24.2 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Rekam Jejak Geliat Sepak Bola di Bumi Sukowati

Ksatrya Sragen Ikut Kompetisi PSSI Musim 1937

GELIAT sepak bola di eks Karesidenan Surakarta pada era penjajahan, tak hanya didominasi Persis Solo. Ada PSIK Klaten dan satu klub asal Sragen: Ksatrya.

NIKKO AUGLANDY, Solo, Radar Solo

Pada zaman kolonial belanda, Persis Solo tidak sendirian. Rupanya, ada dua klub tetangga yang ikut meramaikan kompetisi bentukan PSSI. Yakni PSIK Klaten dan Ksatrya Sragen.

“Tak banyak perjalanan tim ini (Ksatrya) yang tercatat. Tapi di kompetisi PSSI, tim ini kalah lawan Mataram (PSIM) dan (Persis) Solo. Setelah PSSI berdiri 1930, di beberapa kota muncul klub pribumi. Salah satunya Ksatrya,” ungkap pengamat sejarah sepak bola Indonesia Fery Widyatama kepada Jawa Pos Radar Solo, kemarin (25/7).

Penelurusuran Jawa Pos Radar Solo, pada 1937, ada 18 klub yang resmi jadi anggota PSSI. Di dalamnya terdapat nama Ksatrya Sragen. Pengurusnya R. Ng. Tjondrodiprodjo. Klub tersebut berdiri pada 1935.

Potongan koran berbahasa Belanda, De Locomotief terbitan 13 Desember 1935, Ksatrya Sragen didirikan empat klub. Yakni KBI, Mans, dan Persis. Tertulis juga nama pengurus yang ikut mendirikan klub tersebut. Y Tjondrodiprodjo, Siswadi, dan Sastrowidjiko.

Tjondrodiprodjo bersama Mr. Zeylman, merupakan sosok yang punya andil mendirikan Stadion Sriwedari pada 1933 silam. Dipercaya untuk membuat sistem drainase lapangan.

Sementara itu, Persis Solo dan Ksatrya Sragen sempat bersua di lapangan hijau. Tepatnya di kompetisi bentukan PSSI pada 3 September 1939. Persis yang saat ini masih dibintangi R. Maladi dan Jazid, menang telak delapan gol tanpa balas.

Sementara itu di babak awal kompetisi PSSI tingkat regional wilayah (Districtwedstridjen) musim 1941, Persis masuk Grup VI. Bersanding dengan PSIK Klaten dan Ksatrya Sragen. Persis berhasil jadi juara tingkat distrik. Setelah menang 4-0 dan seri 0-0 kontra PSIK Klaten. Sedangkan ketika meladeni Ksatrya Sragen, Persis menang telak 7-0 dan 4-0. (*/fer)

 

GELIAT sepak bola di eks Karesidenan Surakarta pada era penjajahan, tak hanya didominasi Persis Solo. Ada PSIK Klaten dan satu klub asal Sragen: Ksatrya.

NIKKO AUGLANDY, Solo, Radar Solo

Pada zaman kolonial belanda, Persis Solo tidak sendirian. Rupanya, ada dua klub tetangga yang ikut meramaikan kompetisi bentukan PSSI. Yakni PSIK Klaten dan Ksatrya Sragen.

“Tak banyak perjalanan tim ini (Ksatrya) yang tercatat. Tapi di kompetisi PSSI, tim ini kalah lawan Mataram (PSIM) dan (Persis) Solo. Setelah PSSI berdiri 1930, di beberapa kota muncul klub pribumi. Salah satunya Ksatrya,” ungkap pengamat sejarah sepak bola Indonesia Fery Widyatama kepada Jawa Pos Radar Solo, kemarin (25/7).

Penelurusuran Jawa Pos Radar Solo, pada 1937, ada 18 klub yang resmi jadi anggota PSSI. Di dalamnya terdapat nama Ksatrya Sragen. Pengurusnya R. Ng. Tjondrodiprodjo. Klub tersebut berdiri pada 1935.

Potongan koran berbahasa Belanda, De Locomotief terbitan 13 Desember 1935, Ksatrya Sragen didirikan empat klub. Yakni KBI, Mans, dan Persis. Tertulis juga nama pengurus yang ikut mendirikan klub tersebut. Y Tjondrodiprodjo, Siswadi, dan Sastrowidjiko.

Tjondrodiprodjo bersama Mr. Zeylman, merupakan sosok yang punya andil mendirikan Stadion Sriwedari pada 1933 silam. Dipercaya untuk membuat sistem drainase lapangan.

Sementara itu, Persis Solo dan Ksatrya Sragen sempat bersua di lapangan hijau. Tepatnya di kompetisi bentukan PSSI pada 3 September 1939. Persis yang saat ini masih dibintangi R. Maladi dan Jazid, menang telak delapan gol tanpa balas.

Sementara itu di babak awal kompetisi PSSI tingkat regional wilayah (Districtwedstridjen) musim 1941, Persis masuk Grup VI. Bersanding dengan PSIK Klaten dan Ksatrya Sragen. Persis berhasil jadi juara tingkat distrik. Setelah menang 4-0 dan seri 0-0 kontra PSIK Klaten. Sedangkan ketika meladeni Ksatrya Sragen, Persis menang telak 7-0 dan 4-0. (*/fer)

 

Populer

Berita Terbaru

spot_img