25.9 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Bangkitnya IPM Karanganyar setelah Dihatam Covid-19

Oleh : Muliandari (BPS Kabupaten Karanganyar)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjelaskan bagaiman penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur   keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja pemerintah.

Pembangunan tidak diukur hanya dari pendapatan semata, namun konsep pembangunan manusia diukur dengan menggunakan pendekatan tiga dimensi dasar manusia. Yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Dimensi umur panjang dan sehat dari indikator harapan hidup saat lahir. Dimensi pengetahuan dari indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Sementara dimensi standar hidup layak diwakili oleh pengeluaran per kapita.

IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan pendidikan, dan sebagainya. Indeks IPM Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat ternyata mulai bangkit setelah sebelumnya terhantam virus Covid-19.

Dari 2016 sampai 2021, perkembangan IPM di Kabupaten Karanganyar memiliki tren yang positif dari IPM 74.90 pada 2016 sampai IPM 75.86 pada 2020. Namun pada 2019 sampai 2020 mengalami penurunan dari IPM 75.89 pada 2019 menjadi 75.86 di 2020 atau mengalami penurunan 0.03 poin.

Hal ini terjadi salah satunya akibat pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 tidak lupa untuk menghantam Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Karanganyar. Hal ini dipengaruhi oleh dimensi standar hidup layak. Dimana pengeluaran per kapita Kabupaten Karanganyar menurun. Hal ini dikarenakan perekonomian Karanganyar yang dihantam pandemi Covid-19. Akan tetapi pada 2021 ini IPM Kabupaten Karanganyar kembali bangkit menjadi 75.99 atau mengalami kenaikan sebesar 0.13 poin. Selain itu pengeluaran per kapita di Kabupaten Karanganyar pada 2021 juga mengalami kenaikan.

Dari 2016 sampai 2021, perkembangan pengeluaran per kapita per tahun yang telah disesuaikan di Kabupaten Karanganyar memiliki tren yang cukup baik. Pada 2016 sampai 2019 dari 10.722 juta pada 2016 sampai PPP 11.569 juta pada 2019. Namun pada 2020 mengalami penurunan sebesar 141 ribu menjadi 11.428 juta. Kemudian pada 2021 kembali mengalami peningkatan sebesar 81 ribu menjadi 11.509. Meskipun angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan 2019, namun hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai bangkit dari pandemi Covid-19 yang terjadi sejak pertengahan Maret 2020 hingga saat ini.

Kita dapat melihat daya beli masyarakat di tengah Covid-19 ikut menurun pada awal masa pandemi. Jika dilihat dari sisi pandemi, penurunan IPM pada 2020 sangat wajar terjadi. Tetapi dengan adanya upaya pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19 sejak awal pandemi hingga saat ini, pada 2021 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar mulai bangkit dan meningkat. Sehingga terjadi pula peningkatan pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi. Pulihnya permintaan domestik telah mendorong perbaikan aktivitas produksi, sehingga membuat seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif pada 2021.

Sehingga meningkatnya IPM Kabupaten Karanganyar 2021 merupakan hal yang wajar. Kenaikan IPM ini tentunya mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karanganyar. Sejak awal 2021, dapat kita lihat pemulihan di berbagai sektor utama, seperti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor konstruksi, serta sektor transportasi dan pergudangan mencerminkan aktivitas ekonomi di Kabupaten Karanganyar sudah mulai bangkit kembali. Hal ini menjadi semangat baru untuk kita semua agar IPM terus bangkit dan membaik meskipun pandemi Covid-19 belum hilang pada 2022. (*)

Oleh : Muliandari (BPS Kabupaten Karanganyar)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjelaskan bagaiman penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur   keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja pemerintah.

Pembangunan tidak diukur hanya dari pendapatan semata, namun konsep pembangunan manusia diukur dengan menggunakan pendekatan tiga dimensi dasar manusia. Yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Dimensi umur panjang dan sehat dari indikator harapan hidup saat lahir. Dimensi pengetahuan dari indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Sementara dimensi standar hidup layak diwakili oleh pengeluaran per kapita.

IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan pendidikan, dan sebagainya. Indeks IPM Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat ternyata mulai bangkit setelah sebelumnya terhantam virus Covid-19.

Dari 2016 sampai 2021, perkembangan IPM di Kabupaten Karanganyar memiliki tren yang positif dari IPM 74.90 pada 2016 sampai IPM 75.86 pada 2020. Namun pada 2019 sampai 2020 mengalami penurunan dari IPM 75.89 pada 2019 menjadi 75.86 di 2020 atau mengalami penurunan 0.03 poin.

Hal ini terjadi salah satunya akibat pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 tidak lupa untuk menghantam Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Karanganyar. Hal ini dipengaruhi oleh dimensi standar hidup layak. Dimana pengeluaran per kapita Kabupaten Karanganyar menurun. Hal ini dikarenakan perekonomian Karanganyar yang dihantam pandemi Covid-19. Akan tetapi pada 2021 ini IPM Kabupaten Karanganyar kembali bangkit menjadi 75.99 atau mengalami kenaikan sebesar 0.13 poin. Selain itu pengeluaran per kapita di Kabupaten Karanganyar pada 2021 juga mengalami kenaikan.

Dari 2016 sampai 2021, perkembangan pengeluaran per kapita per tahun yang telah disesuaikan di Kabupaten Karanganyar memiliki tren yang cukup baik. Pada 2016 sampai 2019 dari 10.722 juta pada 2016 sampai PPP 11.569 juta pada 2019. Namun pada 2020 mengalami penurunan sebesar 141 ribu menjadi 11.428 juta. Kemudian pada 2021 kembali mengalami peningkatan sebesar 81 ribu menjadi 11.509. Meskipun angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan 2019, namun hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai bangkit dari pandemi Covid-19 yang terjadi sejak pertengahan Maret 2020 hingga saat ini.

Kita dapat melihat daya beli masyarakat di tengah Covid-19 ikut menurun pada awal masa pandemi. Jika dilihat dari sisi pandemi, penurunan IPM pada 2020 sangat wajar terjadi. Tetapi dengan adanya upaya pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19 sejak awal pandemi hingga saat ini, pada 2021 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karanganyar mulai bangkit dan meningkat. Sehingga terjadi pula peningkatan pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi. Pulihnya permintaan domestik telah mendorong perbaikan aktivitas produksi, sehingga membuat seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif pada 2021.

Sehingga meningkatnya IPM Kabupaten Karanganyar 2021 merupakan hal yang wajar. Kenaikan IPM ini tentunya mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karanganyar. Sejak awal 2021, dapat kita lihat pemulihan di berbagai sektor utama, seperti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor konstruksi, serta sektor transportasi dan pergudangan mencerminkan aktivitas ekonomi di Kabupaten Karanganyar sudah mulai bangkit kembali. Hal ini menjadi semangat baru untuk kita semua agar IPM terus bangkit dan membaik meskipun pandemi Covid-19 belum hilang pada 2022. (*)

Populer

Berita Terbaru

spot_img