23.8 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Polres Wonogiri Gelar Simulasi Penanggulangan Anarkisme

WONOGIRI – Puluhan warga tiba-tiba berkumpul dan melakukan unjuk rasa di wilayah Jalan PBS Kelurahan Wuryorejo Jecamatan Wonogiri Kota Rabu (23/3) siang. Aksi ini digelar lantaran warga mempertanyakan pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di desa mereka yang tidak merata.

Warga juga menuntut Ketua RT setempat diberhentikan dari jabatannya atas munculnya permasalahan dalam pembagian BLT. Ratusan personel polisi disiagakan mengamankan unjuk rasa itu, termasuk diantaranya tim negosiator yang memfasilitasi untuk bertemu dengan perwakilan Pemkab Wonogiri.

Namun, negosiasi berjalan alot, tak menemukan titik terang. Diduga ada provokator yang menyusup, massa tersulut amarahnya. Personel polisi yang mengamankan jalannya unjuk rasa didesak.

Situasi makin tak terkendali. Massa membakar ban dan juga flare. Mereka terus bersitegang dengan polisi, melempar botol dan sejumlah benda lain.

Polisi akhirnya memutuskan untuk menembakkan gas air mata untuk memecah konsentrasi massa. Seorang warga juga terluka karena berdesakan.

Meski sudah diberi tembakan gas air mata sebanyak dua kali, massa demonstrasi yang ricuh juga tak kunjung membubarkan diri. Polisi pun akhirnya mendorong bubar massa dengan menembakkan gas air mata dengan intensitas lebih banyak agar massa membubarkan diri.

Upaya tersebut sukses. Aksi unjuk rasa yang berubah menjadi kericuhan berhasil dibubarkan oleh pihak kepolisian dan massa membubarkan diri. Itulah rentetan simulasi pengendalian massa yang digelar Polres Wonogiri.

Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto mengatakan simulasi yang digelar pihaknya dalam rangka pelatihan penanggulangan anarkisme dan kerusuhan massa. Kegiatan tersebut menjadi salah satu persiapan dalam menghadapi situasi yang termasuk dalam gangguan ketertiban masyarakat yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

“Merefresh kembali tugas dan tindakan apa yang harus dilakukan pada saat nanti terjadi gangguan kamtibmas di Wonogiri,” kata Dydit.

Meski begitu, Kapolres memastikan bahwa dengan adanya kegiatan penanganan rusuh massa yang digelar, bukan berarti di wilayah Wonogiri sering terjadi peristiwa serupa.

“Tidak, kita hanya mempersiapkan diri karena sewaktu-waktu bisa terjadi,” ujar dia. (al/dam/dam)

WONOGIRI – Puluhan warga tiba-tiba berkumpul dan melakukan unjuk rasa di wilayah Jalan PBS Kelurahan Wuryorejo Jecamatan Wonogiri Kota Rabu (23/3) siang. Aksi ini digelar lantaran warga mempertanyakan pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di desa mereka yang tidak merata.

Warga juga menuntut Ketua RT setempat diberhentikan dari jabatannya atas munculnya permasalahan dalam pembagian BLT. Ratusan personel polisi disiagakan mengamankan unjuk rasa itu, termasuk diantaranya tim negosiator yang memfasilitasi untuk bertemu dengan perwakilan Pemkab Wonogiri.

Namun, negosiasi berjalan alot, tak menemukan titik terang. Diduga ada provokator yang menyusup, massa tersulut amarahnya. Personel polisi yang mengamankan jalannya unjuk rasa didesak.

Situasi makin tak terkendali. Massa membakar ban dan juga flare. Mereka terus bersitegang dengan polisi, melempar botol dan sejumlah benda lain.

Polisi akhirnya memutuskan untuk menembakkan gas air mata untuk memecah konsentrasi massa. Seorang warga juga terluka karena berdesakan.

Meski sudah diberi tembakan gas air mata sebanyak dua kali, massa demonstrasi yang ricuh juga tak kunjung membubarkan diri. Polisi pun akhirnya mendorong bubar massa dengan menembakkan gas air mata dengan intensitas lebih banyak agar massa membubarkan diri.

Upaya tersebut sukses. Aksi unjuk rasa yang berubah menjadi kericuhan berhasil dibubarkan oleh pihak kepolisian dan massa membubarkan diri. Itulah rentetan simulasi pengendalian massa yang digelar Polres Wonogiri.

Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto mengatakan simulasi yang digelar pihaknya dalam rangka pelatihan penanggulangan anarkisme dan kerusuhan massa. Kegiatan tersebut menjadi salah satu persiapan dalam menghadapi situasi yang termasuk dalam gangguan ketertiban masyarakat yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

“Merefresh kembali tugas dan tindakan apa yang harus dilakukan pada saat nanti terjadi gangguan kamtibmas di Wonogiri,” kata Dydit.

Meski begitu, Kapolres memastikan bahwa dengan adanya kegiatan penanganan rusuh massa yang digelar, bukan berarti di wilayah Wonogiri sering terjadi peristiwa serupa.

“Tidak, kita hanya mempersiapkan diri karena sewaktu-waktu bisa terjadi,” ujar dia. (al/dam/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img