Dari potensi ancaman objek vital, menganalisis akses pintu masuk, sampai manajemen risiko. Mulai penyiapan jalur penyelamatan, penyediaan fasilitas kesehatan, hingga pertukaran kendali teknis dan pembuatan rencana pengamanan.
Semua materi pengamanan stadion itu diajarkan para pakar dari Universitas Coventry, Inggris, dalam kursus manajemen pengamanan stadion kepada 66 personel Polri.
Ikut pula dalam kursus tersebut 10 perwakilan dari instansi terkait seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PSSI, PT Liga Indonesia Baru, serta Kementerian Kesehatan. “Semua didiskusikan dan ada simulasinya,” papar Asisten Operasi Kapolri Irjen Agung Setya Imam Effendi di Jakarta kemarin (1/2).
Dipelajari pula penggunaan aplikasi What3words yang digunakan kepolisian Amerika Serikat untuk mengidentifikasi lokasi atau stadion untuk antisipasi suatu insiden. “Tim pengajar bahkan menganalisis pengamanan (pertandingan Liga 1) di Stadion Patriot Candrabhaga (di Kota Bekasi). Hasilnya, penempatan dan jumlah personel pengaman serta standar pengamanan cukup baik,” urai Agung.
Kursus itu berlangsung sembilan hari. Para pengajarnya merupakan pakar pengamanan stadion Universitas Coventry yang juga terlibat dalam pengamanan Piala Dunia 2022 di Qatar. “Tentu, mereka memiliki pengalaman luar biasa dan kita berkesempatan untuk belajar ilmunya,” kata Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam kesempatan yang sama.
Setelah mendapat transfer ilmu, Listyo menyebut pengamanan sepak bola di Indonesia segera menyesuaikan dengan standar FIFA. Dengan peningkatan kemampuan pengamanan itu, lanjut Listyo, tragedi Kanjuruhan yang menelan korban 135 nyawa pada 1 Oktober tahun lalu tidak boleh terulang.
Para peserta yang mengikuti kursus itu bakal mengajarkan ilmunya ke seluruh personel Polri. Jadi, secara bertahap akan memiliki standar kemampuan menyelenggarakan sepak bola dengan lebih baik.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menambahkan, kursus manajemen pengamanan stadion sangat positif untuk kompetisi sepak bola di Indonesia. Menurut dia, agenda itu bisa menyempurnakan implementasi Perpol 10/2022.
“Kita harus melakukan perbaikan sesuai arahan Bapak Presiden untuk transformasi penyelenggaraan olahraga yang lebih baik. Mulai dari sisi penyelenggaraan, keamanan, manajemen pengaturan suporter, hingga penonton,” jelas mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gunawan Suswantoro menyakini, efek kursus itu mampu membuat Piala Dunia U-20 yang dihelat di Indonesia pada Mei mendatang berjalan lancar. “Nanti tinggal dikolaborasikan dengan semua polda dan perangkat lain. Tentunya harus bersinergi dengan FIFA untuk pengamanan tersebut,” tegasnya.