BOYOLALI – Kemunculan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal atau acute kidney injury (AKI) membuat orang tua ketar-ketir. Apalagi, Kemenkes sudah meminta untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup. Sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
Ada alternatif lain dalam menghadapi demam anak. Karena penanganan deman pada anak tak melulu dengan meminumkan paracetamol. Penanganan dengan cara tradisional maupun pemenuhan asupan seimbang juga bisa jadi alternatif.
Dr Puji Astuti mengatakan peningkatan AKI pada anak usia 5 tahun meningkat tajam sejak akhir Agustus. Kemudian dilakukan penelusuran dan penelitian. Tercatat ada 206 kasus di 20 povinsi hingga 18 Oktober lalu. Bahkan kasus kematian sebanyak 99 persen. Dengan prosesntase kematian pasien yang dirawat mencapai 65 persen.
“Gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun. Pemeriksaan laboratorium masih dilakukan untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut itu,” jelas kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali ini, Jumat (21/10).

Data dari Kemenkes, ditemukan jejak senyawa pada obat. Yang berpotensi mengakibatkan gangguan ginjal akut progresif atipikal. Hal tersebut yang membuat Kemenkes meminta agar petugas kesehatan tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan sirup. Larangan tersebut juga berlaku untuk seluruh apotek.
Jika ada gejala, seperti penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, kemudian diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan. Kalaupun ditujuk, orang tua harus membawa obat yang dikonsumsi anak sebelumnya.
Sehingga, untuk pengobatan anak tidak mengonsumsi obat dalam bentuk sirup. Tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Sebagai alternatif, orang tua bisa menggunakan obat bentuk sediaan lain. Seperti tablet, kapsul, suppositoria atau anal dan lainnya.
“Ada juga cara lain. Sehingga orang tua tidak perlu panik ketika anak demam. Bisa dengan cara tradisional. Misal dengan mengompres menggunakan air hangat. Lalu anak tetap harus minum air putih yang cukup,” terangnya.
Selain itu, nutrisi dan gizi anak tetap harus dipenuhi. Meskipun sakit, anak tetap harus makan buat dan sayur. Guna meningkatkan imun tubuh. Selain itu, bisa juga dengan cara tradisional. Yakni menggunakan daun dadap serep. Untuk mengompres dahi dan punggung anak. Bisa juga dilipatan ketiak, paha dan bagian perut.
Dadap serep atau bernama latin Erythrina subumbrans. Daun dadap serep ini memiliki kandungan sifat antibakteri dan antimikroba. Cukup mudah digunakan untuk penurun panas. Pertama rendam daun dalam air dingin. Kemudian remas-remas. Setelahnya bisa dikompreskan pada anak. Kalau sudah kering, bisa digantikan dengan daun dadap serep yang baru.
“Betul, kompresan daun dadap serep itu cara tradisional. Dan bisa digunakan untuk alternatif penurun panas. Kalau belum turun juga, bisa dibawa ke faskes terdekat. Untuk Boyolali, sampai saat ini belum ada temuan AKI,” pungkasnya. (rgl/bun)