RADARSOLO.ID – Pemandangan berbeda terlihat di sepanjang koridor Gatot Subroto, Solo, Sabtu (18/3) sore. Ya, untuk kali pertama Kota Solo menggelar pawai ogoh-ogoh. Kesenian kirab asal Pulau Dewata ini digelar dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi 1945 Saka atau 2023.
Tak hanya ogoh-ogoh, terlihat pula kesenian dari berbagai kelompok yang turut hadir. Seperti kelompok jatilan, barong, bleganjur, dan lain sebagainya. Bahkan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun ikut larut dalam keseruan peserta kirab.
Dengan menggandeng putra pertamanya, Jan Ethes Sri Narendra, Gibran ikut menyusuri sepanjang rute Kirab. Keduanya terlihat kompak mengenakan baju adat Bali bernuansa warna putih.
Usai kirab, para tamu dan masyarakat yang berkerumun di depan Plaza Balai Kota Solo dihibur oleh tari-tarian.
Warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Reski Gitami, 32, yang datang melihat pawai ogoh-ogoh mengaku sangat takjub dengan toleransi beragama yang ditunjukkan Kota Solo ini.
“Seru menyenangkan karena yang pertama kali di Solo, dan saya juga pendatang di sini, baru 12 bulan. Jadi ini kayak biasanya di Bali, tapi bisa melihat langsung di Solo,” kata Reski.
“Apresiasi banget untuk pemerintah. Karena toleransinya, walau ini bukan mayoritas (agama) di sini. Tapi bagaimana mereka mau menghargai setiap agama dan bagaimana manusia melakukan budaya ogoh-ogoh ini,” lanjutnya.
Senada, umat Hindu asal Singaraja Bali, Made Agung Nugraha, 30, mengaku bangga dengan adanya pawai ogoh-ogoh yang kali pertama digelar di Solo ini.
“Benar-benar umat Hindu merasa bangga sekali. Karena diberikan kesempatan oleh mas wali (Gibran Rakabuming Raka) untuk mengadakan acara seperti ini,” tuturnya.
Tak hanya itu, dalam momen ini dia juga mengaku sangat dihargai oleh warga Kota Solo. Karena warga Solo yang bukan beragama Hindu pun mampu menerima dan menghargai pawai ogoh-ogoh.
“Masyarakat non-Hindu juga sangat antusias. Mungkin merasa terhibur juga dengan adanya hal. Seperti halnya kemarin ada event Imlek di sini, dan sekarang kita diberi kesempatan (pawai ogoh-ogoh) untuk memperingati Nyepi. Sangat bangga banget kita bisa melihat lagi benar-benar menjunjung Pancasila,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Solo Ida Bagus Komang Suarnawa mengatakan, rangkaian acara menyambut Hari Raya Nyepi kali ini menjadi kali pertama di Kota Bengawan.
“Pertama kali ini, umat Hindu yang sedikit di Solo, namun ternyata terwujud toleransi. Kami ucapakan terima kasih. Harapan ke depan semoga lebih semangat lagi dan tentu juga moderasi beragama, toleransi, kerukunan antaragama terus terwujud,” jelasnya.
Ditemui usai mengikuti kirab, Gibran menilai, meski baru kali pertama diadakan di Kota Solo, agenda kirab ini sudah bagus. “Tahun depan kita ramaikan lagi sehingga pertunjukannya, acaranya, pernak perniknya tambah ramai,” kata Gibran.
“Kita menyediakan banyak ruang untuk semua agama, semua kepercayaan, semua komunitas, asosiasi apa pun itu, kita support. Tempatnya ada, kita buka ruang sebesar-besarnya. Setiap perayaan, monggo, tentu akan kami dukung,” imbuh Gibran. (atn/ria)