32.7 C
Surakarta
Saturday, 3 June 2023

Paling Parah di Daerah Perbatasan, Siapkan Rekayasa APILL

Imbas Penutupan Jembatan Mojo: Bersabar Sepekan Berteman Macet

SOLO – Kepadatan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan pasca penutupan Jembatan Mojo diprediksi masih akan terjadi hingga sepekan terakhir. Untuk antisipiasi penumpukan di jalur alternatif, sejumlah traffic light atau alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) akan direkayasa.

Pantauan Jawa Pos Radar Solo, hari ketiga pasca penutupan Jembatan Jurug pada Senin (26/9) lalu sejumlah ruas jalan masih terpantau padat. Pola kepadatan lalin menunjukkan perbedaan saat pagi dan sore hari.

“Pola penumpukkan kendaraannya berbeda. Kalau pagi antreannya adalah kendaraan yang mau masuk Solo, kalau sore antreannya justru kendaraan ke luar Solo,” terang Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta Ari Wibowo, Rabu (28/9).

Untuk lokasi yang terpantau padat, di wilayah selatan terlihat di kawasan Joyontakan hingga Gading. Kemudian Dawung hingga Gemblegan. Titik ini menjadi kawasan paling padat untuk jalur alternatif via Jembatan Bacem. Di sisi utara, kawasan yang umumnya padat terlihat di UNS, Sekarpace, Pedaringan, hingga Warung Pelem.

“Simpang-simpang ini otomatis makin padat karena pemfilteran dilakukan dari APILL-APILL setempat. Penyekatan dilajukan dari APILL ini untuk mengurangi beban jembatan dari antrean kendaraan yang ada di atasnya,” beber dia.

Selain itu, pihaknya mengimbau bahwa nyala lampu merah di APILL tersebut memang sedikit lebih panjang dari sebelumnya guna antisipasi penumpukan di Jembatan Bacem maupun di Jembatan Jurug C. Kepadatan ini diprediksi akan bertahan hingga sepekan. Seterusnya pengguna jalan sudah menemukan rute-rute alternatif terbaik yang bisa mereka tempuh.

“Kepadatan ini karena kepanikan dari pemilihan rute pengguna jalan. Harapan kami sepekan kedepan bisa lebih paham dan berpengaruh pada penurunan penumpukan kendaraan di lokasi-lokasi terdampak ini,” terang Ari Wibowo.

Sejumlah pengguna jalan mengaku sempat kesulitan dalam mencari rute pasca penutupan Jurug B maupun Jembatan Mojo baru-baru ini. Seperti yang dilakukan Rahardian Febri, 28, warga Triyagan, Sukoharjo yang kini harus memutar lebih jauh saat harus menuju ke Kota Solo untuk berdagang kuliner yang telah dia lakoni sejak beberapa tahun terakhir ini.

“Jalannya ditutup semua, alternatifnya ya lewat ring road Mojosongo karena Jembatan Mojo juga sudah ditutup sekarang. Awalnya memang macet, jadi memang harus lebih awal atau malah lebih sore sekalian kalau mau balik,” papar dia.

Terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta pemahaman masyarakat atas kepadatan yang timbul akibat perbaikan Jembatan Mojo dan Jurug B. Pembangunan ini juga demi kenyamanan dan keamanan pengguna jalan ke depan. “Kita kebut Jembatan Mojo dua bulan. Semoga selesai tepat waktu,” ujar dia. (ves/bun)

Kemacetan Imbas Proyek Jembatan Mojo/Jurug

Jam Macet

  • Pagi hari arah menuju Kota Solo
  • Sore hari arah keluar Kota Solo

Titik Macet

  • Wilayah selatan di kawasan Joyontakan hingga Gading dan Dawung hingga Gemblegan
  • Wilayah utara di UNS, Sekarpace, Pedaringan, hingga Warung Pelem.

