30.7 C
Surakarta
Friday, 24 March 2023

Padukan Gaya Timur Tengah dan Kekhasan Nusantara, Simbol Persahabatan Dengan Uni Emirat Arab

Menikmati Keindahan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

RADARSOLO.ID – Masjid Raya Sheikh Zayed di Jl Ahmad Yani, Surakarta kini menjadi daya tarik baru bagi masyarakat. Bagunan megah dengan arsitektur bergaya timur tengah yang dipadu ornamen khas nusantara menumbuhkan rasa penasaran bagi sebagian besar orang. Tak heran jika replika Grand Mosque di Abu Dhabi itu ramai dikunjungi ribuan orang sejak dibuka untuk umum mulai 1 Maret lalu.

Siang (10/3/2023) itu, suara azan yang berkumandang dari dalam Masjid Raya Sheikh Zayed mengajak jamaah untuk segera menunaikan ibadah salat jumat. Sebagian jamaah yang masih berada di luar kemudian  bergegas masuk ke area batas suci agar tak ketinggalan waktu salat. Sementara sebagian lainnya tiba lebih awal sambil menikmati indahnya suara azan oleh muazin dari Uni Emirat Arab (UEA). Jamaah kemudian menjalankan salat jumat sebelum akhirnya meninggalkan masjid untuk melanjutkan aktivitas masing-masing.

“Sengaja datang ke sini memang untuk salat jumat, ternyata jamaahnya membludak. Ya tidak heran, soalnya nuansanya memang beda, lebih khusyuk saja rasanya. Rasanya jadi ingin segera berangkat ke tanah suci,” kata salah seorang jemaah asal Magelang, Alfian Noor, 26 saat berbincang dengan koran ini usai ibadah salat jumat siang itu.

Alfian dan sejumlah rekan kerjanya memang sudah lama berencana singgah ke masjid dengan kapasitas maksimal 10,000 jamaah itu. Pekerjaan yang tak bisa ditunda akhirnya membuat dirinya baru sempat mampir untuk pada siang itu. Beruntung bisa tiba lebih awal sebelum ribuan jamaah berdatangan untuk salat jumat.

“Saya sampai sini sekitar jam 11 siang, jadi masih sempat keliling jalan-jalan di sekitar masjid. Ternyata megah sekali bangunannya, tamannya indah, area parkirnya luas, tempat wudhu-nya banyak. Selain untuk salat area masjidnya juga indah untuk berswafoto, buat kenang-kenangan kalau sudah pernah mampir ke sini,” kelakar dia.

Penasaran keelokan bangunan masjid, Jawa Pos Radar Solo menyempatkan diri untuk berkeliling di area masjid seluas 2,9 hektar itu. Di area luar, tata letak tanaman hias yang dipadu dengan area kolam dan air mancur itu tampak selaras dengan arsitektur bangunan masjid yang memiliki 82 kubah (1 kubah utama dan 81 kubah kecil, Red) itu. Hal ini membuat siapa saja betah untuk berlama-lama menyaksikan keindahan bangunan masjid yang pembangunannya mencapai Rp 278 miliar itu.

Perpaduan gaya timur tengah dan nusantara itu juga terlihat di bagian dalam masjid. Kubah-kubah besar yang ada di dalam masjid dihias dengan dekorasi kelopak bunga dan di lengkapi dengan kaligrafi ayat-ayat Alquran seperti yang terlihat pada ruang ibadah utama itu. Interior ruang ibadah utama itu makin cantik dengan penempatan Asmaul Husna yang menghiasi dinding di sekitar mimbar. Ke- 99 sifat Allah lengkap dengan satu lafaz Allah itu tampak apik disandingkan dengan dekorasi bunga dan sulur berwarna salem tersebut.

“Basiknya seperti yang ada di Grand Mosque (Abu Dhabi, Red), hanya ada beberapa bagian yang didekor ulang dan disesuaikan dengan kekhasan kita. Misalnya sulur dan kelopak bunga ini sama dengan yang ada di sana (Grand Mosque, Red) bedanya hanya di bentuknya, kalau ini bunga dari Indonesia. Perbedaan lainnya ada di Court Yard, kalau di sana hanya lantai saja, di sini kita tambah pohon agar lebih adem,” ucap Munajat, Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed.

Perpaduan budaya timur tengah dengan budaha asli Indonesia juga terlihat dalam berbagai aspek bangunan lainnya. Masih di interior ruang ibadah utama, ada perpaduan batik (Solo-Pekalongan, Red) dan hiasan berbentuk lingkaran (ornamen, Red) khas timur tengah yang juga dipakai di Grand Mosque Abu Dhabi. Di bagian lain, motif batik kawung melengkapi lantai di dalam area masjid dan halaman yang sudah masuk batas suci.

Detail-detail tersebut merupakan hasil komunikasi anatara kedua negara dalam pembangunan masjid yang merupakan kado spesial dari Presiden Uni Emirat Arab, Mohammed Bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo itu. Tak heran bendera dua negara di pasang di muka masjid yang menghadap Jl Ahmad Yani itu.

