupaten setiap akhir pekan terus melakukan pemantauan di lapangan. Meski di sektor pariwisata tidak begitu disorot, tetapi kami upayakan menekan penyebaran Covid-19,” tegasnya.

Selain itu, satgas di tingkat pengelola objek wisata juga diminta proaktif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Salah satunya memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes). Mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak, hingga mencuci tangan dengan sabun.

Sementara itu, Kepala Desa Tegalmulyo Sutarno mengaku antusiasme wisatawan ke Girpasang cukup tinggi. Seiring dioperasikannya jembatan gantung. Di akhir pekan, jumlah pengunjung mencapai 3.000 orang.

“Pokdarwis (kelompok sadar wisata) sudah mengatur prokesnya, mulai dari pintu masuk. Ada pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, serta menggunakan masker. Begitu juga jarak antar pengunjung menuju jembatan, sudah diatur agar tidak berkerumun,” tandasnya. (ren/fer/dam)

KLATEN – Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Klaten perketat skrining terhadap wisatawan yang hendak masuk objek wisata. Menyusul temuan seorang wisatawan di Kampung Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang yang reaktif setelah dites swab antigen secara acak, Sabtu (19/2).

Kepala Disporapar Klaten Sri Nugroho mengaku, swab antigen random digeber di beberapa objek wisata, dalam kurun dua minggu terakhir. Termasuk di Girpasang, yang sedang booming dengan jembatan gantungnya.

“Dari 15 wisatawan yang dites acak, seorang diantaranya hasilnya reaktif. Diketahui berasal dari Kabupaten Sukoharjo. Yang bersangkutan langsung kami arahkan untuk pulang,” jelas Sri Nugroho.

Sri Nugroho menambahkan, tes swab antigen acak akan terus dilakukan. Menyusul tren peningkatan kasus korona. Per 19 februari, secara kumulatif kasus aktif Covid-19 mencaai 1.393. “Kami tidak ingin kawasan wisata menjadi klaster penyebaran Covid-19,” imbuhnya.

Terkait swab antigen random, melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten. Skrining tidak hanya di Girpasang. Namun juga menyasar sejumlah objek wisata lainnya. Seperti Objek Mata Air Cokro (OMAC), Umbul Pelem, hingga Umbul Pluneng.

“Kami ambil sampelnya sekitar lima wisatawan secara acak di lokasi wisata. Tetapi tidak ditemukan wisatawan yang reaktif. Baru seorang saja yang reaktif di Girpasang,” bebernya.

Upaya lainnya, disporapar juga membatasi pengunjung. Hanya 25 persen dari kapasitas. Aturan tersebut jauh lebih ketat, dibandingkan anjuran pemerintah pusat untuk daerah dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. Yakni dibatasi 50 persen dari kapasitas.

“Satgas tingkat kabupaten setiap akhir pekan terus melakukan pemantauan di lapangan. Meski di sektor pariwisata tidak begitu disorot, tetapi kami upayakan menekan penyebaran Covid-19,” tegasnya.

Selain itu, satgas di tingkat pengelola objek wisata juga diminta proaktif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Salah satunya memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes). Mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak, hingga mencuci tangan dengan sabun.

Sementara itu, Kepala Desa Tegalmulyo Sutarno mengaku antusiasme wisatawan ke Girpasang cukup tinggi. Seiring dioperasikannya jembatan gantung. Di akhir pekan, jumlah pengunjung mencapai 3.000 orang.

“Pokdarwis (kelompok sadar wisata) sudah mengatur prokesnya, mulai dari pintu masuk. Ada pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, serta menggunakan masker. Begitu juga jarak antar pengunjung menuju jembatan, sudah diatur agar tidak berkerumun,” tandasnya. (ren/fer/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img