24.2 C
Surakarta
Tuesday, 6 June 2023

Wisata Alam Desa Sendang, Perbukitan Berlatar Waduk Gajah Mungkur

Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri Kota dianugrahi letak geografis nan menawan. Berupa perbukitan yang berbatasan langsung dengan Waduk Gajah Mungkur (WGM). Untuk mendongkrak pendapatan asli desa (PADes), pemerintah desa (pemdes) setempat membuka paket wisata one stop service.

DESA Sendang dikelilingi perbukitan dan perairan Waduk Gajah Mungkur. Tak pelak, kawasan ini jadi jujugan wisatawan. Objek wisata Watu Cenik misalnya. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, lokasi ini sering digunakan untuk prewedding.

Kepala Desa (Kades) Sendang Sukamto mengatakan, kondisi geografis di wilayahnya tersebut sudah dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pengelolaan tersebut atas saran dari Dinas Kepemudaan Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri. Agar Desa Sendang disulap jadi desa wisata.

Periode 2016-2017, surat keputusan (SK) desa wisata dari Pemkab Wonogiri dikantongi. Kemudian dilakukan pemutakhiran data oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Hingga terbitlah SK baru dari bupati Wonogiri. Menyebutkan Desa Sendang sebagai desa wisata pada 2020.

“Di sini, objek wisatanya banyak. Tapi, saat ini kami fokus mengembangkan dua titik dulu,” beber Sukamto kepada Jawa Pos Radar Solo.

Titik fokus yang dimaksud, yakni Puncak Joglo. Kawasan ini dikenal sebagai landasan olahraga paralayang dan gantole. Termasuk spot di Watu Cenik dan Soko Gunung.

Pokdarwis sudah melirik Soko Gunung untuk dibenahi. Rencananya, bakal dibangun greenhouse, serta akan ditanami buah-buahan dan sebagainya. Sembilan warga bakal dipekerjakan untuk perawatan greenhouse.

“Warga juga diberdayakan untuk ikut mengelola objek wisata. Misalnya sebagai petugas penarik retribusi, parkir, dan perawatan area Watu Cenik,” imbuh Sukamto.

ALAMI: Pengunjung bersantai sembari duduk di kawasan Watu Cenik. (IWAN ADI LUHUNG/RADAR SOLO)

Ke depan, ada ide membuat paket wisata one stop service. Berupa paket menginap dua hari semalam di home stay milik warga. Cukup merogoh kocek Rp 1 juta per orang. Wisatawan bisa menikmati sensasi naik speedboat di Waduk Gajah Mungkur. Kemudian keliling desa, mengunjungi Watu Cenik, Soko Gunung, dan objek wisata lainnya. Termasuk sensasi terbang tandem paralayang.

“Sementara ini kan belum dibuka. Karena ada PPKM (pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat). Tapi, kami sudah siapkan semuanya. Kami tata dulu objek wisatanya,” terang Sukamto.

Terkait rencana revitalisasi Waduk Gajah Mungkur, lanjut Sukamto, bakal berdampak signifikan terhadap kesejahteraan warganya. “Jika nanti pengunjung WGM membeludak, warga kami bisa kecipratan rezeki. Misalnya dengan membuka usaha warung makan,” ujarnya. (al/fer)

Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri Kota dianugrahi letak geografis nan menawan. Berupa perbukitan yang berbatasan langsung dengan Waduk Gajah Mungkur (WGM). Untuk mendongkrak pendapatan asli desa (PADes), pemerintah desa (pemdes) setempat membuka paket wisata one stop service.

DESA Sendang dikelilingi perbukitan dan perairan Waduk Gajah Mungkur. Tak pelak, kawasan ini jadi jujugan wisatawan. Objek wisata Watu Cenik misalnya. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, lokasi ini sering digunakan untuk prewedding.

Kepala Desa (Kades) Sendang Sukamto mengatakan, kondisi geografis di wilayahnya tersebut sudah dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pengelolaan tersebut atas saran dari Dinas Kepemudaan Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri. Agar Desa Sendang disulap jadi desa wisata.

Periode 2016-2017, surat keputusan (SK) desa wisata dari Pemkab Wonogiri dikantongi. Kemudian dilakukan pemutakhiran data oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Hingga terbitlah SK baru dari bupati Wonogiri. Menyebutkan Desa Sendang sebagai desa wisata pada 2020.

“Di sini, objek wisatanya banyak. Tapi, saat ini kami fokus mengembangkan dua titik dulu,” beber Sukamto kepada Jawa Pos Radar Solo.

Titik fokus yang dimaksud, yakni Puncak Joglo. Kawasan ini dikenal sebagai landasan olahraga paralayang dan gantole. Termasuk spot di Watu Cenik dan Soko Gunung.

Pokdarwis sudah melirik Soko Gunung untuk dibenahi. Rencananya, bakal dibangun greenhouse, serta akan ditanami buah-buahan dan sebagainya. Sembilan warga bakal dipekerjakan untuk perawatan greenhouse.

“Warga juga diberdayakan untuk ikut mengelola objek wisata. Misalnya sebagai petugas penarik retribusi, parkir, dan perawatan area Watu Cenik,” imbuh Sukamto.

ALAMI: Pengunjung bersantai sembari duduk di kawasan Watu Cenik. (IWAN ADI LUHUNG/RADAR SOLO)

Ke depan, ada ide membuat paket wisata one stop service. Berupa paket menginap dua hari semalam di home stay milik warga. Cukup merogoh kocek Rp 1 juta per orang. Wisatawan bisa menikmati sensasi naik speedboat di Waduk Gajah Mungkur. Kemudian keliling desa, mengunjungi Watu Cenik, Soko Gunung, dan objek wisata lainnya. Termasuk sensasi terbang tandem paralayang.

“Sementara ini kan belum dibuka. Karena ada PPKM (pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat). Tapi, kami sudah siapkan semuanya. Kami tata dulu objek wisatanya,” terang Sukamto.

Terkait rencana revitalisasi Waduk Gajah Mungkur, lanjut Sukamto, bakal berdampak signifikan terhadap kesejahteraan warganya. “Jika nanti pengunjung WGM membeludak, warga kami bisa kecipratan rezeki. Misalnya dengan membuka usaha warung makan,” ujarnya. (al/fer)

Populer

Berita Terbaru

spot_img