“Pembangunan masjid dan operasional sampai hari ini masih dari UEA, pengelolaannya dilakukan bersama ada pihak dari pemerintah Indonesia (dibawah Kementerian Agama, Red) dan dari pihak UEA, akhirnya menjadi kekhasan masjid ini yang berbeda dengan masjid-masjid lain yang ada di Indonesia. Bisa dibilang sebagai simbol persahabatan atara UEA dan Indonesia,” beber Munajat.

Kedepan Masjid Raya Sheikh Zayed akan dilengkapi dengan Cultural Center yang akan dibangun di barat masjid di area seluas 3-4 hektar. Pembangunan Cultural Center ini akan dilakukan secepatnya setelah proses alih status lahan selesai dilakukan. Nantinya Cultural Center akan dilengkapi fasilitas seperti tempat untuk menginap, tempat pelatihan dan pendidikan, serta area komersil untuk menggerakkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Fasilitas ini diharapkan bukan hanya sebagai pelengkap masjid dan pusat kajian islami saja namun juga untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.

“Ini simbol hubungan Indonesia dan dunia internasional yang sangat harmoni, khususnya dengan UEA. Semoga masjid ini menambah semangat kita dalam merawat keberagaman agar lebih moderat dan toleran,” ucap Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas saat peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW tingkat kenegaraan yang dihelat di Masjid Raya Sheikh Zayed akhir Februari lalu. (ves/dam)

TENTANG MASJID RAYA SHEIKH ZAYED

  • Dibangun tahun 2021-2022 dengan nilai anggaran Rp 278 miliar (dana hibah UEA, Red), diresmikan Presiden Joko Widodo pada 17 November 2022, dibuka umum pada 1 Maret 2023.
  • Luas lahan 2,9 hektar, luas bangunan sekitar 1 hektar. Kapasitas 10.000-12.000 orang.
  • Rata-rata kunjungan harian 7.000-10.000 orang, Jumat dan akhir pekan bisa sampai 20.000 orang.
  • Simbol persahabatan pemerintah UEA dengan Indonesia, kado Presiden UEA Mohammed Bin Zayed Al Nahyan pada Presiden Joko Widodo.
  • Replika Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, arsitektur dan interior perpaduan gaya timur tengah dan nusantara dengan masuknya motif sulur bunga khas Indoenesia dan batik Solo-Pekalongan.
  • Bakal dilengkapi dengan Cultural Center untuk pengembangan dan pusat kajian islami lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang untuk menginap, pendidikan, dan perekonomian.

RADARSOLO.ID – Masjid Raya Sheikh Zayed di Jl Ahmad Yani, Surakarta kini menjadi daya tarik baru bagi masyarakat. Bagunan megah dengan arsitektur bergaya timur tengah yang dipadu ornamen khas nusantara menumbuhkan rasa penasaran bagi sebagian besar orang. Tak heran jika replika Grand Mosque di Abu Dhabi itu ramai dikunjungi ribuan orang sejak dibuka untuk umum mulai 1 Maret lalu.

Siang (10/3/2023) itu, suara azan yang berkumandang dari dalam Masjid Raya Sheikh Zayed mengajak jamaah untuk segera menunaikan ibadah salat jumat. Sebagian jamaah yang masih berada di luar kemudian  bergegas masuk ke area batas suci agar tak ketinggalan waktu salat. Sementara sebagian lainnya tiba lebih awal sambil menikmati indahnya suara azan oleh muazin dari Uni Emirat Arab (UEA). Jamaah kemudian menjalankan salat jumat sebelum akhirnya meninggalkan masjid untuk melanjutkan aktivitas masing-masing.

“Sengaja datang ke sini memang untuk salat jumat, ternyata jamaahnya membludak. Ya tidak heran, soalnya nuansanya memang beda, lebih khusyuk saja rasanya. Rasanya jadi ingin segera berangkat ke tanah suci,” kata salah seorang jemaah asal Magelang, Alfian Noor, 26 saat berbincang dengan koran ini usai ibadah salat jumat siang itu.

Alfian dan sejumlah rekan kerjanya memang sudah lama berencana singgah ke masjid dengan kapasitas maksimal 10,000 jamaah itu. Pekerjaan yang tak bisa ditunda akhirnya membuat dirinya baru sempat mampir untuk pada siang itu. Beruntung bisa tiba lebih awal sebelum ribuan jamaah berdatangan untuk salat jumat.

“Saya sampai sini sekitar jam 11 siang, jadi masih sempat keliling jalan-jalan di sekitar masjid. Ternyata megah sekali bangunannya, tamannya indah, area parkirnya luas, tempat wudhu-nya banyak. Selain untuk salat area masjidnya juga indah untuk berswafoto, buat kenang-kenangan kalau sudah pernah mampir ke sini,” kelakar dia.

