SOLO – Bisnis perhotelan di Kota Solo pecah rekor okupansi dan penjualan harga tertinggi selama periode libur Lebaran tahun ini. Tak hanya panen tamu hotel usai melewati dua tahun paceklik imbas pandemi Covid-19. Pencapaian rekor okupansi kali ini bahkan lebih tinggi ketimbang periode Lebaran pada 2019 sebelum pandemi mewabah.
“Tingkat okupansi melonjak drastis. Hampir setiap hari, sejak hari H lebaran pada 2 Mei sampai hari ini, okupansi di atas 95 persen. Ini terjadi hampir di semua hotel. Okupansi hotel Solo dan sekitarnya, ada di sekitar 80-83 persen selama sepekan ini. Beberapa hotel bahkan mencatatkan okupansi di atas 90 persen sampai 100 persen,” beber Pejabat Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo Sistho A. Sreshtho kepada Jawa Pos Radar Solo, Sabtu (7/5).
Kebijakan pelonggaran pemerintah yang mengizinkan masyarakat mudik, diklaim Sistho, sangat berefek positif bagi bisnis perhotelan. Khususnya di Kota Solo. Semua tempat wisata, jalan tol, bandara, stasiun, dan lain sebagainya, tidak ada yang sepi. Alias semua ramai. Masyarakat bersuka cita melakukan berbagai aktivitas selama libur Lebaran. Termasuk mudik.
“Periode libur Lebaran kali ini adalah klimaks selama pandemi dua tahun terakhir. Sekaligus puncak penjualan tertinggi. Bahkan selama beberapa kali Lebaran mungkin kali ini yang tertinggi. Dan saya yakin sektor pariwisata lainnya juga menciptakan rekor masing-masing,” ujarnya.
Pria yang juga general manager The Alana Hotel and Conventions Center ini membocorkan tingkat okupansi hotelnya selama periode libur lebaran mencapai 92 persen. Dengan rekor penjualan harga kamar tertinggi terjadi pada periode kali ini selama tujuh tahun hotelnya berdiri.
Tidak hanya kamar yang terisi. Restoran juga penuh pengunjung. Segala macam promo yang ditawarkan hotel juga dinikmati oleh tamu dengan membayar harga full.
“Kami optimistis kawan-kawan hotel lainnya juga menciptakan rekornya tersendiri. Sesuai prediksi, kenaikan okupansi terjadi in very last minutes. Tapi peningkatannya melebihi ekspektasi. Setiap hari, sampai hari ini (Sabtu), masih ada banyak tamu yang mencari kamar. Meskipun kondisi kamar hotel di Solo juga sudah habis,” jelasnya.
Kondisi tersebut diamini oleh Solia Zigna Hotel. Sampai saat ini, okupansi hotel tersebut tembus 100 persen. Sejak H-3 Lebaran atau Jumat (29/4), hotel tersebut sudah menentukan high season periode libur lebaran. Di awal high season, okupansi sudah menginjak 75 persen. Berlanjut mulai 1-8 Mei, okupansi full 100 persen.
“Rata-rata tamu yang stay selama dua malam. Mayoritas tamu berasal dari luar kota seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Sampai hari ini, setiap harinya okupansi hotel kami full 100 persen. Nanti selepas periode libur Lebaran, kami juga masih full sampai medio Mei. Karena ada group meeting,” beber Director of Sales Marketing Solia Zigna Hotel Lisa Halim.
Senada disampaikan Public Relations favehotel Solo Nonik Ratna Dewi. Okupansi hotel bintang 2 tersebut juga tembus 100 persen sejak 1-6 Mei. (aya/ria)