30.7 C
Surakarta
Friday, 24 March 2023

Muncul Kasus LSD, Pasar Hewan Wonogiri Tetap Buka tapi Sepi Pedagang

RADARSOLO.ID-Ditemukannya kasus lumpy skin disease (LSD) yang menjangkiti sapi di Kota Sukses sejak beberapa waktu lalu, tak berpengaruh terhadap operasional pasar hewan di Kabupaten Wonogiri. Pemkab Wonogiri belum akan menutup pasar hewan.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, pasar hewan cenderung sepi pasca kemunculan LSD. Tak banyak pedagang yang membawa dagangannya ke pasar hewan. “Kami lebih sepakat ini menjadi ruang pemahaman dan edukasi pada publik,” ujarnya, Rabu (15/3).

Pola penanganan sapi yang terpapar LSD sudah dikomunikasikan Dinas Kelautan Dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri. “Tidak ada penutupan pasar hewan. Otomatis masyarakat diimbau untuk tidak membawa sapi sakit ke pasar hewan,” kata dia.

Mengacu data Dislapernak Wonogiri per Rabu (15/3), sebanyak 355 kasus LSD merupakan kasus aktif. Tujuh di antaranya sembuh, dan dua ekor sapi mati.

Kepala Dislapernak Wonogiri Sutardi mengatakan, LSD adalah penyakit kulit pada ternak. Ciri-cirinya muncul bentol-bentol. “Kami lakukan tindakan pengobatan. Ada petugas yang keliling dan ada juga dari peternak,” terangnya.

Dislapernak meminta peternak segera melaporkan jika ada sapi yang diduga terpapar LSD. Dengan begitu, penanganan bisa lebih cepat dilakukan.

Menurut Sutardi, daging hewan yang terkena LSD masih bisa dikonsumsi manusia jika dimasak dengan benar. Sebab LSD bukan penyakit zoonosis. Namun, jeroan hewan tak boleh dikonsumsi. (al/wa)

 






Reporter: Iwan Adi Luhung

RADARSOLO.ID-Ditemukannya kasus lumpy skin disease (LSD) yang menjangkiti sapi di Kota Sukses sejak beberapa waktu lalu, tak berpengaruh terhadap operasional pasar hewan di Kabupaten Wonogiri. Pemkab Wonogiri belum akan menutup pasar hewan.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, pasar hewan cenderung sepi pasca kemunculan LSD. Tak banyak pedagang yang membawa dagangannya ke pasar hewan. “Kami lebih sepakat ini menjadi ruang pemahaman dan edukasi pada publik,” ujarnya, Rabu (15/3).

Pola penanganan sapi yang terpapar LSD sudah dikomunikasikan Dinas Kelautan Dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri. “Tidak ada penutupan pasar hewan. Otomatis masyarakat diimbau untuk tidak membawa sapi sakit ke pasar hewan,” kata dia.

Mengacu data Dislapernak Wonogiri per Rabu (15/3), sebanyak 355 kasus LSD merupakan kasus aktif. Tujuh di antaranya sembuh, dan dua ekor sapi mati.

Kepala Dislapernak Wonogiri Sutardi mengatakan, LSD adalah penyakit kulit pada ternak. Ciri-cirinya muncul bentol-bentol. “Kami lakukan tindakan pengobatan. Ada petugas yang keliling dan ada juga dari peternak,” terangnya.

Dislapernak meminta peternak segera melaporkan jika ada sapi yang diduga terpapar LSD. Dengan begitu, penanganan bisa lebih cepat dilakukan.

Menurut Sutardi, daging hewan yang terkena LSD masih bisa dikonsumsi manusia jika dimasak dengan benar. Sebab LSD bukan penyakit zoonosis. Namun, jeroan hewan tak boleh dikonsumsi. (al/wa)

 






Reporter: Iwan Adi Luhung

Populer

Berita Terbaru

spot_img