RADARSOLO.ID – Sambut peringatan Hari Wayang Dunia pada 7 November, digelar sarasehan budaya bertema ”Wayang Tangguh Wayang Mendunia Reaktualisasi Seni Budaya Wayang Dalam Media Baru” di padepokan Dalang Ki Bagong Darmono, Juwiring, Klaten, Sabtu (29/10). Hadir dalam diskusi tersebut Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Quatly Alkatiri dan Ki Bagong Darmono.
Quatly menjelaskan, perlu inovasi agar wayang tetap diterima saat ini. Hal itu juga untuk mencegah masuknya budaya barat.
”Saat ini menonton wayang tidak perlu datang, namun adanya tekonologi internet bisa dilihat seluruh dunia melalui streaming. Ini bisa disebut wayang mendunia,” ujarnya.
Politisi PKS ini menambahkan, eksistensi wayang di Jawa Tengah masih ada. Dibuktikan dengan banyaknya dalang dan masih berkarya. ”Ini harus dilestarikan agar bisa muncul regenerasi,” jelasnya.
Sementara itu, Ki Bagong menjelaskan, budaya wayang telah melekat di hatinya. Karena banyak kelurganya yang juga menjadi seniman.
”Keluarga saya dulu juga dalang, saudara saya 11 semua dalang, saat SD sudah dikenalkan dengan wayang kulit,” katanya.
Ki Bagong menceritakan, di padepokan ini selain didakan pementasan wayang kulit juga ada pendidikan belajar wayang. Seminggu dua kali masyakat bisa belajar tentang seni pedalangan.
”Terlebih seni wayang merupakan sarana efektif dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. Selain itu juga ditampilkan pesan-pesan moral kebaikan,” pesannya.
Ki Bagong pernah diminta pentas di kementerian luar negeri dengan berbahasa Inggris dan pesertanya para duta besar. Menurutnya, untuk menarik generasi muda, perlu sebuah terobosan dalam pementasan. Di antaranya menggunakan media sosial.
”Selain menggunakan medsos kami juga menyisipkan bahasa prokem agar anak muda tertarik,” tuturnya.
Ki Bagong berharap wayang terus eksis menjadi sarana hiburan dan eduksi. ”Harapan saya wayang tetap ngremboko mengawal adat ketimuran, semoga bayak masyarakat yang melestarikan budya wayang,” harapnya. (*/adi)