26.7 C
Surakarta
Tuesday, 6 June 2023

Penyaluran Kredit di BRI Tumbuh 9,74 Persen

SOLO Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja yang sehat dan kuat hingga akhir kuartal III pada 2021. Penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp 1.026,42 triliun, tumbuh sebesar 9,74 persen year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21 persen.

Salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI yakni penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50 persen yoy. Mencapai Rp 848,60 triliun pada akhir September 2021.

Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI meningkat. Dari semula 80,65 persen pada akhir September 2020, kini menjadi 82,67 persen pada akhir September 2021.

“Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada kuartal III 2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM, di samping pemulihan kondisi ekonomi akibat kian melandainya pandemi,” beber Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference virtual Laporan Keuangan Triwulan III di Jakarta, kemarin.

Rinciannya per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun, dan kredit korporasi Rp 177,83 triliun. BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Tercermin dari rasio NPL BRI yang manageable di kisaran 3,28 persen pada akhir kuartal III 2021 dengan NPL Coverage mencapai 252,94 persen.

Dari sisi liabilities, Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh positif menjadi sebesar Rp 1.135,31 triliun. Tabungan tercatat mendominasi DPK BRI dengan total mencapai Rp 470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen yoy. Proporsi dana murah (CASA) BRI pun terus merangkak naik. Pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02 persen.

“Keberhasilan perseroan dalam meningkatkan proporsi dana murah membuat biaya dana atau Cost of Fund (COF) BRI terus menurun. Hingga akhir September 2021 COF BRI tercatat 2,14 persen, lebih rendah dibandingkan COF BRI pada September 2020 sebesar 3,45 persen,” sambungnya.

Solidnya kinerja BRI dari sisi penyaluran kredit dan pendanaan membuat aset perseroan terus tumbuh. Hingga akhir kuartal III tercatat aset BRI mencapai Rp 1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy. Sementara itu, laba BRI per September 2021 tercatat Rp.19,07 triliun atau tumbuh 34,74 persen yoy.

“Ini merupakan buah dari hasil strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya akibat pandemi,” pungkasnya. (aya/nik/dam)

SOLO Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja yang sehat dan kuat hingga akhir kuartal III pada 2021. Penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp 1.026,42 triliun, tumbuh sebesar 9,74 persen year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21 persen.

Salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI yakni penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50 persen yoy. Mencapai Rp 848,60 triliun pada akhir September 2021.

Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI meningkat. Dari semula 80,65 persen pada akhir September 2020, kini menjadi 82,67 persen pada akhir September 2021.

“Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada kuartal III 2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM, di samping pemulihan kondisi ekonomi akibat kian melandainya pandemi,” beber Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference virtual Laporan Keuangan Triwulan III di Jakarta, kemarin.

Rinciannya per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun, dan kredit korporasi Rp 177,83 triliun. BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Tercermin dari rasio NPL BRI yang manageable di kisaran 3,28 persen pada akhir kuartal III 2021 dengan NPL Coverage mencapai 252,94 persen.

Dari sisi liabilities, Dana Pihak Ketiga BRI berhasil tumbuh positif menjadi sebesar Rp 1.135,31 triliun. Tabungan tercatat mendominasi DPK BRI dengan total mencapai Rp 470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen yoy. Proporsi dana murah (CASA) BRI pun terus merangkak naik. Pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02 persen.

“Keberhasilan perseroan dalam meningkatkan proporsi dana murah membuat biaya dana atau Cost of Fund (COF) BRI terus menurun. Hingga akhir September 2021 COF BRI tercatat 2,14 persen, lebih rendah dibandingkan COF BRI pada September 2020 sebesar 3,45 persen,” sambungnya.

Solidnya kinerja BRI dari sisi penyaluran kredit dan pendanaan membuat aset perseroan terus tumbuh. Hingga akhir kuartal III tercatat aset BRI mencapai Rp 1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy. Sementara itu, laba BRI per September 2021 tercatat Rp.19,07 triliun atau tumbuh 34,74 persen yoy.

“Ini merupakan buah dari hasil strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya akibat pandemi,” pungkasnya. (aya/nik/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img