SOLO – Siswa jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) diusulkan menjalani swab PCR secara acak. Tes ini sudah berjalan di jenjang SD hingga SMA. Jika wacana tersebut terealisasi, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta bakal memprioritaskan PAUD negeri.
“Jika pun jadi, kami akan dahulukan PAUD negri. Ada delapan PUAD negeri yang ada di Solo. Sedangkan untuk yang swasta atau lembaga, itu kebijakan pimpinann yayasan. Saya harap pemangku jabatan itu tahu, bagaimana keinginan anak,” ucap Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Disdik Kota Surakarta Galuh Murya Widawati, kemarin (4/11).
Galuh mengaku, sejauh ini belum ada instruksi untuk swab PCR acak bagi siswa PAUD. Namun, dia tegas menolak usulan tersebut. Karena bisa menimbulkan trauma bagi siswa bersangkutan.
“Sebenarnya kami sudah matur ke dewan khusus agar siswa PAUD tidak usah di-swab PCR. Karena seperti yang kami bilang, sangat bahaya dampaknya jika mereka di-swab,” terangnya
Galuh menegaskan, disdik tidak akan membatasi jika ada orang tua siswa ingin melakukan swab PCR mandiri. Namun jika itu dilakukan di sekolah, disdik belum bisa menjamin apakah siswa bersedia.
“Meskipun itu nanti dibujuk atau dengan model lainnya. Pasti yang namanya swab, itu sakit. Pasti mereka akan nangis. Dan yang kami takutkan itu, akan menyebabkan trauma tersendiri bagi mereka,” imbuhnya.
Galuh menambahkan, disdik lebih mengutamakan pembelajaran tatap muka (PTM) di PAUD, untuk memberikan pengalam baru bagi siswa. Berupa kebahagian dan kenyaman anak saat menjalani pembelajaran. Namun tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Ditanya regulasi swab PCR bagi siswa PAUD, Galuh mengaku masih menunggu arahan lebih lanjut. “Kami tetap patuhi peraturan. Kami juga yakin, pemerintah akan melakukan yang terbaik bagi pendidikan. Kami hanya bisa menyarankan. Dan mungkin bisa menjadi pertimbangan,” bebernya. (ian/fer/dam)