SOLO – Sistem pembayaran non tunai atau pakai e-money bagi penumpang Batik Solo Trans (BST) dan angkutan feeder dinilai bakal menyulitkan operator. Terutama untuk membedakan penumpang umum dan pelajar saat resmi dikenakan tarif. Di sisi lain, pemkot terus mencari formula terbaik agar layanan transportasi publik itu tetap bisa gratis hingga akhir tahun ini.
Direktur PT Bengawan Solo Trans selaku operator BST Tri Sadadmojo mengatakan, kekhawatiran ini pernah dia sampaikan ke pemkot seiring rencana pengenaan tarif Rp 3.700 per orang untuk kategori penumpang umum. Kekhawaitan itu disebabkan mesin e-money yang tersedia akan sulit membedakan apakah penumpang yang melakukan tap itu masuk kategori umum atau pelajar.
“Rencananya kan yang berbayar untuk penumpang umum. Kalau pelajar (termasuk lansia dan penyandang disabilitas, Red) kan masih gratis. Kalau semua mekanismenya harus tap kartu e-money sepertinya akan sulit juga,” ujar dia, Minggu (23/10).
Selain permasalahan membedakan kategori penumpang, dia juga usul agar pengguna menggunakan satu kartu untuk satu penumpang. Ini akan lebih efektif dalam waktu penjemputan penumpang jika satu penumpang menggunakan satu kartu e-money.
“Sebetulnya satu kartu tap beberapa kali sejumlah banyak penumpang juga bisa, tapi pasti akan lebih memakan waktu dan membuat antrean di belakangnya menunggu terlalu lama. Dampaknya pasti pada ketepatan kedatangan armada di setiap halte akan berubah. Pandangan ini sudah saya sampaikan ke pemerintah,” papar Sadad.
Senada, Project Manager PT Transportasi Global Mandiri Suyanta juga memberikan pandangan yang sama terkait teknis jika feeder mulai berbayar. Selain sulit membedakan kategori penumpang, kadang mesin e-money masih sesekali terkendala. Misalnya e-money dari suatu bank bisa namun e-money dari bank lainnya belum bisa.
“Ya persoalan-persoalan teknis seperti ini masih ada. Saya harap bisa segera dimatangkan sebelum 31 Oktober nanti,” kata dia.
Sekadar informasi, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan aturan baru terkait pengenaan tarif angkutan perkotaan dalam program by the service. Untuk BST dan feeder di Solo, tarif per perjalanannya Rp 3.700 per penumpang untuk sekali jalan.
“Persoalan teknis ini sedang kami bahas, mekanismenya tetap harus tap kartu e-money. Kalau bisa ya satu orang satu kartu, karena ini penting untuk menghitung load factor-nya. Yang penting kita pengin sampai akhir tahun masih gratis. Sudah saya komunikasikan dengan dinas perhubungan,” beber Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. (ves/bun/dam)