23.8 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Jateng Paling Rendah Angka Stunting, Ganjar: Elmisil Bagus untuk Periksa Catin

BOYOLALI – Upaya pencegahan stunting masih menjadi salah satu prioritas pemerintah. BKKBN telah menggagas aplikasi elektronik siap nikah dan hamil (elmisil). Begitu pula Pemprov Jawa Tengah yang telah memiliki program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, program tersebut bisa saling bersinergi guna pencegahan stunting di Jateng.

“BKKBN punya program bagus. Tiga bulan sebelum menikah calon pengantin diperiksa. Terutama calon pengantin putri,” ucap Ganjar usai menghadiri peluncuran Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam 3 Bulan Pranikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin di Pendopo Gede Boyolali, Rabu (29/12).

Pemeriksaan dalam program ini mencakup kadar hemoglobin, lingkar lengan hingga tinggi badan, serta kesehatan secara menyeluruh dari calon pengantin (catin) perempuan.

Sementara untuk catin pria, pemeriksaan melingkupi beberapa aspek kesehatan. Salah satu yang jadi fokus adalah kebiasaan merokok. Ganjar pun mengimbau kepada catin pria untuk mengerem dulu kebiasaan merokok dimulai saat akan menikah.

“Yang merokok ya kalau bisa berhenti merokoknya paling nggak tiga bulan. Sehingga nanti saat proses, mereka bulan madu Insyaallah bayinya akan sehat,” tutur Ganjar.

Sementara saat acara, Ganjar sempat berdialog dengan sejumlah pasangan yang ikut dalam program tersebut. Beberapa di antara mereka akan melangsungkan pernikahan pada 2022.

“Ada juga yang sudah telanjur, minggu depan sudah mau menikah. Ya nggak papa, tetap kita periksa karena ini baru kita mulai,” ujarnya.

Ganjar menegaskan, dengan program dan aplikasi ini diharapkan pemerintah bisa melakukan lebih banyak intervensi pengendalian stunting. Termasuk edukasi untuk tidak menikah di usia muda. Sebab, kata dia, kesiapan mental juga jadi salah satu faktor terjadinya stunting.

“Kalau kita bisa deteksi sejak awal, Insyaallah pengendalian stunting kita akan bagus,” tegas dia.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menuturkan, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan angka stunting paling rendah di antara provinsi-provinsi besar di Indonesia. Pihaknya pun mengapresiasi program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng milik Pemprov Jateng.

“Berkat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang mestinya dilakukan oleh kami. Maka Jateng sudah menginspirasi BKKBN,” tutur Hasto.

Sementara itu, pasangan Sigit dan Ninda yang mengikuti acara tersebut mengaku senang dan dengan adanya program itu. Pasangan asal Boyolali itu, mengaku merasa lebih tenang diperhatikan.

“Senang banget. Jadi kita nggak asal menikah. Jadi lebih tenang. Kita jadi lebih siap dari segi mental dan kesiapan diri juga lebih enak menyambut pernikahan,” tutur pasangan Sigit dan Nanda yang akan menikah Januari tahun depan itu. (bay/ria)

BOYOLALI – Upaya pencegahan stunting masih menjadi salah satu prioritas pemerintah. BKKBN telah menggagas aplikasi elektronik siap nikah dan hamil (elmisil). Begitu pula Pemprov Jawa Tengah yang telah memiliki program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, program tersebut bisa saling bersinergi guna pencegahan stunting di Jateng.

“BKKBN punya program bagus. Tiga bulan sebelum menikah calon pengantin diperiksa. Terutama calon pengantin putri,” ucap Ganjar usai menghadiri peluncuran Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam 3 Bulan Pranikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin di Pendopo Gede Boyolali, Rabu (29/12).

Pemeriksaan dalam program ini mencakup kadar hemoglobin, lingkar lengan hingga tinggi badan, serta kesehatan secara menyeluruh dari calon pengantin (catin) perempuan.

Sementara untuk catin pria, pemeriksaan melingkupi beberapa aspek kesehatan. Salah satu yang jadi fokus adalah kebiasaan merokok. Ganjar pun mengimbau kepada catin pria untuk mengerem dulu kebiasaan merokok dimulai saat akan menikah.

“Yang merokok ya kalau bisa berhenti merokoknya paling nggak tiga bulan. Sehingga nanti saat proses, mereka bulan madu Insyaallah bayinya akan sehat,” tutur Ganjar.

Sementara saat acara, Ganjar sempat berdialog dengan sejumlah pasangan yang ikut dalam program tersebut. Beberapa di antara mereka akan melangsungkan pernikahan pada 2022.

“Ada juga yang sudah telanjur, minggu depan sudah mau menikah. Ya nggak papa, tetap kita periksa karena ini baru kita mulai,” ujarnya.

Ganjar menegaskan, dengan program dan aplikasi ini diharapkan pemerintah bisa melakukan lebih banyak intervensi pengendalian stunting. Termasuk edukasi untuk tidak menikah di usia muda. Sebab, kata dia, kesiapan mental juga jadi salah satu faktor terjadinya stunting.

“Kalau kita bisa deteksi sejak awal, Insyaallah pengendalian stunting kita akan bagus,” tegas dia.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menuturkan, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan angka stunting paling rendah di antara provinsi-provinsi besar di Indonesia. Pihaknya pun mengapresiasi program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng milik Pemprov Jateng.

“Berkat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang mestinya dilakukan oleh kami. Maka Jateng sudah menginspirasi BKKBN,” tutur Hasto.

Sementara itu, pasangan Sigit dan Ninda yang mengikuti acara tersebut mengaku senang dan dengan adanya program itu. Pasangan asal Boyolali itu, mengaku merasa lebih tenang diperhatikan.

“Senang banget. Jadi kita nggak asal menikah. Jadi lebih tenang. Kita jadi lebih siap dari segi mental dan kesiapan diri juga lebih enak menyambut pernikahan,” tutur pasangan Sigit dan Nanda yang akan menikah Januari tahun depan itu. (bay/ria)

Populer

Berita Terbaru

spot_img