RADARSOLO.ID – Belakangan ini, kasus kekerasan terhadap anak marak terjadi. Bahkan sampai video kekerasan tersebut tersebar ke sejumlah media sosial, mengundang keprihatinan, bahkan bisa jadi membuat korban depresi. Perlakuan kekerasan hingga bullyan tentu harus diantisipasi.
Orang tua memiliki peran penting dalam membina anak-anaknya. Langkah ini dilakukan agar anak tak terdidik ringan tangan.
Tak hanya orang tua, rekan bermain sang anak juga memiliki peran penting tak kalah penting dalam membangun karakter sang anak dalam kehidupannya.
Kekerasan dalam mendidik anak juga perlu diantisipasi. Ini bukanlah hal yang dianggap efektif untuk bisa menumbuhkembangkan kecerdasan atau mental anak. Kekerasan terhadap justru malah bisa berdampak buruk pada perkembangan anak. Baik secara fisik maupun mental sang anak.
“Penting bagi orang tua untuk memahami peran mereka dalam menghindari kekerasan pada anaknya. Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh anak agar mereka (anak-anak, Red) tidak merasa takut atau trauma, tepatnya dengan apa yang dilakukan oleh orang tua mereka,” terang Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Karanganyar Ipda Didit Suryawan.
Menurut Didit, dari berbagai kasus yang sebelumnya dia tangani di unit PPA, rata-rata kekerasan terhadap anak muncul karena adanya tindakan dari orang yang dekat dengan korban. Terkadang justru bukan merupakan orang asing dalam pergaulan mereka sehari-hari pelakunya.
PPA sendiri bertugas memberikan edukasi dan pelayanan terhadap sejumlah perempuan dan anak-anak, untuk memberikan perlindungan bagi mereka yang menjadi korban kekerasan. Baik yang dilakukan oleh orang lain maupun orang dekat mereka.
“Makanya ada beberapa program yang kami galakan, agar tidak ada lagi perempuan, khususnya anak-anak yang menjadi korban kekerasan. Beberapa program yang saat ini kami lakukan adalah memberikan sosialisasi tentang kekerasan perempuan dan anak. Baik di sekolah maupun instansi terkait. Karena melalui beberapa instansi atau sekolah ini, nantinya akan dapat disosialisasikan kembali ke masyarakat luas,” ungkapnya.
Dia meminta orang tua bisa memberikan perilaku atau contoh yang baik kepada anak. Baik secara fisik maupun verbal.
”Karena jika anak melihat orang tua melakukan tindakan kekerasan, maka juga anak akan menganggap kekerasan tersebut adalah hal yang wajar,” ungkapnya.
Tak hanya itu, jalin komunikasi dan mengajarkan konsep kesepakatan juga merupakan salah satu cara untuk menghindarkan anak dari tindakan kekerasan.
“Orang tua dapat mengajarkan konsep kesepakatan pada anak, sehingga anak belajar untuk bekerja sama dan menyelesaikan masalah dengan cara yang damai. Konsep kesepakatan ini dapat diterapkan pada berbagai situasi. Seperti saat anak meminta mainan dari temannya, atau saat anak tidak ingin berbagi mainan,” paparnya.
Lebih jauh Didit mengungkapkan, memberikan penjelasan yang jelas kepada anak penting. Ini untuk menanamkan nilai tanggung jawab ke anak.
Karena dengan memberikan rasa tanggung jawab tersebut, maka anak akan lebih bisa memahami konsekuensi dari tindakan yang dilakukan.
“Orang tua dapat menerapkan disiplin yang efektif dengan memberikan sanksi yang proporsional dan mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. Disiplin yang efektif bukanlah kekerasan, tetapi lebih pada konsekuensi dari tindakan yang dilakukan,” pungkasnya. (rud/nik/dam)