RADARSOLO.ID – Gamelan merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran karawitan di satuan pendidikan. Semakin tua usianya, kian mapan alunan nada yang dihasilkan. Tapi ingat, gamelan termasuk instrumen yang rentan rusak dan wajib dirawat secara intensif.
Salah satu satuan pendidikan di Kota Solo yang intens mengajarkan kesenian karawitan adalah SMKN 8 Surakarta. Tercatat SMK ini memiliki enam perangkat gamelan. Namanya gamelan Kyai Manik Maya, Tasrifin, Cara Balen, Jawa Slendro-Pelog, Bali, dan Banyumas.
Keenam perangkat gamelan ini kondisinya cukup terawat. Tak sekadar perawatan secara fisik, namun juga nonfisik. Seperti inventarisasi dan pengumpulan data.
“Misalnya gamelan dipinjam keluar, itu selalu dicek. Supaya tidak tertukar dengan yang lain. Namanya gamelan itu kan sak setel (seperangkat). Kalau tertukar bisa geseh (tidak pas) suaranya kalau dimainkan,” terang guru karawitan SMKN 8 Surakarta Heppy Budi Kurniawan, kemarin (9/3/2023).
Soal perawatan berkala, Heppy menyebut poin utamanya nglaras atau memperbaiki nada yang sumbang. Biasanya, paling sering nglaras gamelan baru.
“Kalau gamelan baru, biasanya setengah tahun sampai setahun itu pasti harus nglaras. Kalau nglaras biasanya pakai gamelan babon sebagai patokan. Misal nada nem berapa frekuensinya, nah yang mau dilaras itu nanti harus sama nadanya,” imbuh Heppy.
Gamelan yangs sering dipakai atau dalam kondisi rusak, bisanya nadanya fals. Nadanya cenderung naik atau turun. Tapi untuk gamelan baru, cenderung nadanya naik.
Soal teknik nglaras, tergantung bentuk gamelan. Gamelan bilah misalnya. Kalau nadanya naik, bagian dalam tengah digerinda. Jika nadanya turun, bagian pinggirnya yang digerinda.
“Orang yang nglaras biasanya para empu. Mereka menjiwai dan sudah ahli. Kalau sekarang kebanyakan pakai alat pengukur bunyi,” bebernya.
Nglaras gamelan harus ekstrahati-hati. Karena mayoritas gamelan di SMKN 8 Surakarta berbahan perunggu. Campuran timah putih dan tembaga itu diklaim mahal dan berkualitas. “Apalagi sat dipakai belajar anak-anak, kan mukulnya semangat sekali. Kalau gamelan murah, pasti cepat rusak,” ujar Hepppy.
Selain nglaras, gamelan juga butuh digosok dengan cairan penggilap. Biasanya untuk gamelan yang permukaannya sudah berjamur atau terkena korosi. Biasanya pakai bensin, spiritus, atau cairan penggilap merek Brasso.
“Cairan ini fungsinya menghilangkan flek-flek. Setelah digosok, gamelan kembali berkilau. Apalagi kalau bahannya perunggu, terlihat semakin kinclong,” kata Heppy.
Terkait perawatan mingguan, lanjut Heppy, gamelan hanya perlu dibersihkan dengan kemoceng atau sulak. Atau ditutup dengan kain saten. Kain khusus pelindung gamelan. “Biasanya kain saten untuk gamelan milik peorangan. Setelah dipakai langsung ditutup kain, agar terhindar dari angin dan debu,” imbuhnya. (nis/fer/dam)