WONOGIRI – Korban penusukan karena kasus arisan online di Wonogiri akhirnya meninggal dunia. Kondisi korban, W, 45, warga Dusun Dologan RT 01 RW 03, Desa Jendi, Kecamatan Giritontro sempat membaik dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Namun, kondisinya kembali memburuk dan dilarikan ke rumah sakit, hingga akhirnya meninggal.
“Meninggal dunia Minggu (3/10) siang sekitar pukul 12.50 di rumah sakit,” kata Kasatreskrim Polres Wonogiri mewakili Kapolres AKBP Dydit Dwi Susanto, Senin (4/10).
Seperti diberitakan sebelumnya, penusukan yang dialami W terjadi pada Sabtu (25/9) sore di teras rumahnya. Dia ditusuk oleh LK, 31, warga Ngadirojo, menggunakan pisau dapur di perut bagian kiri.
Supardi menerangkan, korban sempat dirawat di RSUD Wonogiri, kemudian dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Solo. Setelah kondisinya membaik, korban sempat beberapa hari pulang ke rumah.
Namun, pada Jumat (1/10) lalu, korban kembali menjalani perawatan di RSUD Wonogiri. “Jenazah korban juga sudah dimakamkan,” kata kasatreskrim.
Sementara itu, saat ini pelaku LK sudah mendekam di tahanan Mapolres Wonogiri. Berdasarkan penyelidikan awal, LK melakukan hal itu karena emosi dan merasa dibohongi oleh korban karena arisan online.
Kasatreskrim menjelaskan, sementara ini kasus itu ditangani oleh Polsek Girimarto. Terkait pasal ataupun tuntutan hukuman bagi pelaku, tak menutup kemungkinan bisa ditambah karena korban meninggal dunia.
Sebelumnya, saat jumpa pers di Mapolres Wonogiri Jumat lalu, LK mengaku melakukan penusukan karena tersulut emosi akibat ketidakjelasan arisan online yang diikuti istrinya.
Diketahui, istri LK merupakan member dari anak korban, berinisial PPA. Dia dan istrinya juga ditagih oleh sejumlah orang yang mengikuti arisan online, yang menjadi member istri LK.
“Sudah pernah dua kali ke sana (rumah korban) sebelum itu (penusukan). Tapi tidak ada iktikad baik,” ucap dia.
LK menambahkan, saat kejadian dia sebenarnya ingin menemui PPA alias anak korban, untuk menanyakan perihal arisan online itu. Namun, kata LK, hanya korban yang menemuinya setiap berkunjung ke sana. Menurut LK, PPA sebenarnya di rumah, namun tak mau menemuinya.
Karena itu, pada kedatangannya yang ketiga, LK emosi. Hingga akhirnya menusuk korban yang notabene ayah PPA, karena dirasa selalu ikut campur. Menurut LK, jika PPA yang menemuinya kemungkinan penusukan itu tidak terjadi.
“Mau konsultasi soal arisan ini, istri saya kan juga punya member. Setiap hari kami didatangi member. Saat itu saya juga sudah tidak punya uang, awalnya cuma pengin kejelasan,” kata LK. (al/ria)