24.2 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Geger Soal Kabar Perampokan di Gunung Pegat, Ini Penjelasan Polisi: Korban Tak Lapor

RADARSOLO.ID – Beberapa hari belakangan, masyarakat Wonogiri digegerkan dengan informasi adanya aksi perampokan di kawasan Gunung Pegat. Kabar itu tersebar di media sosial, dengan korban warga Kecamatan Baturetno.

Di sejumlah postingan ditulis pesan agar siapa pun diminta untuk waspada saat melintas di wilayah Gunung Pegat. Dalam kabar itu disebutkan bahwa baru saja terjadi perampokan dengan pelaku berjumlah enam orang dan membawa senjata tajam serta alat pukul.

Dalam narasi itu juga disebutkan korban selamat. Namun uang, sepatu dan sepeda motor korban diambil para pelaku.

Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah melalui Kasi Humas AKP Anom Prabowo mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi terkait hal tersebut. Polisi juga telah melakukan penelusuran.

“Itu bukan perampokan, tapi dipalak. Sepeda motor juga masih dibawa. Korban juga tidak diapa-apakan,” kata dia, Kamis (23/3).

Diketahui, korban pemalakan adalah MA, 22, warga Desa/Kecamatan Baturetno. Anom menuturkan, korban dipalak di sebelah utara Jembatan Gedong, yang masuk wilayah Kecamatan Ngadirojo pada Senin (20/3) lalu sekitar pukul 19.00.

“Yang diminta uang dan sepatu. Motornya masih dibawa korban. Jadi kabar yang beredar di media sosial tidak sepenuhnya benar,” ujar Anom.

Diketahui, korban dipalak oleh enam orang tak dikenal. Para pelaku mengendarai tiga sepeda motor. Sementara itu, tidak ada saksi di sekitar lokasi kejadian.

“Pengakuan korban seperti itu. Ini masih diselidiki. Saat kejadian, korban perjalanan dari Baturetno mau ke Solo,” kata dia.

Sementara itu, kabar soal aksi kejahatan di Gunung Pegat itu diketahui bukan diviralkan oleh korban, namun orang lain. Korban tak memiliki niatan untuk memviralkan, bahkan juga tidak melaporkan kejadian itu kepada polisi.

“Jadi saat muncul di medsos, polisi coba menelusuri,” kata Anom.

Berdasarkan komunikasi yang dilakukan dengan korban, diketahui korban dimintai uang sebesar Rp 500 ribu dan sepasang sepatu yang dipakai korban saat itu.

Anom meminta masyarakat untuk tetap tenang atas peristiwa ini. Jajaran kepolisian juga berupaya untuk mengantisipasi hal serupa.

Masyarakat juga diminta untuk selektif saat membagikan kabar di media sosial. Jangan sampai masyarakat menyebarkan kabar yang belum tentu kebenarannya.

“Saat melalukan perjalanan malam hari, kalau bisa juga tidak seorang diri,” tandas Anom. (al/ria)






Reporter: Iwan Adi Luhung

RADARSOLO.ID – Beberapa hari belakangan, masyarakat Wonogiri digegerkan dengan informasi adanya aksi perampokan di kawasan Gunung Pegat. Kabar itu tersebar di media sosial, dengan korban warga Kecamatan Baturetno.

Di sejumlah postingan ditulis pesan agar siapa pun diminta untuk waspada saat melintas di wilayah Gunung Pegat. Dalam kabar itu disebutkan bahwa baru saja terjadi perampokan dengan pelaku berjumlah enam orang dan membawa senjata tajam serta alat pukul.

Dalam narasi itu juga disebutkan korban selamat. Namun uang, sepatu dan sepeda motor korban diambil para pelaku.

Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah melalui Kasi Humas AKP Anom Prabowo mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi terkait hal tersebut. Polisi juga telah melakukan penelusuran.

“Itu bukan perampokan, tapi dipalak. Sepeda motor juga masih dibawa. Korban juga tidak diapa-apakan,” kata dia, Kamis (23/3).

Diketahui, korban pemalakan adalah MA, 22, warga Desa/Kecamatan Baturetno. Anom menuturkan, korban dipalak di sebelah utara Jembatan Gedong, yang masuk wilayah Kecamatan Ngadirojo pada Senin (20/3) lalu sekitar pukul 19.00.

“Yang diminta uang dan sepatu. Motornya masih dibawa korban. Jadi kabar yang beredar di media sosial tidak sepenuhnya benar,” ujar Anom.

Diketahui, korban dipalak oleh enam orang tak dikenal. Para pelaku mengendarai tiga sepeda motor. Sementara itu, tidak ada saksi di sekitar lokasi kejadian.

“Pengakuan korban seperti itu. Ini masih diselidiki. Saat kejadian, korban perjalanan dari Baturetno mau ke Solo,” kata dia.

Sementara itu, kabar soal aksi kejahatan di Gunung Pegat itu diketahui bukan diviralkan oleh korban, namun orang lain. Korban tak memiliki niatan untuk memviralkan, bahkan juga tidak melaporkan kejadian itu kepada polisi.

“Jadi saat muncul di medsos, polisi coba menelusuri,” kata Anom.

Berdasarkan komunikasi yang dilakukan dengan korban, diketahui korban dimintai uang sebesar Rp 500 ribu dan sepasang sepatu yang dipakai korban saat itu.

Anom meminta masyarakat untuk tetap tenang atas peristiwa ini. Jajaran kepolisian juga berupaya untuk mengantisipasi hal serupa.

Masyarakat juga diminta untuk selektif saat membagikan kabar di media sosial. Jangan sampai masyarakat menyebarkan kabar yang belum tentu kebenarannya.

“Saat melalukan perjalanan malam hari, kalau bisa juga tidak seorang diri,” tandas Anom. (al/ria)






Reporter: Iwan Adi Luhung

Populer

Berita Terbaru

spot_img