RADARSOLO.COM-Tak jarang pemudik, khususnya yang menggunakan sepeda motor, berboncengan lebih dari dua orang. Masih ditambah barang berlebihan. Fenomena tersebut menjadi perhatian kepolisian. Sebab berpotensi menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas.
Dengan membawa barang berlebih makan dapat mengganggu ruang gerak kendaraan, sehingga sulit dikendalikan. “Memang sudah menjadi budaya ketika mudik membawa oleh-oleh untuk kerabat di kampung. Tapi sekali lagi, saya harap jangan sampai over. Oleh-olehnya bisa dikirim lewat jasa ekspedisi,” terang Kasatlantas Polresta Surakarta Kompol Agung Yudiawan, Sabtu (1/4/2023).
Bukan hanya barang bawaan, kerap sepeda motor pemudik memboncengkan lebih dari dua orang. Satu keluarga, diangkut pakai sepeda motor. “Ketika tidak memungkinkan mudik pakai sepeda motor, bisa menggunakan angkutan umum atau angkutan Lebaran gratis yang disediakan pemerintah. Itu lebih bijak. Daripada nyari irit, tapi malah membahayakan diri sendiri dan orang lain,” tegas Agus.
Untuk pengamanan arus mudik dan balik Lebaran, Polresta Surakarta telah berkoordinasi dengan jajaran terkait. Didukung enam pos pengamanan (Pospam), sedangkan tingkat kemacetan dibagi menjadi beberapa titik prioritas. Antara lain di kawasan Gladak. Di lokasi ini terdapat pusat perbelanjaan, tempat wisata, serta event Kampung Ramadhan, sehingga arus lalu lintas diprediksi tinggi.
Titik lainnya di Terminal Tirtonadi, Ngemplak, kawasan Stasiun Solo Balapan dan Simpang Joglo. Diketahui, lokasi setempat bisa terdampak penutupan akses menuju viaduk Gilingan.
“Sekarang juga ada Masjid Raya Syekh Zayeed. Pada hari biasa, antusias masyarakat untuk mendatangi masjid tinggi. Apalagi saat libur Lebaran. Untuk itu akan kita atur skemanya, sehingga yang mau ke masjid terfasilitasi jalannya. Kemudian tidak menggu arus kendaraan lainnya. Termasuk jalan kampung yang menjadi jalur tikus. Ini kami antisipasi betul,” urai kasat lantas.
Tak luput dari perhatian kawasan Banyuanyar karena menjadi akses keluar-masuk pintu tol Klodran. Kemudian batas kota Jurug mengingat perbaikan Jembatan Jurug belum rampung dan dibukanya objek wisata Solo Safari.
“Manajemen Solo Safari sedang berkoordinasi dengan UNS (Universitas Sebelas Maret), sehingga parkir pengunjung bisa menggunakan lahan parkir UNS. Kami juga menyarankan untuk menggunakan lahan parkir TMP (taman makam pahlawan) dan Pedaringan (pusat pergudangan) bila antusias pemudik membeludak,” tuturnya.
Di lain sisi, mulai 1 April, Stasiun Klaten dilengkapi layanan pos kesehatan (Poskes) untuk penumpang kereta. Layanan ini dapat dimanfaatkan pengguna KRL, kereta api antarkota, maupun kereta api Bandara Adi Sumarmo.
Poskes ini merupakan layanan kali pertama yang dihadirkan Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter di luar wilayah Jabodetabek. “Poskes akan melayani pengguna setiap harinya mulai pukul 05.00-20.00. Ada tiga petugas paramedis dengan latar belakang pendidikan sebagai perawat yang akan bergantian memberikan layanan bagi pengguna kereta,” terang VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba.
Poskes dapat melayani kebutuhan pengguna yang memerlukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pengguna yang sakit ringan, sampai merujuk pengguna yang memerlukan perawatan lebih lanjut di rumah sakit terdekat.
Anne menyebut, selain di Stasiun Klaten, saat ini pada lintas layanan KRL Solo-Jogja juga disediakan poskes di Stasiun Jogjakarta, Stasiun Lempuyangan, dan Stasiun Solo Balapan yang sudah lebih dulu dibuka sejak lama oleh KAI.
Selanjutnya setelah Stasiun Klaten, KAI Commuter juga akan melengkapi sejumlah stasiun lainnya dengan layanan poskes serupa. “Meskipun telah tersedia layanan poskes, kami mengimbau pengguna untuk tidak memaksakan diri naik kereta jika kondisi sedang sakit atau tidak fit. Selalu menjaga keselamatan dan mengikuti aturan yang berlaku selama berkomuter,” pintanya. (atn/aya/wa)