RADARSOLO.ID – Satuan pendidikan terus didorong mendaftar sekolah penggerak. Namun, tidak semua bisa lolos verifikasi. Mayoritas terganjal masa kerja kepala sekolah (kasek) yang akan memasuki purnatugas.
Program sekolah penggerak merupakan kebijakan Kementerian Pendidikan Kebudataan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui Merdeka Belajar episode ke-7, yang diluncurkan pada Februari 2021. Program ini fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga kasek.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta Abdul Haris Alamsah menjelaskan, ada beberapa syarat dan kriteria yang harus dipenuhi sebelum mendaftar sebagai calon sekolah penggerak. Di antaranya, kasek yang ikut seleksi harus memiliki kurikulum atau cara mengajar berkualitas. Termasuk batasan usia kasek.
“Kepala sekolah yang mendaftar, minimal masa kerjanya empat tahun sebelum pensiun. Tidak semua sekolah di Solo bisa ikut. Karena banyak kepala sekolah yang akan masuk masa pensiun,” ungkapnya, Kamis (23/2/2023).
Banyak benefit bagi yang lolos menjadi sekolah penggerak. Salah satunya mendapatkan pelatihan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar. Termasuk pendampingan dalam kurun waktu tertentu bagi kasek. Selain itu, juga mendapatkan pendanaan lebih dari Kemendikbudristek.
“Sekolah penggerak akan mendapatkan dana BOS (bantuan operasional sekolah) kinerja. Hanya didapatkan oleh sekolah penggerak dan berprestasi. Tambahan dana ini dapat menunjang kegiatan peningkatan kualitas pendidikan,” imbuhnya.
Selain sekolah negeri, disdik juga terus mendorong swasta untuk mendaftar. Karena semakin banyak yang lolos sekolah penggerak, maka akan terjadi percepatan mutu pendidikan di Kota Bengawan.
“Kalau ada pendaftaran, kami selalu mendorong seluruh kepala sekolah untuk ikut. Karena profitnya sangat banyak untuk kemajuan pendidikan,” urainya.
Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Sri Sayekti mengaku, implementasi sekolah penggerak selalu mengarah pada peningkatan kapasitas guru. Termasuk memfasilitasi program peningkatan kualitas pembelajaran, yang dibarengi dengan pendidikan karakter.
“Kami siap membantu sekolah-sekolah lain yang untuk studi tiru (sekolah penggerak). Karena ini kewajiban kami untuk mengimbaskan sekolah penggerak, ke sekolah-sekolah yang lainnya,” tandasnya. (ian/fer/dam)