24.8 C
Surakarta
Tuesday, 6 June 2023

Ratusan Anak di Wonogiri Terpapar Tuberkulosis, Lakukan Hal Ini agar Tak Meluas  

RADARWONOGIRI.COM-Terjadi tren kenaikan kasus tuberkulosis (TB) pada anak di Kabupaten Wonogiri. Merujuk data Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, jumlahnya mencapai ratusan anak.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri Setyarini melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri Satyawati Prawirohardjo mengatakan, tercatat 304 kasus TB. Dari jumlah itu, sebanyak 158 pasien merupakan anak-anak berusia 0-14 tahun. “Itu kasus yang ditemukan sejak awal 2023 hingga 12 Maret,” ujarnya, Selasa (28/3/2023).

Satyawati mengamini ada tren kenaikan jumlah kasus TB. Baik pada anak maupun orang dewasa. Berdasarkan data Dinkes Wonogiri, pada 2020 tercatat ada 55 temuan kasus TB pada anak. Selanjutnya pada 2021 tercatat 88 kasus, sedangkan di 2022 sebanyak 488 kasus.

“Sampai Maret ini saja ada temuan 158 kasus TB pada anak. Ke depan bisa bertambah. Ini all case (TB paru, tulang dan kelenjar),” kata wanita yang akrab disapa Watik itu.

Dijelaskannya, anak bisa tertular TB dari orang dewasa. Karena itu, saat ada satu kasus TB, maka dilakukan skrining 15-20 kontak erat. Saat ada yang bergejala, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah benar terpapar TB atau tidak.

Penambahan kasus TB pada anak tidak hanya terjadi di Kabupaten Wonogiri, tapi juga kabupaten/kota lainnya. Hasil Analisa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan juga Kemenkes ada beberapa faktor penyebab.

Diantaranya karena dampak pembatasan aktivitas saat pagebluk korona. Anak terpapar dari orang dewasa. Ada kemungkinan, orang dewasa yang membawa kuman TB dan si anak tertular.

Untuk Wonogiri, Watik menuturkan belum melakukan penelitian secara khusus. “Tapi menurut kami, temuan kasus TB pada anak secara nasional kan meningkat. Sebab sekarang ini sedang digencarkan skrining, tindak lanjut dari Perpres Nomor 67 Tahun 2021 (tentang Penanggulangan Tuberkulosis),” papar dia.

Pihak-pihak terkait diminta aktif bekerja sama menekan kasus TB pada 2030. Caranya dengan menemukan kasus TB agar sedini mungkin mendapatkan penanganan. “Kalau kita mau mengeliminasi kan harus kita temukan. Ini artinya semua bergerak untuk menemukan kasus dan melaporkannya,” terang Watik.

Sementara itu, tingkat kesembuhan TB pada anak di Kota Sukses lebih dari 90 persen. Dinkes mencatat pada 2022 tidak ada anak yang meninggal karena TB, dan pada triwulan 2023 ada satu anak meninggal, itupun karena si anak juga terpapar HIV. “Yang bersangkutan TB-nya sebagai IO (infeksi oportunistik) karena ada HIV,” ungkapnya.

Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan orang tua mencegah TB pada anak. Diantaranya pemberian ASI ekslusif. Selain itu, jika ada orang tua di sekitar anak yang bergejala atau terpapar TB, bisa menjaga jarak dengan anak dan selalu memakai masker di dekat anak.

“Dalam dua bulan pengobatan TB, usahakan tidak mendekati si anak. Kalau ibunya yang menyusui terpapar, juga harus pakai masker,” kata dia.

Berikutnya, lakukan imunisasi BCG sesuai usia. Kemudian membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah.

Pencegahan lainnya adalah terapi pencegahan TB (TPT). Itu bisa dilakukan oleh orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita TB. Termasuk golongan yang rentan, seperti anak di bawah usia dua tahun atau lansia.

