23.8 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Batik Solo Trans Tabrak Gapura BCB PB X di Jurug

RADARSOLO.ID – Diduga karena sopir mengantuk, Batik Solo Trans (BST) keluar jalur dan menghantam gapura batas kota Jurug. Gapura ini merupakan benda cagar budaya (BCB) milik Keraton Kasunanan Surakarta.

Tak hanya gapura saja yang rusak, namun juga rumah pos proyek dan lampu penerangan jalan tak jauh dari lokasi juga ambruk diduga dihantam bus dengan nopol AD 7073 OA. Kejadian sekira pukul 04.40 WIB.

Salah satu saksi mata, Muhammad Riza mengatakan, saat kejadian dia sedang bersiap membuka kios miliknya tak jauh dari lokasi kejadian. Tiba-tiba dia mendengar ada suara benda keras tertabrak.

“Tiga kali suaranya, karena penasaran, saya cek. Ternyata ada bus menabrak gapura,” tutur dia.

Dijumpai di lokasi kejadian, Manajer Bengawan Solo Trans (BST) Muhammad Riza Nursyirwan mengatakan, BST ini dikendarai oleh Wage Raharjo, 60. Setelah kejadian dia dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.

Bus baru keluar dari garasi dan akan beroperasi ke koridor II. Jalur koridor itu melayani rute Sub Terminal Kerten ke Terminal Palur. “Jadi BST ini baru akan melayani penumpang tapi malah mengalami kecelakaan,” kata Riza.

Dugaan sementara sopir baru sembuh dari sakit selama tiga hari. Kemudian masuk kerja dalam kondisi belum sehat namun dipaksakan masuk kerja hingga terjadi kecelakaan itu.

“Sopir dilarikan ke rumah sakit karena luka ringan. Kerusakan parah pada BST bagian kaca depan, serta pintu depan dan belakang. Bus juga menabrak tembok batas kota berstatus BCB,” kata dia.

Dijumpai ditempat yang sama, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta KP Dani Nur Adiningrat mengatakan, tembok yang ditabrak BST merupakan objek cagar budaya. Dimana Gapura ini dibangun di era pemerintahan Paku Buwono (PB) X.

“Jadi saya ke sini untuk melihat tingkat kerusakan seperti apa. Kemudian akan matur ke Sinuwun (PB XIII). Menunggu dawuh selanjutnya,” papar dia.

Selain itu, dia juga akan berkoodinasi dengan pemkot. Dalam hal ini dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR), dinas perhubungan (dishub), dan dinas pariwisata (dispar). Selain itu juga Balai Pelestarian Kebudayaan Jateng-DIY, serta Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surakarta. Hal ini untuk proses perbaikan atau revitalisasi bangunan tersebut.

“Tentu harus ditangani secepatnya, namun tetap harus sesuai dengan kaidah. Seperti apa revitalisasinya. Kalau selama ini hanya perawatan saja di sini,” papar Dani.

Kasat Lantas Polresta Surakarta Kompol Agung Yudiawan Kaskan membenarkan, adanya kejadian kecelakaan itu. Saat ini anggotanya masih mendalami penyebab kejadian. Dari keterangan para saksi di lapangan, bus berjalan dari timur ke barat.

“Kemudian bus oleng ke kiri. Menabrak pos proyek, kemudian naik trotoar lalu menghantam lampu PJU, baru terhenti setelah menabrak tugu batas kota Jurug. Korban mengalami luka ringan dan sudah mendapat perawatan di rumah sakit,” ucap Agung. (atn/bun/dam)

RADARSOLO.ID – Diduga karena sopir mengantuk, Batik Solo Trans (BST) keluar jalur dan menghantam gapura batas kota Jurug. Gapura ini merupakan benda cagar budaya (BCB) milik Keraton Kasunanan Surakarta.

Tak hanya gapura saja yang rusak, namun juga rumah pos proyek dan lampu penerangan jalan tak jauh dari lokasi juga ambruk diduga dihantam bus dengan nopol AD 7073 OA. Kejadian sekira pukul 04.40 WIB.

Salah satu saksi mata, Muhammad Riza mengatakan, saat kejadian dia sedang bersiap membuka kios miliknya tak jauh dari lokasi kejadian. Tiba-tiba dia mendengar ada suara benda keras tertabrak.

“Tiga kali suaranya, karena penasaran, saya cek. Ternyata ada bus menabrak gapura,” tutur dia.

Dijumpai di lokasi kejadian, Manajer Bengawan Solo Trans (BST) Muhammad Riza Nursyirwan mengatakan, BST ini dikendarai oleh Wage Raharjo, 60. Setelah kejadian dia dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.

Bus baru keluar dari garasi dan akan beroperasi ke koridor II. Jalur koridor itu melayani rute Sub Terminal Kerten ke Terminal Palur. “Jadi BST ini baru akan melayani penumpang tapi malah mengalami kecelakaan,” kata Riza.

Dugaan sementara sopir baru sembuh dari sakit selama tiga hari. Kemudian masuk kerja dalam kondisi belum sehat namun dipaksakan masuk kerja hingga terjadi kecelakaan itu.

“Sopir dilarikan ke rumah sakit karena luka ringan. Kerusakan parah pada BST bagian kaca depan, serta pintu depan dan belakang. Bus juga menabrak tembok batas kota berstatus BCB,” kata dia.

Dijumpai ditempat yang sama, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta KP Dani Nur Adiningrat mengatakan, tembok yang ditabrak BST merupakan objek cagar budaya. Dimana Gapura ini dibangun di era pemerintahan Paku Buwono (PB) X.

“Jadi saya ke sini untuk melihat tingkat kerusakan seperti apa. Kemudian akan matur ke Sinuwun (PB XIII). Menunggu dawuh selanjutnya,” papar dia.

Selain itu, dia juga akan berkoodinasi dengan pemkot. Dalam hal ini dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR), dinas perhubungan (dishub), dan dinas pariwisata (dispar). Selain itu juga Balai Pelestarian Kebudayaan Jateng-DIY, serta Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surakarta. Hal ini untuk proses perbaikan atau revitalisasi bangunan tersebut.

“Tentu harus ditangani secepatnya, namun tetap harus sesuai dengan kaidah. Seperti apa revitalisasinya. Kalau selama ini hanya perawatan saja di sini,” papar Dani.

Kasat Lantas Polresta Surakarta Kompol Agung Yudiawan Kaskan membenarkan, adanya kejadian kecelakaan itu. Saat ini anggotanya masih mendalami penyebab kejadian. Dari keterangan para saksi di lapangan, bus berjalan dari timur ke barat.

“Kemudian bus oleng ke kiri. Menabrak pos proyek, kemudian naik trotoar lalu menghantam lampu PJU, baru terhenti setelah menabrak tugu batas kota Jurug. Korban mengalami luka ringan dan sudah mendapat perawatan di rumah sakit,” ucap Agung. (atn/bun/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img