30.7 C
Surakarta
Friday, 24 March 2023

Dapat Ilmu dari Ayah, Dirajut Tangan dan Disetrika

Asih Sumastrini, Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Tas dan Sepatu

RADARSOLO.ID – Sampah plastik selalu jadi masalah utama, penyebab pencemaran lingkungan. Karena sifatnya sulit diurai. Tapi di tangan Asih Sumastrini, sampah plastik disulap jadi handycraft yang memiliki nilai ekonomis.

A. CHRISTIAN, Solo, Radar Solo

Mengubah sampah menjadi rupiah, sudah banyak dilakukan orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Hal inilah yang mendasari Asih Sumastrini, mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan berupa tas, sepatu, dan sebagainya.

Sudah lama Asih yang tinggal di Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres itu menggeluti sampah plastik. Sejak kecil, perempuan berkacamata ini dididik ayahnya untuk selalu memanfaatkan sampah dan barang bekas lainnya.

“Dulu diajari bikin kursi dari kayu bekas, layang-layang dari plastik kresek, dan mainan egrang dari bambu. Pernah dibuatkan wayang-wayangan dari botol dan kaleng bekas,” ungkap Asih.

Itulah kenangan seru dan bahagia terkait sampah dan barang bekas, yang masih tajam di ingatan Asih. Setelah beranjak dewasa dan kini memiliki dua anak, dia getol memanfaatkan sampah dan barang bekas.

“Bahan-bahan recycle sebenarnya banyak tersedia di lingkungan sekitar. Bisa dikatakan berlebih dan gratis. Karena saya sering memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai ataupun dibuang orang,” imbuh alumni Fakultas Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta angkatan 1993 tersebut.

Nah, ide pemanfaatan sampak plastik ini berawal dari rendahnya kepeduliam masyarakat. Dia sering menjumpai sampah rumah tangga yang terbuang sia-sia. Alhasil menumpuk dan kian menambah volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) tiap harinya.

“Mayoritas sampah tidak terurai, salah satunya plastik. Manusia hidup di bumi cuma tinggal memakai. Tapi banyak yang tidak mau merawat. Padahal reuse itu salah satu upaya untuk lebih mengenal Tuhan YME. Supaya lebih bersyukur sudah diberi kehidupan,” beber perempuan yang pernah mengenyam pendidikan di SMAN 3 Surakarta itu.

Lalu bekal memanfaatkan sampah yang didapat dari ayahnya, coba diaplikasikan Asih. Dari tangan dinginya, sudah banyak produk bermanfaat yang dihasilkan. Mulai dari tas, sepatu, dan dompet. Semuanya dari bahan dasar plastik kresek, bekas kemasan sabun cuci, hingga barang bekas lain.

Cara pembuatannya pun cukup unik. Setelah sampah plastik dibersihkan, kemudian dirajut dengan tangan. Menariknya, produk-produk yang dighasilkan diklaim sangat awet. Karena Dia menerapkan sistem heat press atau dipanaskan dengan setrika.

“Setelah dirajut dan jadi, lalu saya setrika. Sehingga tidak mudah rusak. Prinsip saya dalam membuat produk, ya jangan sekali pakai. Harus bisa digunakan untuk jangka waktu lama. Juga tahan air,” ujarnya.

Awalnya, tas, dompet, dan sepatu kreasinya hanya dipakai anak-anaknya. Agar bisa menghemat pengeluaran keluarga. Namun seiring berjalannya waktu, produk buatannya mulai dilirik masyarakat luas.

“Banyak masukan untuk mempercantik produk saya. Kemudian saya hias pakai kain perca. Saya aplikasikan ternyata benar-benar cantik,” ungkapnya. (*/fer)

RADARSOLO.ID – Sampah plastik selalu jadi masalah utama, penyebab pencemaran lingkungan. Karena sifatnya sulit diurai. Tapi di tangan Asih Sumastrini, sampah plastik disulap jadi handycraft yang memiliki nilai ekonomis.

A. CHRISTIAN, Solo, Radar Solo

Mengubah sampah menjadi rupiah, sudah banyak dilakukan orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Hal inilah yang mendasari Asih Sumastrini, mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan berupa tas, sepatu, dan sebagainya.

Sudah lama Asih yang tinggal di Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres itu menggeluti sampah plastik. Sejak kecil, perempuan berkacamata ini dididik ayahnya untuk selalu memanfaatkan sampah dan barang bekas lainnya.

“Dulu diajari bikin kursi dari kayu bekas, layang-layang dari plastik kresek, dan mainan egrang dari bambu. Pernah dibuatkan wayang-wayangan dari botol dan kaleng bekas,” ungkap Asih.

Itulah kenangan seru dan bahagia terkait sampah dan barang bekas, yang masih tajam di ingatan Asih. Setelah beranjak dewasa dan kini memiliki dua anak, dia getol memanfaatkan sampah dan barang bekas.

“Bahan-bahan recycle sebenarnya banyak tersedia di lingkungan sekitar. Bisa dikatakan berlebih dan gratis. Karena saya sering memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai ataupun dibuang orang,” imbuh alumni Fakultas Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta angkatan 1993 tersebut.

Nah, ide pemanfaatan sampak plastik ini berawal dari rendahnya kepeduliam masyarakat. Dia sering menjumpai sampah rumah tangga yang terbuang sia-sia. Alhasil menumpuk dan kian menambah volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) tiap harinya.

“Mayoritas sampah tidak terurai, salah satunya plastik. Manusia hidup di bumi cuma tinggal memakai. Tapi banyak yang tidak mau merawat. Padahal reuse itu salah satu upaya untuk lebih mengenal Tuhan YME. Supaya lebih bersyukur sudah diberi kehidupan,” beber perempuan yang pernah mengenyam pendidikan di SMAN 3 Surakarta itu.

Lalu bekal memanfaatkan sampah yang didapat dari ayahnya, coba diaplikasikan Asih. Dari tangan dinginya, sudah banyak produk bermanfaat yang dihasilkan. Mulai dari tas, sepatu, dan dompet. Semuanya dari bahan dasar plastik kresek, bekas kemasan sabun cuci, hingga barang bekas lain.

Cara pembuatannya pun cukup unik. Setelah sampah plastik dibersihkan, kemudian dirajut dengan tangan. Menariknya, produk-produk yang dighasilkan diklaim sangat awet. Karena Dia menerapkan sistem heat press atau dipanaskan dengan setrika.

“Setelah dirajut dan jadi, lalu saya setrika. Sehingga tidak mudah rusak. Prinsip saya dalam membuat produk, ya jangan sekali pakai. Harus bisa digunakan untuk jangka waktu lama. Juga tahan air,” ujarnya.

Awalnya, tas, dompet, dan sepatu kreasinya hanya dipakai anak-anaknya. Agar bisa menghemat pengeluaran keluarga. Namun seiring berjalannya waktu, produk buatannya mulai dilirik masyarakat luas.

“Banyak masukan untuk mempercantik produk saya. Kemudian saya hias pakai kain perca. Saya aplikasikan ternyata benar-benar cantik,” ungkapnya. (*/fer)

Populer

Berita Terbaru

spot_img