28.1 C
Surakarta
Sunday, 28 May 2023

Antisipasi Pengeluaran Tak Terduga selama Ramadan, Begini Tips-nya

RADARSOLO.ID- Di bulan Ramadan jelang Lebaran, tak jarang muncul pengeluaran tambahan. Nah, mumpung masih di awal Ramadan, simak tips atur keuangan berikut ini.

Tidak sedikit yang kaget dengan membengkaknya pengeluaraan selama Ramadan. Seperti saat hendak berbuka puasa, harus membeli takjil. Bahkan undangan buka puasa  keluarga, teman, dan kerabat  sudah antre. Belum lagi, jelang Lebaran, membeli hampers untuk dibagikan ke orang-orang terdekat, sudah menjadi kebutuhan.

Belum lagi menyambut momen Idul Fitri ada kebutuhan tambahan yang kadang harus terpenuhi. “Pengeluaran ini kalau dihitung, menjadi sangat banyak. Perlu manajemen pengeluaran yang tepat agar kondisi keuangan tetap sehat sampai Lebaran tiba,” ungkap EVP Wealth Management Head OCBC NISP Juky Mariska.

Biasanya, kita mengandalkan tunjangan hari raya (THR) untuk memenuhi semua kebutuhan tidak terduga selama Ramadan dan Lebaran. Tapi, kalau semua anggaran THR dipakai untuk berbelanja Lebaran, tidak ada sisa buat berinvestasi.

Juky mengatakan ada beberapa tips agar tetap bisa menyisihkan untuk investasi, selama menjalani Ramadan maupun Lebaran.

“Terpenting, selalu bikin budgeting saat kita mendapatkan pendapatan. Baik gaji dan bonus. Tujuannya, agar tidak boros. Isinya, berapa persen yang harus dikeluarkan. Ambil contoh, saat gajian bisa mengeluarkan 20 persen dari dana yang didapat untuk investasi. Lalu 50 persen untuk kebutuhan sehari-hari, dan 30 persen untuk keinginan. Misalnya self reward atau buka puasa bersama,” jelasnya.

Cara bijak ini juga bisa diterapkan saat mendapatkan THR. Jadi, bisa menyisihkan 20 persen dana THR untuk investasi, lalu 20 persen untuk keluarga, 30 persen untuk kebutuhan Lebaran, 10 persen untuk dana darurat, dan jangan lupa 20 persen untuk sedekah.

Nah, dengan budgeting ini, dijamin tidak bakal “bangkrut” setelah Lebaran, asal bijak mengeluarkan pendapatan dan membeli sesuatu sesuai kebutuhan yang paling urgent.

“Kalau kita harus mengeluarkan dana untuk membeli hampers, wajib disesuaikan dengan budget yang sudah diatur sebelumnya. Jangan sampai kita membeli hampers melebihi budget agar uang kita tidak habis hanya untuk membeli hampers,” tegas Juky.

Selanjutnya, Juky menekankan, jangan menganggap THR sebagai rezeki nomplok. Artinya, tetap harus disisihkan untuk berinvestasi. Ya, meskipun THR bertujuan untuk merayakan Lebaran, kita tetap wajib mengatur THR untuk investasi. Tidak perlu yang risikonya besar. Investasi bisa dimulai dari yang risikonya minim.

“Kalau kita sudah terbiasa menyisihkan pendapatan untuk berinvestasi, bukan sisa dari pendapatan, maka THR yang kita dapat tidak langsung ludes begitu saja. Karena kita sudah punya investasi di awal budgeting,” tandasnya. (aya/nik)

 

 

 






Reporter: Septina Fadia

RADARSOLO.ID- Di bulan Ramadan jelang Lebaran, tak jarang muncul pengeluaran tambahan. Nah, mumpung masih di awal Ramadan, simak tips atur keuangan berikut ini.

Tidak sedikit yang kaget dengan membengkaknya pengeluaraan selama Ramadan. Seperti saat hendak berbuka puasa, harus membeli takjil. Bahkan undangan buka puasa  keluarga, teman, dan kerabat  sudah antre. Belum lagi, jelang Lebaran, membeli hampers untuk dibagikan ke orang-orang terdekat, sudah menjadi kebutuhan.

Belum lagi menyambut momen Idul Fitri ada kebutuhan tambahan yang kadang harus terpenuhi. “Pengeluaran ini kalau dihitung, menjadi sangat banyak. Perlu manajemen pengeluaran yang tepat agar kondisi keuangan tetap sehat sampai Lebaran tiba,” ungkap EVP Wealth Management Head OCBC NISP Juky Mariska.

Biasanya, kita mengandalkan tunjangan hari raya (THR) untuk memenuhi semua kebutuhan tidak terduga selama Ramadan dan Lebaran. Tapi, kalau semua anggaran THR dipakai untuk berbelanja Lebaran, tidak ada sisa buat berinvestasi.

Juky mengatakan ada beberapa tips agar tetap bisa menyisihkan untuk investasi, selama menjalani Ramadan maupun Lebaran.

“Terpenting, selalu bikin budgeting saat kita mendapatkan pendapatan. Baik gaji dan bonus. Tujuannya, agar tidak boros. Isinya, berapa persen yang harus dikeluarkan. Ambil contoh, saat gajian bisa mengeluarkan 20 persen dari dana yang didapat untuk investasi. Lalu 50 persen untuk kebutuhan sehari-hari, dan 30 persen untuk keinginan. Misalnya self reward atau buka puasa bersama,” jelasnya.

Cara bijak ini juga bisa diterapkan saat mendapatkan THR. Jadi, bisa menyisihkan 20 persen dana THR untuk investasi, lalu 20 persen untuk keluarga, 30 persen untuk kebutuhan Lebaran, 10 persen untuk dana darurat, dan jangan lupa 20 persen untuk sedekah.

Nah, dengan budgeting ini, dijamin tidak bakal “bangkrut” setelah Lebaran, asal bijak mengeluarkan pendapatan dan membeli sesuatu sesuai kebutuhan yang paling urgent.

“Kalau kita harus mengeluarkan dana untuk membeli hampers, wajib disesuaikan dengan budget yang sudah diatur sebelumnya. Jangan sampai kita membeli hampers melebihi budget agar uang kita tidak habis hanya untuk membeli hampers,” tegas Juky.

Selanjutnya, Juky menekankan, jangan menganggap THR sebagai rezeki nomplok. Artinya, tetap harus disisihkan untuk berinvestasi. Ya, meskipun THR bertujuan untuk merayakan Lebaran, kita tetap wajib mengatur THR untuk investasi. Tidak perlu yang risikonya besar. Investasi bisa dimulai dari yang risikonya minim.

“Kalau kita sudah terbiasa menyisihkan pendapatan untuk berinvestasi, bukan sisa dari pendapatan, maka THR yang kita dapat tidak langsung ludes begitu saja. Karena kita sudah punya investasi di awal budgeting,” tandasnya. (aya/nik)

 

 

 






Reporter: Septina Fadia

Populer

Berita Terbaru

spot_img