Penasaran keelokan bangunan masjid, Jawa Pos Radar Solo menyempatkan diri untuk berkeliling di area masjid seluas 2,9 hektar itu. Di area luar, tata letak tanaman hias yang dipadu dengan area kolam dan air mancur itu tampak selaras dengan arsitektur bangunan masjid yang memiliki 82 kubah (1 kubah utama dan 81 kubah kecil, Red) itu. Hal ini membuat siapa saja betah untuk berlama-lama menyaksikan keindahan bangunan masjid yang pembangunannya mencapai Rp 278 miliar itu.

Perpaduan gaya timur tengah dan nusantara itu juga terlihat di bagian dalam masjid. Kubah-kubah besar yang ada di dalam masjid dihias dengan dekorasi kelopak bunga dan di lengkapi dengan kaligrafi ayat-ayat Alquran seperti yang terlihat pada ruang ibadah utama itu. Interior ruang ibadah utama itu makin cantik dengan penempatan Asmaul Husna yang menghiasi dinding di sekitar mimbar. Ke- 99 sifat Allah lengkap dengan satu lafaz Allah itu tampak apik disandingkan dengan dekorasi bunga dan sulur berwarna salem tersebut.

“Basiknya seperti yang ada di Grand Mosque (Abu Dhabi, Red), hanya ada beberapa bagian yang didekor ulang dan disesuaikan dengan kekhasan kita. Misalnya sulur dan kelopak bunga ini sama dengan yang ada di sana (Grand Mosque, Red) bedanya hanya di bentuknya, kalau ini bunga dari Indonesia. Perbedaan lainnya ada di Court Yard, kalau di sana hanya lantai saja, di sini kita tambah pohon agar lebih adem,” ucap Munajat, Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed.

Perpaduan budaya timur tengah dengan budaha asli Indonesia juga terlihat dalam berbagai aspek bangunan lainnya. Masih di interior ruang ibadah utama, ada perpaduan batik (Solo-Pekalongan, Red) dan hiasan berbentuk lingkaran (ornamen, Red) khas timur tengah yang juga dipakai di Grand Mosque Abu Dhabi. Di bagian lain, motif batik kawung melengkapi lantai di dalam area masjid dan halaman yang sudah masuk batas suci.

Detail-detail tersebut merupakan hasil komunikasi anatara kedua negara dalam pembangunan masjid yang merupakan kado spesial dari Presiden Uni Emirat Arab, Mohammed Bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo itu. Tak heran bendera dua negara di pasang di muka masjid yang menghadap Jl Ahmad Yani itu.

“Pembangunan masjid dan operasional sampai hari ini masih dari UEA, pengelolaannya dilakukan bersama ada pihak dari pemerintah Indonesia (dibawah Kementerian Agama, Red) dan dari pihak UEA, akhirnya menjadi kekhasan masjid ini yang berbeda dengan masjid-masjid lain yang ada di Indonesia. Bisa dibilang sebagai simbol persahabatan atara UEA dan Indonesia,” beber Munajat.

Kedepan Masjid Raya Sheikh Zayed akan dilengkapi dengan Cultural Center yang akan dibangun di barat masjid di area seluas 3-4 hektar. Pembangunan Cultural Center ini akan dilakukan secepatnya setelah proses alih status lahan selesai dilakukan. Nantinya Cultural Center akan dilengkapi fasilitas seperti tempat untuk menginap, tempat pelatihan dan pendidikan, serta area komersil untuk menggerakkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Fasilitas ini diharapkan bukan hanya sebagai pelengkap masjid dan pusat kajian islami saja namun juga untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.

“Ini simbol hubungan Indonesia dan dunia internasional yang sangat harmoni, khususnya dengan UEA. Semoga masjid ini menambah semangat kita dalam merawat keberagaman agar lebih moderat dan toleran,” ucap Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas saat peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW tingkat kenegaraan yang dihelat di Masjid Raya Sheikh Zayed akhir Februari lalu. (ves/dam)

TENTANG MASJID RAYA SHEIKH ZAYED

  • Dibangun tahun 2021-2022 dengan nilai anggaran Rp 278 miliar (dana hibah UEA, Red), diresmikan Presiden Joko Widodo pada 17 November 2022, dibuka umum pada 1 Maret 2023.
  • Luas lahan 2,9 hektar, luas bangunan sekitar 1 hektar. Kapasitas 10.000-12.000 orang.
  • Rata-rata kunjungan harian 7.000-10.000 orang, Jumat dan akhir pekan bisa sampai 20.000 orang.
  • Simbol persahabatan pemerintah UEA dengan Indonesia, kado Presiden UEA Mohammed Bin Zayed Al Nahyan pada Presiden Joko Widodo.
  • Replika Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, arsitektur dan interior perpaduan gaya timur tengah dan nusantara dengan masuknya motif sulur bunga khas Indoenesia dan batik Solo-Pekalongan.
  • Bakal dilengkapi dengan Cultural Center untuk pengembangan dan pusat kajian islami lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang untuk menginap, pendidikan, dan perekonomian.

Populer

Berita Terbaru

spot_img