Solusi

  • Penyekatan kendaraan di APILL-APILL
  • Rekayasa APILL di titik rawan macet
  • Mengarahkan ke rute alternatif di luar sekitar proyek

SOLO – Kepadatan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan pasca penutupan Jembatan Mojo diprediksi masih akan terjadi hingga sepekan terakhir. Untuk antisipiasi penumpukan di jalur alternatif, sejumlah traffic light atau alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) akan direkayasa.

Pantauan Jawa Pos Radar Solo, hari ketiga pasca penutupan Jembatan Jurug pada Senin (26/9) lalu sejumlah ruas jalan masih terpantau padat. Pola kepadatan lalin menunjukkan perbedaan saat pagi dan sore hari.

“Pola penumpukkan kendaraannya berbeda. Kalau pagi antreannya adalah kendaraan yang mau masuk Solo, kalau sore antreannya justru kendaraan ke luar Solo,” terang Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta Ari Wibowo, Rabu (28/9).

Untuk lokasi yang terpantau padat, di wilayah selatan terlihat di kawasan Joyontakan hingga Gading. Kemudian Dawung hingga Gemblegan. Titik ini menjadi kawasan paling padat untuk jalur alternatif via Jembatan Bacem. Di sisi utara, kawasan yang umumnya padat terlihat di UNS, Sekarpace, Pedaringan, hingga Warung Pelem.

“Simpang-simpang ini otomatis makin padat karena pemfilteran dilakukan dari APILL-APILL setempat. Penyekatan dilajukan dari APILL ini untuk mengurangi beban jembatan dari antrean kendaraan yang ada di atasnya,” beber dia.

Selain itu, pihaknya mengimbau bahwa nyala lampu merah di APILL tersebut memang sedikit lebih panjang dari sebelumnya guna antisipasi penumpukan di Jembatan Bacem maupun di Jembatan Jurug C. Kepadatan ini diprediksi akan bertahan hingga sepekan. Seterusnya pengguna jalan sudah menemukan rute-rute alternatif terbaik yang bisa mereka tempuh.

“Kepadatan ini karena kepanikan dari pemilihan rute pengguna jalan. Harapan kami sepekan kedepan bisa lebih paham dan berpengaruh pada penurunan penumpukan kendaraan di lokasi-lokasi terdampak ini,” terang Ari Wibowo.

Sejumlah pengguna jalan mengaku sempat kesulitan dalam mencari rute pasca penutupan Jurug B maupun Jembatan Mojo baru-baru ini. Seperti yang dilakukan Rahardian Febri, 28, warga Triyagan, Sukoharjo yang kini harus memutar lebih jauh saat harus menuju ke Kota Solo untuk berdagang kuliner yang telah dia lakoni sejak beberapa tahun terakhir ini.

“Jalannya ditutup semua, alternatifnya ya lewat ring road Mojosongo karena Jembatan Mojo juga sudah ditutup sekarang. Awalnya memang macet, jadi memang harus lebih awal atau malah lebih sore sekalian kalau mau balik,” papar dia.

Terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta pemahaman masyarakat atas kepadatan yang timbul akibat perbaikan Jembatan Mojo dan Jurug B. Pembangunan ini juga demi kenyamanan dan keamanan pengguna jalan ke depan. “Kita kebut Jembatan Mojo dua bulan. Semoga selesai tepat waktu,” ujar dia. (ves/bun)

Kemacetan Imbas Proyek Jembatan Mojo/Jurug

Jam Macet

  • Pagi hari arah menuju Kota Solo
  • Sore hari arah keluar Kota Solo

Titik Macet

  • Wilayah selatan di kawasan Joyontakan hingga Gading dan Dawung hingga Gemblegan
  • Wilayah utara di UNS, Sekarpace, Pedaringan, hingga Warung Pelem.

Solusi

  • Penyekatan kendaraan di APILL-APILL
  • Rekayasa APILL di titik rawan macet
  • Mengarahkan ke rute alternatif di luar sekitar proyek

Populer

Berita Terbaru

spot_img