24.6 C
Surakarta
Monday, 5 June 2023

Dinkes Jateng Ajak Kader PKK Putus Matai Rantai Penyebaran Tuberkulosis Anak

RADARSOLO.ID – Kasus tuberkulosis (TB) anak yang terus meningkat tiap tahun, jadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah. Berabagai upaya guna memutus mata rantai penyebaran terus dilakukan, termasuk menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteran Keluarga (TP PKK)

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Jateng Riptieni Tri Lutiarsi mengatakan, pada 2022 tercatat 14.424 kasus tuberkulosis anak, atau naik 21 persen. Dinkes membidik kader PKK untuk bersama menggalakkan upaya menekan kasus tuberkulosis. Kader PKK yang menjangkau akar rumput, dinilai efektif dalam melakukan sosialisasi terhadap bahaya TB guna memutus mata rantai penyebaran.

“Ibu-ibu PKK kita ajak memutus mata rantai penularan TB dan mencegah penularan ke anak. Harapannya, mereka dapat mengedukasi, apabila ada yang terserang atau bergejala, segera diperiksakan ke layanan kesehatan,” papar Riptieni dalam workshop Pendampingan Pengobatan TB Anak di Grhadhika Bakti Praja, Jumat (24/3).

Dia menambahkan, kolaborasi dengan PKK dilakukan seluruh pelosok Jawa Tengah. Para kader akan diedukasi bagaimana cara penularan dan memahami ciri-ciri anak yang terkena TB agar bisa melakukan deteksi dini.

Melalui deteksi dini, imbuhnya, penyakit itu bisa disembuhkan dengan konsumsi obat rutin, yang tersedia gratis. Jika konsisten, dalam enam bulan TB bisa dieliminasi dari tubuh manusia. Namun, jika tidak terdeteksi, penderita TB bisa saja terinfeksi tetapi tidak merasakan gejala, kemudian menularkannya kepada orang lain.

Selain menggandeng PKK, Dinkes Jateng juga telah melakukan sosialisasi, pemberian terapi tuberkulosis dan skrining. Menyasar sekolah hingga ponpes.

“Ketika penemuannya makin banyak, kita bisa mengobati. Jangan seperti fenomena gunung es, yang kasusnya sedikit, tapi belum tentu tidak ada penularan TB,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jateng Nawal Arafah menuturkan, tuberkulosis merupakan satu dari 10 penyakit yang menyebabkan kematian.

Keseriusan Pemprov Jateng dalam memberantas TB, ditunjukkan dengan Pergub 93/2018 tentang rencana aksi daerah menanggulangi TB, dan komitmen bebas TB pada 2028. Oleh karena itu, dia mengajak kader PKK di pelosok Jateng menjadi duta pemberantas tuberkulosis.

Nawal menyebut, keberhasilan pemberantasan TB bukan hanya tugas pemerintah. Dia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut andil dalam pemberantasan penyakit itu.

“TP-PKK dan organisasi perempuan seperti Aisyiyah dan Fatayat, organisasi profesi, harus terlibat dalam penanggulangan TB. Mereka harus menyebarkan informasi melalui berbagai media, media sosial, pesan WA penyuluhan. Kenali gejalanya, kalau ada laporkan melalui Posyandu atau RT, kita jangkau untuk mengurangi kasus di Jateng,” papar Nawal. (bay/ria)

RADARSOLO.ID – Kasus tuberkulosis (TB) anak yang terus meningkat tiap tahun, jadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah. Berabagai upaya guna memutus mata rantai penyebaran terus dilakukan, termasuk menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteran Keluarga (TP PKK)

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Jateng Riptieni Tri Lutiarsi mengatakan, pada 2022 tercatat 14.424 kasus tuberkulosis anak, atau naik 21 persen. Dinkes membidik kader PKK untuk bersama menggalakkan upaya menekan kasus tuberkulosis. Kader PKK yang menjangkau akar rumput, dinilai efektif dalam melakukan sosialisasi terhadap bahaya TB guna memutus mata rantai penyebaran.

“Ibu-ibu PKK kita ajak memutus mata rantai penularan TB dan mencegah penularan ke anak. Harapannya, mereka dapat mengedukasi, apabila ada yang terserang atau bergejala, segera diperiksakan ke layanan kesehatan,” papar Riptieni dalam workshop Pendampingan Pengobatan TB Anak di Grhadhika Bakti Praja, Jumat (24/3).

Dia menambahkan, kolaborasi dengan PKK dilakukan seluruh pelosok Jawa Tengah. Para kader akan diedukasi bagaimana cara penularan dan memahami ciri-ciri anak yang terkena TB agar bisa melakukan deteksi dini.

Melalui deteksi dini, imbuhnya, penyakit itu bisa disembuhkan dengan konsumsi obat rutin, yang tersedia gratis. Jika konsisten, dalam enam bulan TB bisa dieliminasi dari tubuh manusia. Namun, jika tidak terdeteksi, penderita TB bisa saja terinfeksi tetapi tidak merasakan gejala, kemudian menularkannya kepada orang lain.

Selain menggandeng PKK, Dinkes Jateng juga telah melakukan sosialisasi, pemberian terapi tuberkulosis dan skrining. Menyasar sekolah hingga ponpes.

“Ketika penemuannya makin banyak, kita bisa mengobati. Jangan seperti fenomena gunung es, yang kasusnya sedikit, tapi belum tentu tidak ada penularan TB,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jateng Nawal Arafah menuturkan, tuberkulosis merupakan satu dari 10 penyakit yang menyebabkan kematian.

Keseriusan Pemprov Jateng dalam memberantas TB, ditunjukkan dengan Pergub 93/2018 tentang rencana aksi daerah menanggulangi TB, dan komitmen bebas TB pada 2028. Oleh karena itu, dia mengajak kader PKK di pelosok Jateng menjadi duta pemberantas tuberkulosis.

Nawal menyebut, keberhasilan pemberantasan TB bukan hanya tugas pemerintah. Dia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut andil dalam pemberantasan penyakit itu.

“TP-PKK dan organisasi perempuan seperti Aisyiyah dan Fatayat, organisasi profesi, harus terlibat dalam penanggulangan TB. Mereka harus menyebarkan informasi melalui berbagai media, media sosial, pesan WA penyuluhan. Kenali gejalanya, kalau ada laporkan melalui Posyandu atau RT, kita jangkau untuk mengurangi kasus di Jateng,” papar Nawal. (bay/ria)

Populer

Berita Terbaru

spot_img