SEMARANG – Berbagai upaya penanganan Covid-19 di Jawa Tengah terus menunjukkan hasil positif. Hingga pekan ke-44 kemarin (2/11), Jawa Tengah masuk dalam tiga besar provinsi di Indonesia dengan penanganan kasus terbaik.
“Data dari pusat, kasus aktif Covid-19 di Jawa Tengah terus membaik dan turun. Dari periode 19-25 Oktober ke 26-31 Oktober, penurunan tertinggi secara nasional pada periode itu. Pertama, DKI Jakarta dengan jumlah penurunan 1.566, Jawa Barat turun 1.208, dan Jawa Tengah turun 893,” kata Ganjar.
Selain angka kesembuhan, penurunan angka kematian juga menunjukkan hasil positif pada periode yang sama. Dari seluruh provinsi di Indonesia, penurunan angka kematian Jateng menduduki urutan ketiga tertinggi nasional dengan jumlah penurunan 19 kasus, di bawah Jawa Barat 80 kasus dan DKI Jakarta 44 kasus.
“Tren kasus aktif dan tren angka kematian kalau dilihat dari gambar grafiknya, Jateng terus menurun. Artinya ini sudah cukup bagus, apalagi angka recovery rate atau persentase angka kesembuhan naik dari 80,37 pada minggu ke-42 menjadi 82,7 pada minggu ke-44. Sambil memang pekerjaan rumah soal menurunkan angka kematian masih terus menjadi fokus kami,” ucapnya.
Dari sisi kenaikan kasus tertinggi dan terendah berdasarkan kabupaten dan kota di Jawa Tengah, tren kenaikan kasus aktif tertinggi ada di Kabupaten Tegal. Sementara penurunan kasus tertinggi terjadi di Wonosobo dan Kudus.
“Tren kenaikan angka kematian juga terjadi di Kabupaten Tegal, sementara angka kematian terendah di Kabupaten Wonosobo. Jadi sebenarnya, beberapa kabupaten dan kota memperbaiki dan mereka sudah mengendalikan dengan cukup baik,” jelasnya.
Terkendalinya kasus Covid-19 di Jateng, lanjut Ganjar, tidak terlepas dari upaya digenjotnya testing, tracing, dan treatment. Sampai saat ini, Jateng menduduki urutan ketiga secara nasional dengan jumlah tes terbanyak, yakni 354.580 tes. Jumlah itu urutan ketiga, setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
“Kami akan evaluasi terus menerus dan gencar mencari dan mendeteksi dini terhadap kasus-kasus. Kami akan gerakkan sampai ke puskesmas dan surveilans untuk mencari ini agar bisa mencegah, sambil SOP (standar operating prosedur) penanganan pasien di rumah sakit terus kami perbaiki,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo menambahkan, tingginya angka kesembuhan dan menurunnya angka kematian di Jawa Tengah tidak terlepas dari program kerja yang dilakukan. Selain upaya testing dan tracing yang digenjot, penanganan treatment di rumah sakit juga terus ditingkatkan.
“Saat ini Jawa Tengah memiliki 28 laboratorium PCR dengan kapasitas optimal tes bisa 8.000 per hari. Selain itu, rumah sakit juga terus meningkatkan kapasitas dan SOP dalam penanganan pasien, termasuk puskesmas dan surveilans di tingkat paling bawah yang melakukan deteksi dini,” ucapnya. (bay/bun/ria)