23.5 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Pemprov Jateng Siap Distribusikan Bansos Rp 1 Triliun

SEMARANG – Alokasi anggaran Rp 1 triliun untuk bantuan sosial (bansos) pada warga miskin siap disalurkan. Setiap keluarga miskin akan mendapatkan Rp 200 ribu per bulan selama tiga bulan berturut-turut.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, program bansos segera dilaksanakan di Jawa Tengah. Dalam waktu dekat, segera didistribusikan kepada masyarakat.

“Ada sekitar 1,8 juta masyarakat yang kami jadikan sasaran untuk program bansos. Anggaran Rp 1,4 triliun tersebut, sebesar Rp 1 triliun kami alokasikan untuk itu (bansos),” kata Ganjar ditemui usai menggelar rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri di rumah dinasnya, Kamis (2/4)

Ganjar berharap secara administratif cepat beres agar bantuan bisa segera dilakukan. Bansos diberikan Rp 200 ribu  per bulan, selama tiga bulan berturut-turut. Namun, Ganjar berharap bukan berupa uang tunai, melainkan barang atau kebutuhan pokok.

Bansos ini diperuntukkan masyarakat miskin desil 3 (hampir miskin) dan desil 4 (rentan miskin). Sementara untuk desil 1 (sangat miskin) dan desil 2 (miskin) telah menjadi tanggung jawab pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial. Baik dari pusat maupun Jateng. Nominal bantuan sama, yakni Rp 200 ribu per bulan.

“Jadi untuk desil satu dan desil dua bisa segera kita eksekusi segera. Tentunya komunikasi bersama Kementerian Sosial. Nah untuk desil tiga dan desil empat dari kami dipercepat,” tegasnya.

Pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan bupati dan wali kota terkait pendataan agar program bansos ini sinkron dan tepat sasaran. Dia juga meminta bupati dan wali kota berkomunikasi intens dengan pemprov dalam rangka relokasi dan realokasi anggaran terkait bansos.

“Sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan bisa saling melengkapi, agar lebih banyak masyarakat yang nasibnya tidak baik saat ini, bisa kita rescue dengan cepat,” paparnya.

Selain itu, Ganjar juga menggenjot bantuan dari swasta, badan amil zakat infaq dan sodakoh (Baznas). “Ada CSR, Baznas, para filantropi dan individu yang mau membantu, akan kami dorong untuk program ini,” papar Ganjar.

Ganjar juga memerintahkan kepala desa agar membuat lumbung pangan. Lumbung ini penting agar desa bisa mandiri tanpa terlalu bergantung pada bantuan pemerintah pusat.

Lumbung pangan adalah wadah setiap warga menyumbang bahan makanan yang mereka miliki. Pada masa lalu hal ini disebut jimpitan. Hasil sumbangan warga dikumpulkan di satu tempat untuk kemudian digunakan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

“Mulai hidupkan lagi jimpitan, yang muslim zakat infak dan sedekahnya bisa dioptimalkan. Tanami lahan-lahan kosong dengan tanaman kebutuhan pokok sehari-hari. Kalau itu dilakukan, maka daya tahan kita akan semakin kuat,” katanya.

Selain itu, keberadaan lumbung pangan dapat berfungsi membantu masyarakat yang membutuhkan. Mereka yang terkena penyakit dan virus korona, mereka yang dirumahkan dari perusahaan akibat virus ini, dapat dijamin kehidupannya oleh desa.

“Minimal, dengan kekuatan itu, desa bisa menolong. Maka ini kompak, bantuan dari pemerintah pusat ada, kekuatan dari bawah juga ada. Mari kita kembalikan kekuatan gotong royong dengan kultur desa ini, agar kita semua bisa melewati masa-masa sulit seperti saat ini,” tutupnya. (irw/bun/ria)

SEMARANG – Alokasi anggaran Rp 1 triliun untuk bantuan sosial (bansos) pada warga miskin siap disalurkan. Setiap keluarga miskin akan mendapatkan Rp 200 ribu per bulan selama tiga bulan berturut-turut.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, program bansos segera dilaksanakan di Jawa Tengah. Dalam waktu dekat, segera didistribusikan kepada masyarakat.

“Ada sekitar 1,8 juta masyarakat yang kami jadikan sasaran untuk program bansos. Anggaran Rp 1,4 triliun tersebut, sebesar Rp 1 triliun kami alokasikan untuk itu (bansos),” kata Ganjar ditemui usai menggelar rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri di rumah dinasnya, Kamis (2/4)

Ganjar berharap secara administratif cepat beres agar bantuan bisa segera dilakukan. Bansos diberikan Rp 200 ribu  per bulan, selama tiga bulan berturut-turut. Namun, Ganjar berharap bukan berupa uang tunai, melainkan barang atau kebutuhan pokok.

Bansos ini diperuntukkan masyarakat miskin desil 3 (hampir miskin) dan desil 4 (rentan miskin). Sementara untuk desil 1 (sangat miskin) dan desil 2 (miskin) telah menjadi tanggung jawab pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial. Baik dari pusat maupun Jateng. Nominal bantuan sama, yakni Rp 200 ribu per bulan.

“Jadi untuk desil satu dan desil dua bisa segera kita eksekusi segera. Tentunya komunikasi bersama Kementerian Sosial. Nah untuk desil tiga dan desil empat dari kami dipercepat,” tegasnya.

Pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan bupati dan wali kota terkait pendataan agar program bansos ini sinkron dan tepat sasaran. Dia juga meminta bupati dan wali kota berkomunikasi intens dengan pemprov dalam rangka relokasi dan realokasi anggaran terkait bansos.

“Sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan bisa saling melengkapi, agar lebih banyak masyarakat yang nasibnya tidak baik saat ini, bisa kita rescue dengan cepat,” paparnya.

Selain itu, Ganjar juga menggenjot bantuan dari swasta, badan amil zakat infaq dan sodakoh (Baznas). “Ada CSR, Baznas, para filantropi dan individu yang mau membantu, akan kami dorong untuk program ini,” papar Ganjar.

Ganjar juga memerintahkan kepala desa agar membuat lumbung pangan. Lumbung ini penting agar desa bisa mandiri tanpa terlalu bergantung pada bantuan pemerintah pusat.

Lumbung pangan adalah wadah setiap warga menyumbang bahan makanan yang mereka miliki. Pada masa lalu hal ini disebut jimpitan. Hasil sumbangan warga dikumpulkan di satu tempat untuk kemudian digunakan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

“Mulai hidupkan lagi jimpitan, yang muslim zakat infak dan sedekahnya bisa dioptimalkan. Tanami lahan-lahan kosong dengan tanaman kebutuhan pokok sehari-hari. Kalau itu dilakukan, maka daya tahan kita akan semakin kuat,” katanya.

Selain itu, keberadaan lumbung pangan dapat berfungsi membantu masyarakat yang membutuhkan. Mereka yang terkena penyakit dan virus korona, mereka yang dirumahkan dari perusahaan akibat virus ini, dapat dijamin kehidupannya oleh desa.

“Minimal, dengan kekuatan itu, desa bisa menolong. Maka ini kompak, bantuan dari pemerintah pusat ada, kekuatan dari bawah juga ada. Mari kita kembalikan kekuatan gotong royong dengan kultur desa ini, agar kita semua bisa melewati masa-masa sulit seperti saat ini,” tutupnya. (irw/bun/ria)

Populer

Berita Terbaru

spot_img