23.2 C
Surakarta
Sunday, 2 April 2023

Penyedia Jasa Undangan Khawatir Ikut Tertuduh

RADARSOLO.ID – Modus penipuan file APK undangan resepsi pernikahan turut merugikan pelaku usaha undangan yang resmi. Mereka khawatir calon konsumen enggan menggunakan jasanya.

Itu diungkapkan Hendra Gunawan, salah seorang pelaku usaha undangan. Menurutnya, undangan resepsi pernikahan versi digital memang sedang naik daun karena lebih simpel. Meskipun dari sisi harga tak jauh berbeda dengan undangan konvensional.

Dari sisi pelaku usaha, undangan resepsi pernikahan versi digital lebih menguntungkan, karema mereka bisa menekan biaya produksi cetak.

“Tentunya dengan adanya modus penipuan file .APK ini, kami juga dirugikan. Calon konsumen jadi enggan pesan. Kami juga takut menjadi tertuduh sebagai pelaku,” terangnya.

Ditegaskan Hendra, undangan digital resepsi pernikahan yang asli tidak berbentuk file .APK, dan hanya dikirim oleh orang-orang terdekat.

“Pengirim biasanya dari pihak calon pengantin langsung atau orang terdekat mereka. Artinya, nomor handphone pengirim pesan sudah dikenali. Karena undangan digital pada dasarnya dokumen yang bersifat personal atau intim,” jelasnya.

Terpisah, salah seorang owner wedding organizer (WO) Anna Marita mengatakan, undangan digital sudah lama dikenal di dunia WO. Namun mulai naik daun saat pandemi Covid-19. Sebab dinilai lebih praktis di tengah berbagai pembatasan kegiatan.

“Karena tidak perlu mengantarkan undangan. Undangan digital itu ada pilihan konfirmasi kehadiran. Saat Covid-19 kan tamu undangan dibatasi, Sehingga apabila ada tamu yang mengonfirmasi tidak bisa hadir, maka undangan bisa dialihkan ke orang lain,” ungkap dia.

Lebih lanjut diterangkan Anna Marita, undangan digital belum sampai menggeser peran undangan dalam bentuk fisik. Sebab dari pengalamannya menangani pernikahan di massa Covid-19, hanya 10 persen tamu yang mendapat undangan digital, sisanya konvensional.

“Contohnya waktu saya meng-handle (resepsi pernikahan) putra Pak Juliyatmono (bupati Karanganyar), dari 10 ribu undangan, yang mendapat undangan digital hanya 200-an orang. Karena memang bagi masyarakat kita, nggak marem (puas) kalau nggak ada undangan fisik. Kurang mantep gitu. Biasanya undangan digital itu undangan untuk teman-teman mempelainya. Orang tuanya tetap pakai undangan fisik,” paparnya.

Menyikapi modus penipuan file .APK undangan resepsi pernikahan, sebagai WO, Anna menyarankan empu hajat untuk sementara menggunakan undangan bentuk fisik atau softfile.

“Khawatirnya malah masyarakat takut, tidak mau membuka undangan digital. Dengan begitu tidak tahu ada saudara atau koleganya menikah. Ada informasi yang tidak tersampaikan,” ujarnya.

Apalagi, imbuh Anna, saat ini banyak lanjut usia yang juga menggunakan smartphone dan kurang mendapatkan informasi terkait beragam modus kejahatan cyber. “Asal klik, akhirnya menjadi korban. Dikiranya undangan pernikahan asli,” jelasnya. (atn/wa/dam)

RADARSOLO.ID – Modus penipuan file APK undangan resepsi pernikahan turut merugikan pelaku usaha undangan yang resmi. Mereka khawatir calon konsumen enggan menggunakan jasanya.

Itu diungkapkan Hendra Gunawan, salah seorang pelaku usaha undangan. Menurutnya, undangan resepsi pernikahan versi digital memang sedang naik daun karena lebih simpel. Meskipun dari sisi harga tak jauh berbeda dengan undangan konvensional.

Dari sisi pelaku usaha, undangan resepsi pernikahan versi digital lebih menguntungkan, karema mereka bisa menekan biaya produksi cetak.

“Tentunya dengan adanya modus penipuan file .APK ini, kami juga dirugikan. Calon konsumen jadi enggan pesan. Kami juga takut menjadi tertuduh sebagai pelaku,” terangnya.

Ditegaskan Hendra, undangan digital resepsi pernikahan yang asli tidak berbentuk file .APK, dan hanya dikirim oleh orang-orang terdekat.

“Pengirim biasanya dari pihak calon pengantin langsung atau orang terdekat mereka. Artinya, nomor handphone pengirim pesan sudah dikenali. Karena undangan digital pada dasarnya dokumen yang bersifat personal atau intim,” jelasnya.

Terpisah, salah seorang owner wedding organizer (WO) Anna Marita mengatakan, undangan digital sudah lama dikenal di dunia WO. Namun mulai naik daun saat pandemi Covid-19. Sebab dinilai lebih praktis di tengah berbagai pembatasan kegiatan.

“Karena tidak perlu mengantarkan undangan. Undangan digital itu ada pilihan konfirmasi kehadiran. Saat Covid-19 kan tamu undangan dibatasi, Sehingga apabila ada tamu yang mengonfirmasi tidak bisa hadir, maka undangan bisa dialihkan ke orang lain,” ungkap dia.

Lebih lanjut diterangkan Anna Marita, undangan digital belum sampai menggeser peran undangan dalam bentuk fisik. Sebab dari pengalamannya menangani pernikahan di massa Covid-19, hanya 10 persen tamu yang mendapat undangan digital, sisanya konvensional.

“Contohnya waktu saya meng-handle (resepsi pernikahan) putra Pak Juliyatmono (bupati Karanganyar), dari 10 ribu undangan, yang mendapat undangan digital hanya 200-an orang. Karena memang bagi masyarakat kita, nggak marem (puas) kalau nggak ada undangan fisik. Kurang mantep gitu. Biasanya undangan digital itu undangan untuk teman-teman mempelainya. Orang tuanya tetap pakai undangan fisik,” paparnya.

Menyikapi modus penipuan file .APK undangan resepsi pernikahan, sebagai WO, Anna menyarankan empu hajat untuk sementara menggunakan undangan bentuk fisik atau softfile.

“Khawatirnya malah masyarakat takut, tidak mau membuka undangan digital. Dengan begitu tidak tahu ada saudara atau koleganya menikah. Ada informasi yang tidak tersampaikan,” ujarnya.

Apalagi, imbuh Anna, saat ini banyak lanjut usia yang juga menggunakan smartphone dan kurang mendapatkan informasi terkait beragam modus kejahatan cyber. “Asal klik, akhirnya menjadi korban. Dikiranya undangan pernikahan asli,” jelasnya. (atn/wa/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img