Langkah (TPT) juga bisa dilakukan oleh orang dengan daya tahan tubuh rendah. Misalnya adalah penderita HIV atau pasien kanker. (al/wa)

 






Reporter: Iwan Adi Luhung

RADARWONOGIRI.COM-Terjadi tren kenaikan kasus tuberkulosis (TB) pada anak di Kabupaten Wonogiri. Merujuk data Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, jumlahnya mencapai ratusan anak.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri Setyarini melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri Satyawati Prawirohardjo mengatakan, tercatat 304 kasus TB. Dari jumlah itu, sebanyak 158 pasien merupakan anak-anak berusia 0-14 tahun. “Itu kasus yang ditemukan sejak awal 2023 hingga 12 Maret,” ujarnya, Selasa (28/3/2023).

Satyawati mengamini ada tren kenaikan jumlah kasus TB. Baik pada anak maupun orang dewasa. Berdasarkan data Dinkes Wonogiri, pada 2020 tercatat ada 55 temuan kasus TB pada anak. Selanjutnya pada 2021 tercatat 88 kasus, sedangkan di 2022 sebanyak 488 kasus.

“Sampai Maret ini saja ada temuan 158 kasus TB pada anak. Ke depan bisa bertambah. Ini all case (TB paru, tulang dan kelenjar),” kata wanita yang akrab disapa Watik itu.

Dijelaskannya, anak bisa tertular TB dari orang dewasa. Karena itu, saat ada satu kasus TB, maka dilakukan skrining 15-20 kontak erat. Saat ada yang bergejala, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah benar terpapar TB atau tidak.

Penambahan kasus TB pada anak tidak hanya terjadi di Kabupaten Wonogiri, tapi juga kabupaten/kota lainnya. Hasil Analisa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan juga Kemenkes ada beberapa faktor penyebab.

Diantaranya karena dampak pembatasan aktivitas saat pagebluk korona. Anak terpapar dari orang dewasa. Ada kemungkinan, orang dewasa yang membawa kuman TB dan si anak tertular.

Untuk Wonogiri, Watik menuturkan belum melakukan penelitian secara khusus. “Tapi menurut kami, temuan kasus TB pada anak secara nasional kan meningkat. Sebab sekarang ini sedang digencarkan skrining, tindak lanjut dari Perpres Nomor 67 Tahun 2021 (tentang Penanggulangan Tuberkulosis),” papar dia.

Pihak-pihak terkait diminta aktif bekerja sama menekan kasus TB pada 2030. Caranya dengan menemukan kasus TB agar sedini mungkin mendapatkan penanganan. “Kalau kita mau mengeliminasi kan harus kita temukan. Ini artinya semua bergerak untuk menemukan kasus dan melaporkannya,” terang Watik.

Sementara itu, tingkat kesembuhan TB pada anak di Kota Sukses lebih dari 90 persen. Dinkes mencatat pada 2022 tidak ada anak yang meninggal karena TB, dan pada triwulan 2023 ada satu anak meninggal, itupun karena si anak juga terpapar HIV. “Yang bersangkutan TB-nya sebagai IO (infeksi oportunistik) karena ada HIV,” ungkapnya.

Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan orang tua mencegah TB pada anak. Diantaranya pemberian ASI ekslusif. Selain itu, jika ada orang tua di sekitar anak yang bergejala atau terpapar TB, bisa menjaga jarak dengan anak dan selalu memakai masker di dekat anak.

“Dalam dua bulan pengobatan TB, usahakan tidak mendekati si anak. Kalau ibunya yang menyusui terpapar, juga harus pakai masker,” kata dia.

Berikutnya, lakukan imunisasi BCG sesuai usia. Kemudian membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah.

Pencegahan lainnya adalah terapi pencegahan TB (TPT). Itu bisa dilakukan oleh orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita TB. Termasuk golongan yang rentan, seperti anak di bawah usia dua tahun atau lansia.

Langkah (TPT) juga bisa dilakukan oleh orang dengan daya tahan tubuh rendah. Misalnya adalah penderita HIV atau pasien kanker. (al/wa)

 






Reporter: Iwan Adi Luhung

Populer

Berita Terbaru

spot_img