BOYOLALI – Status Gunung Merapi masih di level dua, atau waspada. Artinya, radius 3 kilometer (km) dari puncak dilarang untuk aktivitas manusia. Namun, larangan ini tak menyurutkan tekad masyarakat untuk melaksanakan tradisi malam 1 Suro, Sabtu (31/8). Yakni Kirab Sedekah Gunung, melarung kepala kerbau ke kawah Merapi.
Tokoh adat Kecamatan Selo Paiman Hadi Martono mengaku larung kepala kerbau merupakan puncak rangkaian tradisi yang digelar. “Kirab masuk ke Joglo I. Di sana ada upacara Sedekah Gunung. Kemudian keluar kirab langsung ke penyerahan kepala kerbau di Joglo II. Lalu dibawa naik ke puncak Merapi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani menyebut tradisi ini sudah mendapat lampu hijau dari lembaga berwenang. “Harapannya warga Selo dan Boyolali pada umumnya terus diberikan perlindungan dan keselamatan,” terangnya.
Wakil Bupati (Wabup) Boyolali M. Said Hidayat bangga dan mengapresiasi kirab tersebut. Dia menyebut kerukunan dan kebersamaan terlihat dalam kirab. “Maka dari itu, ayo sama-sama cintai alam sekitar. Mari kita jaga. Bersihkan lingkungan. Semangat menjaga persatuan dan kesatuan. Semangat mencintai kebudayaan,” tandasnya. (wid/fer)