RADARSOLO.ID – Merespons perubahan seleksi masuk perguruan tinggi negeri, guru SMA/SMK mulai mematangkan kompetensi siswa. Proses pembelajaran juga diarahkan pada materi skolastik. Dengan harapan meningkatkan kemampuan penalaran siswa sehingga lebih siap menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri 2023.
Kepala SMA Negeri 1 Surakarta Yusmar Setyobudi mengungkapkan, guru didorong mau belajar lagi terkait materi skolastik, sehingga bisa menyampaikan materi kepada siswa dengan benar.
”Sesuai arahan dari kemendikbud, guru SMA sudah harus mulai bersiap dengan perubahan tersebut dan memperdalam materi skolastik,” kata Yusmar, Jumat (27/1/2023).
Sekolah juga secara bertahap telah melakukan perubahan terkait proses pembelajaran. Setiap Senin, siswa kelas XII mendapatkan jam khusus untuk materi skolastik selama dua jam pelajaran.
”Ini sudah mulai sedikit demi sedikit pembelajaran diarahkan ke skolastik. Agar para siswa siap betul untuk ujian tes masuk perguruan tinggi. Konsekuensinya, guru harus mau belajar lagi memang,” ungkapnya.
Waka Kurikulum SMAN 7 Surakarta Aniek Windrayani mengatakan, sekolah terus berupaya mendorong peningkatan kompetensi guru dengan berbagai pelatihan. Para guru saat diarahkan untuk mengikuti pelatihan baik dari dalam maupun luar sekolah. Pelatihan yang dilakukan di sekolah dikemas dalam bentuk IHT. Sedangkan untuk pelatihan dari luar biasanya dilakukan oleh kementerian dilaksanakan secara daring.
”Guru tentu harus lebih bekerja ekstra keras untuk bisa memahami dan mengimplementasikan pembelajaran skolastik. Sosialisasi sebagai langkah utama untuk mempersiapkan guru maupun siswa terkait perubahan baru tersebut, juga sudah kami lakukan,” ungkapnya.
Kasi SMA Cabdin Wilayah VI Jateng Edi Purwoto mengatakan, kementerian dan Cabdin Wilayah VI Jateng sudah menyiapkan berbagai pelatihan untuk para guru. Para guru SMA dan SMK di wilayah VI didorong untuk terus mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi baik secara daring maupun luring.
Edy menyebutkan, tidak menutup kemungkinan, meski dengan perubahan yang baru anak-anak disabilitas juga dapat mengikuti ujian tes masuk PTN. Dengan dukungan dan bantuan para guru, kami kawal pertumbuhan kognitif siswa tersebut.
”Semua memiliki kesempatan yang sama dalam menempuh pendidikan. Termasuk anak-anak disabilitas yang kami rasa juga memiliki potensi untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” tandasnya. (mg7ian/adi)