KLATEN – Angka penyebaran Covid-19 di Klaten terbilang tinggi. Ditandai status Kota Bersinar –julukan Kabupaten Klaten– yang masih zona merah alis risiko tinggi penyebaran dalam lima pekan terakhir. Tak pelak, penambahan tenaga kesehatan (nakes) khusus tracing cukup mendesak.
Mengantisipasi masalah tersebut, Tim Ahli Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Klaten mengusulkan penambahan nakes. Harapannya, nakes yang sudah ada tidak kelelahan. Selain itu, pelacakan bisa dilakukan dengan cepat.
“Sebagian besar kasus Covid-19 di Klaten bersumber dari kontak erat dan transmisi lokal. Bisa dibayangkan jika satu desa ada tiga orang saja yang terkonfirmasi positif. Pasti butuh tenaga luar biasa untuk tracing terhadap kontak erat. Karena harus ditelusuri dengan teliti,” ungkap Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Klaten Ronny Roekmito.
Ronny menambahkan, selama ini tracing melibatkan seluruh unsur nakes di Puskesmas. Mulai dari bidan, perawat, hingga tenaga ahli epidemiologi. Terkait kualifikasi nakes yang dibutuhkan, minimal punya latar belakang pendidikan bidang epidemiologi.
“Penambahan ini bertujuan untuk meringankan beban dan tugas tenaga kesehatan, terutama di puskesmas. Saya sudah usul ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten. Tapi, saya tidak tahu sumber dananya dari mana? Tapi mohon diperhatikan,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Klaten Anggit Budiarto mengapresiasi kinerja seluruh nakes. Terutama yang ada di garda terdepan penanganan Covid-19.
“Sehari minimal mengambil 200 sampel swab test sebelum dikirim dan diperiksa di laboratorium. Sampel yang kami ambil rata-rata dari kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19,” bebernya.
Anggit mengakui, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Klaten akhir-akhir ini berasal dari kontak erat. Pertanda masih banyak masyarakat yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). (ren/fer/ria)