24.1 C
Surakarta
Friday, 2 June 2023

Terus Berinovasi, Kunci Guru Penggerak: Dimulai dari 5 Perubahan Kecil

RADARSOLO.ID – Perkembangan zaman melahirkan tantangan berbeda, tak terkecuali di dunia pendidikan. Seorang guru dituntut harus fleksibel dan selalu siap dengan perubahan tersebut. Kini dengan adanya konsep Kurikulum Merdeka, mewajibkan guru untuk memiliki kreatifitas tinggi dalam pembelajaran yang menyenangkan.

Guru penggerak di salah satu SD swasta di Kota Solo Agung Sudarwanto menjelaskan, hadirnya Kurikulum Merdeka memberi tantangan nyata bagi sektor pendidikan di Indonesia. Menurutnya, masih banyak guru yang berkiblat pada konsep pembelajaran konvensional. Terutama guru yang mulai mendekati masa purna tugas. Di mana mereka enggan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

“Seorang guru harus bisa melakukan perubahan-perubahan kecil, yang dimulai di kelas tanpa menunggu komando. Dengan begitu, akan terjadi perubahan yang besar. Apa pun perubahan kecil itu, jika semua guru melakukannya serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti bergerak,” katanya, Selasa (28/2/2023).

Menurut Agung, ada lima perubahan kecil yang bisa dilakukan guru di dalam kelas. Mulai dari mengajak siswa berdiskusi bukan sebatas mendengarkan materi. Kemudian memberi kesempatan siswa mengajar di kelas, serta mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan semua kelas.

“Selain itu, guru harus bisa menemukan bakat dalam diri siswa. Terutama siswa yang kurang percaya diri. Juga menawarkan bantuan pada guru lain yang mengalami kesulitan,” imbuhnya.

Di sekolahnya, Agung sudah mempraktikkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Contohnya, siswa diminta membawa barang dari rumah untuk menunjang pembelajaran. “Contohnya mainan plastik, baterai jam dinding, masker, senter, dan sebagainya,” bebernya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta Abdul Haris Alamsah mengaku perubahan kurikulum belum sepenuhnya diimplementasikan dengan maksimal oleh para guru. Mayoritas guru masih mengajar dengan konsep dan metode konvensional.

“Terkadang guru itu mengajarnya masih saja sama, meskipun kurikulumnya berganti. Ibarat kata apapun makanannya, minumnya tetap sama. Maka kami tekankan agar guru segera beradaptasi dan berinovasi dalam proses mengajar. Menyesuaikan konsep Kurikulum Merdeka,” pintanya. (ian/fer/dam)

RADARSOLO.ID – Perkembangan zaman melahirkan tantangan berbeda, tak terkecuali di dunia pendidikan. Seorang guru dituntut harus fleksibel dan selalu siap dengan perubahan tersebut. Kini dengan adanya konsep Kurikulum Merdeka, mewajibkan guru untuk memiliki kreatifitas tinggi dalam pembelajaran yang menyenangkan.

Guru penggerak di salah satu SD swasta di Kota Solo Agung Sudarwanto menjelaskan, hadirnya Kurikulum Merdeka memberi tantangan nyata bagi sektor pendidikan di Indonesia. Menurutnya, masih banyak guru yang berkiblat pada konsep pembelajaran konvensional. Terutama guru yang mulai mendekati masa purna tugas. Di mana mereka enggan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

“Seorang guru harus bisa melakukan perubahan-perubahan kecil, yang dimulai di kelas tanpa menunggu komando. Dengan begitu, akan terjadi perubahan yang besar. Apa pun perubahan kecil itu, jika semua guru melakukannya serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti bergerak,” katanya, Selasa (28/2/2023).

Menurut Agung, ada lima perubahan kecil yang bisa dilakukan guru di dalam kelas. Mulai dari mengajak siswa berdiskusi bukan sebatas mendengarkan materi. Kemudian memberi kesempatan siswa mengajar di kelas, serta mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan semua kelas.

“Selain itu, guru harus bisa menemukan bakat dalam diri siswa. Terutama siswa yang kurang percaya diri. Juga menawarkan bantuan pada guru lain yang mengalami kesulitan,” imbuhnya.

Di sekolahnya, Agung sudah mempraktikkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Contohnya, siswa diminta membawa barang dari rumah untuk menunjang pembelajaran. “Contohnya mainan plastik, baterai jam dinding, masker, senter, dan sebagainya,” bebernya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta Abdul Haris Alamsah mengaku perubahan kurikulum belum sepenuhnya diimplementasikan dengan maksimal oleh para guru. Mayoritas guru masih mengajar dengan konsep dan metode konvensional.

“Terkadang guru itu mengajarnya masih saja sama, meskipun kurikulumnya berganti. Ibarat kata apapun makanannya, minumnya tetap sama. Maka kami tekankan agar guru segera beradaptasi dan berinovasi dalam proses mengajar. Menyesuaikan konsep Kurikulum Merdeka,” pintanya. (ian/fer/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img