WONOGIRI – Tarif bus antarkota antarprovinsi (AKAP) jurusan Wonogiri-Jabodetabek mengalami kenaikan. Hal ini menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang telah diumumkan pemerintah, Sabtu (3/9) lalu.
Staf Operasional PO Haryanto Wonogiri Heru Setiyono mengatakan, tarif bus jurusan Wonogiri-Jakarta mengalami kenaikan sebesar Rp 30 ribu. Sebelumnya, harga tiket untuk jurusan Wonogiri-Jakarta atau Jakarta-Wonogiri dipatok Rp 220 ribu, kini naik menjadi Rp 250 ribu.
“Naiknya mulai Minggu (4/9). Ini (kenaikan tarif) untuk menutup operasional. Sejumlah PO lain dengan jurusan yang sama juga naik,” papar Heru, Senin (5/9).
Menurut dia, kenaikan tarif bus tidak berdampak pada jumlah penumpang. Penumpang dinilai bisa memahami kondisi dan tak menunda keberangkatannya.
Kenaikan harga tiket bus dari Wonogiri menuju Jabodetabek juga diterapkan PO lain. Salah satunya adalah PO Sedya Mulya.
“Kenaikan tarif sejak hari Minggu (4/9),” ujar Toto Tri Mularto, salah satu pemilik PO itu.
Sebelumnya, harga tiket bus kelas eksekutif jurusan Wonogiri-Jakarta dibanderol Rp 210 ribu. Kini naik menjadi Rp 250 ribu. Selain itu, tiket bus jurusan Wonogiri-Bali yang sebelumnya Rp 320 ribu juga naik menjadi Rp 350 ribu.
Menurut Toto, dengan adanya kenaikan BBM, pihaknya mau tak mau harus melakukan penyesuaian tarif. Sebab, juga ada penyesuaian terhadap agen, karyawan, pengemudi bus hingga restoran.
“Tarif ini kami naikkan dengan dasar untuk menutup operasional tanpa harus membebani semua pihak,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Wonogiri Edi Purwanto menilai, kenaikan harga BBM ini memukul masyarakat dan pelaku usaha, termasuk pengusaha transportasi atau angkutan umum.
Meski begitu, pihaknya berharap akan ada subsidi dengan cara lain yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha angkutan. Dengan begitu, maka tarif juga bisa ditekan.
“Sebelum ada kenaikan harga BBM saja kemarin juga ada kenaikan harga spare part, misalnya saja ban. Kan kemarin juga baru ada kenaikan PPN dari 10 persen ke 11 persen” kata Edi.
Edi berharap tidak ada kenaikan harga spare part, yang biasanya juga mengikuti naiknya harga BBM. Namun, kata dia, harapan itu sepertinya mustahil terjadi. Sebab, kenaikan harga BBM memang telah menimbulkan multiplier effect di berbagai sektor.
“Kalau harga spare part naik lagi, ya makin rekasa,” ujar dia.
Lebih jauh, Organda Wonogiri juga berharap segera ada pertemuan yang dilakukan antara Organda, paguyuban sopir angkutan kota (angkot) Wonogiri dan dinas perhubungan (dishub). Khususnya untuk membahas sesegera mungkin terkait penyesuaian tarif angkot.
“Lebih cepat lebih baik. Jadi nanti tidak jalan sendiri-sendiri,” kata Edi.
Terpisah, Kepala Dishub Wonogiri Waluyo memastikan bakal segera dilakuken pertemuan dengan Organda dan paguyuban sopir angkot terkait hal tersebut. Saat ini pihaknya masih membahas hal tersebut di internal.
“Nanti segera kita agendakan,” ujar dia. (al/ria)
Reporter: Iwan Adi Luhung