WONOGIRI – Sejak awal pandemi dua tahun lalu, RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri ambil bagian dalam penanganan Covid-19. Sudah ribuan pasien positif korona maupun suspek dan probable dirawat di rumah sakit itu.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jateng Nomor 445/46 Tahun 2020 tentang Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu Lini Kedua, RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.
Awalnya, rumah sakit pelat merah itu menyiapkan 63 bed isolasi. Meski begitu, jumlah itu fluktuatif mengikuti situasi dan kondisi perkembangan pasien yang dirawat. Selain itu, tenaga kesehatan (nakes) juga selalu siap memberikan pelayanan.
Termasuk para perawat yang bertugas melayani pasien 24 jam di bangsal perawatan. Mereka juga menjadi konselor, advocator, sekaligus motivator bagi pasien yang dirawat. Mengingat Covid-19 adalah penyakit baru, maka aktivitas pelayanan menjadi sangat dinamis.
Kepala Ruang Anyelir Noerini Rachmawati mengatakan, perawat adalah salah satu garda terdepan di masa pandemi. Mereka bertugas memberikan asuhan keperawatan pada pasien Covid-19.
“Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Covid-19 membutuhkan seorang perawat dengan loyalitas tinggi,” katanya.
Sebab dalam seluruh pengelolaan kebutuhan dasar pasien, perawatlah yang 24 jam berada di samping pasien dengan pembagian sif pagi, siang, dan malam.
Kepala Ruang Teratai Adhi Sukamto mengungkapkan, tugas nakes di ruang isolasi cukup berat. Berjam-jam menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk memenuhi kebutuhan pasien.
“Perawat memberikan semangat untuk para pasien Covid-19 agar cepat pulih. Dukungan itu memberikan efek luar biasa meningkatkan imunitas dalam melewati serangan virus Covid-19,” ujar dia.
Hal tersebut diamini Kepala Ruang Bougenvile Danar Sunarto. Menurutnya, banyak suka duka yang dirasakan perawat di ruang isolasi. Suka karena memenuhi panggilan jiwa sebagai perawat dan dapat menjalankan tugas dengan baik. Dukanya, di awal pandemi, perawat sempat merasa waswas karena kali pertama menangani pasien Covid-19.
Belum lagi, kata Danar, beredar informasi di media sosial tentang betapa mengerikannya Covid-19. Bahkan pihaknya juga sempat mendengar adanya cerita tentang perawat yang mengundurkan diri dari sebuah rumah sakit karena akan ditugaskan di ruang perawatan pasien Covid-19.
Kisah lainnya ketika kali pertama Ruang Bougenvile menerima pasien Covid-19. Petugas jaga sempat kebingungan dan menangis. “Akhirnya kami beri motivasi ke teman-teman,” terang dia.
Perawat pasien Covid-19 juga bertugas menyampaikan kondisi pasien kepada keluarga yang kerap menimbulkan kesalahpahaman. Di lain sisi, apresiasi positif masyarakat atas kinerja jajaran RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri dalam menangani pasien korona menjadi penyemangat seluruh tenaga kesehatan.
Direktur RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri dr. Adhi Dharma, M.M mengatakan, saat ini, seluruh nakes, termasuk perawat sudah percaya diri dalam menghadapi pasien Covid-19. Itu tak terlepas dari perhatian yang diberikan kepada para nakes.

“Nakes saat ini jadi prioritas. Misalnya untuk vaksinasi, nakes yang didahulukan. Booster juga begitu. Status kesehatannya terus dipantau. Itu yang membuat teman-teman nakes percaya diri,” urainya.
Ditambahkan Adhi, RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso juga memberikan pelayanan maksimal kepada pasien lain. “Rumah sakit selalu dinamis menyesuaikan kondisi dan situasi yang dibutuhkan pemerintah daerah dalam penanganan wabah, bencana, apalagi pandemi.,” tegas dia.
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso telah menyusun skenario penambahan bed isolasi bagi pasien Covid-19 untuk mengantisipasi gelombang 3. Bed isolasi Covid-19 yang disiapkan sebanyak 129 bed. Jumlah itu hampir mencapai 40 persen total jumlah tempat tidur rumah sakit. RSUD pun siap mengonversikan berapapun bed yang dibutuhkan untuk pasien Covid-19.
“Kami lakukan pemantauan kasus. Juga siap setiap saat jika dilakukan konversi, tetapi juga kami lihat kemampuan SDM dan sarana dan prasarana yang lain. Artinya beban ini tidak hanya menjadi beban RSUD, tapi juga beban bersama,” tutur Adhi.
Sementara itu, dalam rangka implementasi patient safety sekaligus sebagai jaminan keamanan bagi nakes dilakukan screening swab antigen berkala bagi petugas kesehatan dan tracing masif dengan swab PCR sesuai hasil pelacakan kasus di rumah sakit.
Protokol kesehatan (prokes) dilakukan secara ketat di area rumah sakit. Mulai dari penggunaan masker, pemeriksaan suhu bagi pengunjung, pengaturan jarak di ruang tunggu, kebijakan tidak ada pelayanan besuk pasien, serta kewajiban scan barcode aplikasi PeduliLindungi saat masuk area rumah sakit.
Seluruh pihak berharap pandemi segera berakhir agar aspek kehidupan kembali normal. RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso siap menjadi ujung tombak rujukan kasus Covid-19 di puncak lonjakan kasus gelombang ketiga pandemi. (est/al/wa)