Oleh: Sri Nurhasanti, M.Pd*)
KETERAMPILAN berbahasa meliputi empat skills, yakni mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Dari keempat keterampilan tersebut, kemampuan mendengarkan dan membaca termasuk kemampuan receptive, sedangkan kemampuan berbicara dan menulis termasuk kemampuan productive.
Selama ini, kemampuan produktif selalu menjadi masalah sehingga siswa tidak kompeten dalam berbicara dan menciptakan teks tertulis dengan baik dan benar. Seperti yang terjadi pada kelas IX SMP Negeri 2 Wonogiri Semester Genap Tahun Pelajran 2022/2023. Kemampuan menulis mereka sangat rendah dalam menghasilkan teks berbentuk report dengan tema hewan mamalia.
Nilai rata-rata dari keterampilan menulis mereka hanya 54, 6 dari KKM 76. Masih sangat jauh dari nilai ketuntasan minimal dan hasil yang diharapkan. Sebab itu, penulis mencari solusi yang mudah, menarik, dan siswa dapat menerapkannya, yakni teknik Mind Mapping dengan pendekatan empat tahap pengajaran Bahasa Inggris, Genre Based Approach (GBA)
Menurut Mahmuddin (2009:5), penerapan model pembelajaran dengan Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari.
Teori ini dihubungkan dengan pendekatan Genre Based Approach dari Vygotsky, yakni penerapan empat langkah dalam pembelajaran, yaitu BKOF (Building Knowledge of Field), MOT (Modelling of Text), JCOT (Joint Construction of Text) dan ICOT (Independent Construction of Text).
Adapun langkah-langkah penerapan teknik mind mapping ini dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks report adalah sebagai berikut: pertama, siswa diminta mencari sumber tentang hewan mamalia darat yang akan ditulis ke dalam teks report. Perlu diketahui bahwa teks report adalah teks laporan tentang topik tertentu yang sifatnya saintifik dan berdasar fakta, maka sumber harus benar benar reliable dan dapat dipertanggung jawabkan.
Kedua, guru menjelaskan langkah-langkah membuat Mind mapping serta memberikan contoh model-model mind mapping. Ketiga, bersama siswa, guru memberikan modelling cara memasukkan sumber ke dalam mind mapping dengan memberikan bekal kosa kata yang memadai. Keempat, guru memberikan modelling penerjemahan mind mapping ke dalam kalimat-kalimat, siswa mengikutinya. Awal membuat mind mapping adalah berkelompok agar mereka dapat berbagi dan berdiskusi dengan teman-teman mereka dan menerjemahkannya kedalam kalimat-kalimat.
Kelima, guru mengarahkan siswa untuk membuat sendiri kalimat-kalimat mereka dari penerjemahan mind mapping ke dalam kalimat-kalimat yang akan menjadi teks report. Semula semua langkah dikerjakan dalam kelompok, kemudian dipresentasikan. Setelah dirasa mereka sudah paham, maka langkah selanjutnya adalah secara independent atau mandiri. Guru memberikan soal yakni memberikan sebuah sumber seekor hewan tertentu, siswa diminta membuat mind mapping sendiri, dan dilanjutkan dengan mnyusun kalimat-kalimat mereka sendiri.
Ternyata setelah beberapa kali mereka diberikan pemahaman, model-model mind mapping dan bentuk-bentuk kalimat yang akan dibuat dalam teks report, siswa dapat membuat teks mereka sendiri dengan baik. Meskipun ada satu atau beberapa kalimat yang masih kurang tepat secara gramatikalnya, akan tetapi kemampuan mereka dalam membuat teks report sudah sangat meningkat.
Dari awal membuat teks tanpa mind mapping, nilai rata-rata peserta didik 54, 6, pada siklus pertama sudah 73, 4, dan pada siklus kedua menjadi 84, 5.  Dengan demikian teknik mind mapping sangat membantu siswa dalam menciptakan teks report yang semula dianggap repot dan sulit, menjadi lebih mudah dan terarah.
Bahkan siswa mampu menciptakan mind mapping yang menarik, berwarna-warni dan kreatif. Teknik mind mapping ini juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran. Tidak hanya Bahasa Inggris, bisa juga untuk Bahasa Indonesia maupun Bahasa Jawa ketika akan membuat sebuah teks. Peserta didik lebih bergembira dan bersemangat dalam menciptakan teks meskipun sederhana tetapi sudah lebih bervariasi dan menarik. (*)
Â
*) Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Wonogiri, Kabupaten Wonogiri
Â
Â