Belum lama Rofi Muasaroh menyuguhkan beberapa cup kopi panas, perempuan 21 tahun itu kembali bangkit dari tempat duduknya untuk meracik kopi. Sore itu datang rombongan enam pria paro baya memesan kopi panas. Memang saat weekend maupun hari libur nasional, puluhan pelaku UMKM di Pusat UMKM Rest Area KM 519 A Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, “panen raya”.
Tri Wahyu Cahyono, Sragen, Radar Solo
BERAGAM biji kopi dari penjuru Nusantara yang diwadahi stoples mini itu telah dilekati label masing-masing. Bertuliskan robusta, arabika, dan banyak lagi lainnya. Dengan cekatan, Rofi membuka stoples berisi jenis kopi sesuai pesanan konsumen.
Biji kopi itu disendok sesuai takaran, kemudian dimasukkan ke mesin penggiling. Setelah halus, biji kopi diseduh. Semua proses peracikan kopi di stand UMKM ini menggunakan mesin, sehingga higienis. “Yang paling laris kopi arabika gayo. Sensasi rasanya ada asam-asamnya gitu,” ujar Rofi, Minggu (19/2/2023) sore.
Untuk mencicipi kopi arabika gayo, pembeli cukup membayar Rp 30 ribu per cup, sedangkan yang robusta, lebih murah, Rp 25 ribu per cup.
UMKM tempat Rofi bekerja selama delapan bulan terakhir, baru buka satu tahun yang lalu. Tapi pelanggannya cukup banyak, karena Pusat UMKM di Rest Area KM 519 A ini menjadi pilihan tempat berisirahat yang nyaman bagi pengguna jasa jalan tol Solo-Ngawi.
Di saat ramai pengunjung, yakni saat weekend atau hari libur, pemilik stan UMKM yang menyuguhkan aneka kopi Nusantara tersebut bisa mengantongi omzet Rp 2 juta per hari. “Kalau hari biasa, Alhamdulillah masih dapat di bawah Rp 1 juta,” ujar Rofi.

Stan UMKM lainnya tidak kalah ramai. Salah satunya yang menghidangkan menu spesial ayam kremes dan rawon. “Alhamdulillah, setelah Covid-19 mereda, dan PPKM (pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat) dicabut, pengunjung rest area semakin ramai. Dagangan kami juga laris,” ujar Siti Nurhayati, karyawan stan UMKM menu tradisional.
Saat Jawa Pos Radar Solo mendatangi stan UMKM tempat Siti bekerja, dia sudah menghidangkan sekira 50 porsi kepada konsumen. Harga yang dipatok, untuk satu piring ayam kremes plus nasi, Rp 40 ribu, sedangkan rawon Rp 35 ribu.
Stan UMKM aneka masakan Jawa itu bisa mendapatkan omzet lebih dari Rp 1 juta per hari. “Tergantung ramai tidaknya pengunjung. Alhamdulillah pendapatannya cukup untuk bayar sewa stan per tahun sekitar Rp 85 juta,” terangnya.
Di dalam gedung Pusat UMKM di Rest Area KM 519 A tersedia aneka minuman, makanan, dan kebutuhan selama perjalanan lainnya. Terdapat lebih dari 20 stan UMKM yang buka 24 jam. Kenyamanan dan keamanan pengunjung juga terjamin. Sebab personel keamanan setempat selalu siaga dan mobile.

“Keamanan juga siaga 24 jam. Tidak hanya memastikan keamanan seluruh masyarakat yang beraktitivas di Rest Area KM 519 A, kami juga memberikan informasi kepada pengunjung terkait fasilitas yang tersedia,” ujar Nur Jatmiko, komandan regu personel keamanan rest area setempat.
Benar saja, di tengah wawancara bersama Jawa Pos Radar Solo, datang seorang remaja ke pos keamanan di Pusat UMKM untuk menanyakan lokasi mesin ATM. Dengan ramah, Nur Jatmiko memberikan informasi yang diminta. “Ya seperti ini salah satu bentuk pelayanan kami,” ucapnya.
Selain keamanan yang terjamin, kebersihan di Rest Area KM 19 A juga menjadi pusat perhatian. Itu bisa terlihat dari penempatan petugas cleaning service di toilet, dan tentu saja pelayanan di tempat ini gratis.
Rest Area KM 519 A Masaran, Kabupaten Sragen dengan luas 4,5 hektare memiliki sarana prasarana lengkap. Mulai dari masjid, area retail, toilet, lokasi parkir yang dapat menampung 150 unit kendaraan besar maupun kecil, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), dan tentu saja Pusat UMKM.

Dengan hadirnya Pusat UMKM ini, Rest Area KM 519 A, bukan hanya memberi banyak manfaat bagi pengguna jalan tol, tapi juga pelaku UMKM. Turut membantu mengembangkan perekonomian masyarakat. Sekaligus merealisasikan salah satu program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dengan konsep creating shared value. (*/wa)