RADARSOLO.ID – Gould Finch atau yang akrab dikenal dengan Gould Amadin, berupakan sejenis burung pipit yang kini jadi primadona baru di kalangan pecinta unggas di Indonesia. Terutama karena keindahan fisik yang dimilikinya. Bulunya yang warna-warni, jadi alasan utama bagi seseorang untuk memelihara burung asli Australia tersebut.
Burung pipit alias finch, kerang dianggap sebagai hama bagi petani. Karena kebiasaannya memakan bulir padi yang ditanam di areal persawahan. Kendati demikian, kini mulai betebaran pecinta unggas yang memelihara burung kecil dengan bulu nan indah menawan tersebut.
Seorang di antaranya Abdul Rahman, warga Kota Solo. Dia mengaku jatuh hati dengan pesona Gould Amadin karena keindahan warna bulunya. Menurutnya, Gould Amadin memiliki kombinasi warna paling unik di spesies burung finch. Selain itu, varian warnanya lumayan beragam.
“Gould Amandin ini burung pipit asli Australia. Disenangi para pecinta burung hias karena warna bulunya. Ada beberapa variasi warna seperti hijau, kuning, biru, silver, dan putih. Kalau warna bulu di kepala, ada yang merah dan hitam. Jadi satu ekor saja, warnanya bisa beragam. Ini yang bikin kesengsem,” ungkapnya, kemarin (22/10).
Abdul mengaku mulai jatuh cinta dengan Gould Amadin sejak 2019 lalu. Namun dia baru bisa membudidayakan, belum lama ini. Karena tidak sembarang pecinta unggas bisa melakoninya.
Awalnya, Abdul sempat mendatangkan varian burung ini, langsung dari Negeri Kangguru. Sial, burung impor tersebut susah beradaptasi dengan suhu dan cuaca di Indonesia. Hingga akhirnya mati.
“Lebih aman beli indukan impor, tapi yang pembesarannya sudah lama di Indonesia. Atau sekalian beli yang sudah menetas di Indonesia. Karena pasti sudah bisa beradaptasi dengan iklim di sini,” imbuhnya.
Saat ini Abdul memiliki sekitar 20 pasang Gould Amadin hasil ternakan sendiri. Siapa sangka, omzet dari penjualan burung ini cukup menggiurkan. Varian paling umum, yakni indukan warna hijau, dibanderol Rp 1,5 juta sepasang. Sedangkan anakannya Rp 400 ribu per ekor.
“Harganya beda-beda, tergantung variannya. Karena kalau yang anakan silver itu bisa sampai Rp 2 juta per ekor. Apalagi yang mata merah (varian albino), mungkin bisa tembus Rp 10 juta per ekor,” bebernya.
Selain hobi, Gould Amadin prospeknya cukup menjanjikan. Tapi ingat, penangkarannya butuh perhatian ekstra. Karena sangat rentan terhadap penyakit hingga mati. Terutama ketika terkena paparan angin secara langsung. Karena itu, usahakan kandangnya dalam kondisi tertutup.
“Kandang harus ditempatkan di ruangan yang sirkulasi udaranya baik. Tapi jangan terpapar angin secara langsung. Terutama angin malam. Makanya pemula harus paham dulu karakternya,” urainya.
Soal ukuran kandang, minimal tinggi 60 sentimeter (cm), lebar 40 cm, dan panjang 40 cm. Dilengkapi wadah pakan dan air. Plus sangkar khusus untuk reproduksi.
“Idealnya tiap kandang diisi sepasang. Semisal lebih dari sepasang juga bisa. Tinggal menyesuaikan ukuran kandangnya. Kalau pakan, biasanya milet, kenari set, ditambah daun sawi. Extra food-nya telur rebus dan cangkang telur. Selain itu, kebersihan kandang juga harus dijaga,” terang Abdul. (ves/fer)